Love (KageHina)

951 93 12
                                    


Kageyama berjalan pelan dengan senyum tipis di wajahnya. Hari ini tampak bersemangat untuk hal lain selain voli. Jantungnya berdegub kencang membuat senyum tipis itu berkembang menjadi senyum malu dengan wajahnya yang memerah.

Ia tidak dapat menahan senyumnya, hingga ia membawa tangan kanannya untuk menutupi sebagian wajahnya. Kageyama tampak seperti orang yang sedang jatuh cinta. Tidak, dia memang lagi jatuh cinta. Kageyama akhirnya menyadari perasaanya terhadap Hinata Shoyo, partnernya dalam voli.

Kageyama yang menyadari bahwa ia telah jatuh pada pesona Hinata, akhirnya membuat keputusan untuk menyatakan perasaannya pada Hinata, karena itu lah ia berjalan sambil tersenyum malu sekarang ini.

Ia berjalan untuk menuju kelas Hinata, mengajak pemuda kecil itu untuk berjalan bersama dengannya ke ruang olahraga. Langkahnya terhenti ketika ia melihat sosok Hinata yang baru keluar dari dalam kelasnya.

"Oi, Hinata!"

Sapaan Kageyama membuat Hinata menoleh kemudian tersenyum lebar, "Oiii, Kageyama!" sapanya balik.

Masih dengan senyumnya yang tidak dapat di kontrol, Kageyama mendekati Hinata namun Hinata malah memasang wajah waspadanya dan berjalan mundur.

"K-k-kenapa kau tersenyum seperti itu? kau merencanakan sesuatu?" Hinata berucap takut, ia memasang posisi siap melawan.

Kageyama menutup mulutnya dengan tangan kanannya, 'Gawat, aku tidak dapat mengontrol senyumku'.

Lama Kageyama terdiam membuat Hinata berhenti memasang wajah waspada kemudian digantikan dengan wajah khawatir, "Kau tidak apa-apa, Kageyama?"

Hinata yang semakin mendekat malah membuat senyum Kageyama semakin melebar, Hinata bersiap untuk mundur sebelum Kageyama menarik tangan Hinata dan berlari menjauhi kelas.

"Oi, Kageyama. Kau kenapa?" tanya Hinata heran namun kakinya tetap berlari mengikuti Kageyama.

Kageyama semakin mengeratkan pegangannya pada tangan Hinata, "Ikuti saja!" perintahnya membuat Hinata hanya diam. Agak lama mereka berlari, mereka akhirnya berhenti di belakang ruang olahraga tempat mereka latihan voli.

Nafas Hinata dan Kageyama terengah-engah, keduanya memegang dada masing-masing mencoba untuk mengatur agar nafas mereka kembali normal.

"Kenapa sih?" tanya Hinata geram. Kageyama kemudian menatapnya lekat-lekat, membuat Hinata meneguk ludahnya gugup. "K-kenapa?"

"Jadilah pacarku." Kageyama mengucapkannya tiba-tiba membuat badan Hinata membeku.

Melihat tidak adanya respon dari Hinata, Kageyama mengulang ucapannya, "Aku menyukaimu, Bodoh. Jadilah pacarku." Kali ini dengan suara yang tegas.

Hinata kemudian tersadar dan menatap Kageyama dengan tampang bodohnya, "Jangan bercanda seperti ini, bakageyama!"

Kageyama kemudian menyandarkan Hinata ke dinding, kedua tangannya ia letakkan di samping kepala Hinata. Kabedon.

Tatapan yang biasanya datar kini tampak malu-malu, "Aku tidak bercanda. Jadilah pacarku."

Ini sudah ketiga kalinya Hinata mendengar ajakan Kageyama, berarti Kageyama serius. "Maaf, Kageyama. Aku -"

Ucapannya terhenti karena tiba-tiba mulutnya dibungkam oleh mulut Kageyama. Karena Hinata yang kaget mudah bagi Kageyama untuk menjelajah mulut Hinata dengan lidahnya.

"hmmhhh." Hinata memberontak, Kageyama meletakkan lututnya diantara kedua kaki Hinata, kedua tangannya menahan kepala Hinata untuk tetap tenang.

Hinata mulai lemas, ciuman antara ia dan Kageyama cukup lama sehingga ia kekurangan pasokan oksigen. Menyadari hal itu, Kageyama melepaskan ciumannya. Keduanya mengatur nafas. Hinata menatap tajam Kageyama, "A-apha yang khau lahkukhan Kagehyamah?" masih dengan nafas yang tersendat-sendat, Hinata melemparkan pertanyaan pada Kageyama.

Love in Haikyuu!!Onde histórias criam vida. Descubra agora