Chapter 20 ☘️

948 141 29
                                    

Hayiee jangan lupa vote and komen nya.
Ayo ramaikan book kali ini

~ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤~

"Karena, ucapan ku itu mutlak..."

(Name) mendorong tubuh milik lelaki dihadapannya dengan keras. Hingga punggungnya membentur dinding.

"Cepat lari!"

Tidak sampai disitu, (Name) berjalan mendekatinya, mendorong lelaki itu hingga terjungkal ke belakang tanpa rasa bersalah. Menghempaskan tubuhnya hingga jatuh mencium tanah.

"Lari, cari jalan keluar. Jika bisa cari bantuan!"

"Ah, tapi ku sarankan jangan mencarinya dan fokus saja untuk mu berlari."

"Berlari sekencang mungkin. Jangan pedulikan yang ada belakang mu!"

Tatapan berubah drastis. Tatapannya yang awalnya begitu tenang, belum genap satu detik sudah kembali menajam bak sebuah mata elang yang siap menerkam mangsanya. Kilatan matanya yang menandakan jika mode seriusnya sudah aktif.

"Kau masih mau berdiam di sana? Atau aku yang akan membuat mu pergi dari sini?"

Bayangan (Name) yang melambang sebuah iblis berkecamuk di dalam dirinya, serta menandakan jika sisi lain dari sosoknya akan keluar.

Hanya dengan melihat bayangannya saja, sudah mampu membuat mentalnya sudah ketar-ketir. Ia dapat merasa aura (Name) yang begitu kuat.

Karena tak ingin nyawanya diajak bermain dengan malaikat maut, dirinya dengan sigap berdiri dan berlari mencari jalan keluar.

Dipikirannya, ia hanya bisa berfikir untuk mencari bantuan atau tidak usah mencarinya.

Sampai dipertengahan jalan, indera pendengarannya menangkap suara jeritan yang membuatnya ngilu mendengar suaranya.

'Apa dia benar-benar yakin bisa bertarung?' batinnya ketika mengingat sosok (Name) adalah seorang gadis yang kelihatannya tidak jago dalam hal bertarung.

"Hosh...Hosh..."

Punggungnya bersandar pada dinding dengan nafasnya yang tak beraturan. Cukup dalam beberapa menit dirinya masih bisa mendengar suara jeritan dari dalam sana.

Kelopak matanya perlahan tertutup. Menikmati suara jeritan yang awalnya begitu tak beraturan serta sangat menyeramkan perlahan berubah menjadi sebuah alunan lagu.

Tunggu, ada hal yang membuat pikirannya mengganjal.

'Karena ucapan ku itu mutlak...'

Kata-kata itu terngiang-ngiang di pikirannya. Apa maksudnya dari perkataan tersebut? Apakah seorang gadis yang baru saja ia temui memerintah seperti halnya seorang raja?

Ntahlah, dari perkataannya saja dirinya sudah dapat menebak jika (Name) bukanlah sosok yang main-main dengan perkataannya.

"Apa dia akan baik-baik saja?" Gumamnya yang mulai khawatir dengan (Name) karena tak mendengar kembali suara jeritan dari dalam sana.

"Dari wajahnya, matanya dan tingginya, sepertinya aku tidak asing lagi dengannya. Dan juga, apa perasaan ku saja jika aku merasa pernah bertemu dengannya?" Tanyanya pada diri sendiri sembari memasang mode berfikir.

"Ntahlah, intinya pernah ketemu gitu aja," jawabnya sendiri.

Mengedikkan bahunya, dirinya berdiri dan berjalan masuk ke dalam untuk melihat keadaan sang gadis yang baru ia temui.

𝐋𝐨𝐬𝐭 𝐋𝐢𝐠𝐡𝐭 : 𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Onde histórias criam vida. Descubra agora