Chapter 24 ☘️

637 84 12
                                    

“Aku pikir ini adalah hal bodoh, tapi tidak ada buruknya juga memiliki banyak wajah”—Yamamoto (Name)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Aku pikir ini adalah hal bodoh, tapi tidak ada buruknya juga memiliki banyak wajah”
—Yamamoto (Name).

~ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤~

Di sebuah gedung bertingkat, nampak seorang gadis cantik bersurai hitam panjang tengah memperhatikan jalanan kota Tokyo dari balik jendela ruangan yang begitu besar.

Tepat di belakangnya, terdapat para karyawan yang berkerja di perusahaannya. Mereka semua berbaris rapi dengan kemeja serta jas hitam yang melekat di tubuh mereka.

Tatapan mereka lurus, menatap kearah sang pemilik perusahaan ini. Badan mereka berdiri tegak. Kaki mereka terbuka selebar bahu mereka masing-masing.

"Kalian sudah tahu apa yang haru kalian lakukan sekarang?" (Name) bertanya sembari membalikkan badannya dan berjalan beberapa langkah ke hadapan mereka.

Sebelumnya, ia telah memberikan instruksi kepada masing-masing karyawan dan menjelaskan apa saja yang harus mereka lakukan selanjutnya.

"Siap, mengerti!" Seru mereka dengan intonasi yang lumayan keras.

Menyatukan kedua telapak tangannya dan membuat sebuah suara tepukan tangan, (Name) kembali membalikkan badannya membelakangi mereka. "Baik, kalian boleh pergi dan fokus terhadap tugas kalian masing-masing."

"Sampai malam hari ini, tepat pada tengah malam, kalian sudah harus membereskan tugas kalian."

"Dan sampai waktu itu, saya tidak menerima keluhan apapun. Jika ada masalah, katakan kepada petugas yang bertugas di tiap tempat kalian berkerja."

"Mengerti?" Sekali lagi (Name) bertanya kepada mereka dan serempak mereka mengulang kembali perkataan mereka sebelumnya.

"Siap, mengerti!"

Berikutnya, seluruh karyawan yang ada di ruangannya pergi membubarkan diri dan mulai mengerjakan sesuai instruksi yang (Name) perintahkan.

Jika bertanya mengapa (Name) yang bertugas sekarang, jawabannya adalah karena kakaknya, Ryuchi yang sekarang berada di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.

Dan sekarang, ia harus berakhir dengan menggantikan posisi kakaknya di kantor. Lumayan berat mengurusi berpuluh-puluh karyawan yang berkerja. Tapi mau bagaimana lagi, ia harus tetap melaksanakannya.

"Penyakit apalagi yang kau rasakan sekarang nii-chan..."

"Mau sampai kapan kau terus seperti ini..." (Name) menengadah, menatap kearah langit-langit ruangan yang begitu polos dan tak bermotif.

Hanya putih polos yang ia lihat.

(Name) yang begitu bosan dan tak ada lagi kegiatan yang harus dilakukan olehnya, lantas mendorong kursi yang ia tempati pada tembok dengan kakinya, lalu menaikkan kakinya, menekuknya dan mendorongnya hingga ke permukaan tembok lagi.

𝐋𝐨𝐬𝐭 𝐋𝐢𝐠𝐡𝐭 : 𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Where stories live. Discover now