Epilog

56 19 0
                                    

Chenle menarik Ravella menuju ketempat indah yang baru ia temukan tadi sore. Cewek itu misuh misuh sendiri karena Chenle membawanya kegunung yang penuh dengan semak semak.

"Chenle, lo ga takut hah?! Yang lain pada jurit malam, kita doang yang kabur. Lu kaga takut kalo ntar bakal di omelin ama guru? Jangankan guru deh, parah parah ntar kita malah diikutin ama mba kunti anjir. Yok lah balik, Chennnnn"

Cewek itu mengoceh namun tangannya menggenggam erat baju Chenle, matanya juga menatap was was pada gunung yang cahaya remang remang karena penerangan hanyalah dari bulan purnama.

Chenle hanya terkekeh pelan dan menyingkap semak semak agar memudahkan Ravella lewat.

Sesampainya di puncak..

"HAAAAAH?!" Ravella menarik nafas dalam, cewek itu tercekat lalu menatap kedepan menikmati pemandangan yang terlihat.

"i-ini..." Chenle tersenyum puas lalu melepaskan pegangan tangan Ravella dari bajunya dan beralih menggenggamnya.

"gimana? Suka ga?" tanyanya. Ravella mengangguk haru dengan senyum yang mengembang.

Didepannya ada perkotaan yang bercahaya dengan langit malam gelap dihiasi bintik bintik bintang yang tak lelah berkelap kelip diatas sana. Sahutan klakson yang samar terdengar, semilir angin sejuk menenangkan membuat Ravella terpana.

Chenle terus menatap Ravella dengan lembut. Ia sudah puas menatap pemandangan itu tadi. Kini menatap kekasihnya yang masih tetap pada ekspresi kagum.

"Rav," Ravella menoleh. "hmm?" Chenle menggaruk pipinya dengan gugup. "gua.. Mau ngegombal. Mau denger ga?"

Ravella terkekeh lalu mengangguk. "oke, apaan?"

Chenle berdeham lalu menggenggam tangan Ravella sedikit lebih erat. "ekhem.. Cintaku ke kamu itu 224. 2-day, 2-morrow, and 4-ever"

Ravella tersenyum, tapi kemudian "pfftt. Anjir, Chen. Lo ga cocok ngegombal sumpah. Wokwokwokwok"

Chenle ikut terkekeh lalu melepaskan genggaman tangannya dan menjepit kepala Ravella pada ketiaknya dan menggosokkan bogemannya pada pucuk kepala cewek itu.

"bangke, dasar lu ye... Awas lu"
"WAKAKAK. AMPOOONNN"

•••

Ravella dan Chenle duduk lesehan menghadap ke arah kota. Malam kian gelap, tapi keduanya tak kunjung bosan.

"Chenle, mau foto ga?"

Cowok itu menoleh dan duduk mendekat "ayok" tapi Ravella malah menggeleng. "engga, kita foto couple gitu, mau ga?"

Chenle menatapnya bingung. Ravella tertawa lalu menyuruh Chenle berdiri dan menyuruh agar cowok itu diam. Ravella menyalakan hpnya dan membuka kamera lalu..

Ckrekk

Ckrekk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear Ravella || Chenle (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang