36. Broken

80 23 0
                                    

Aku bisa menerima perlakuan kasar tapi sebuah pengusiran membuatku hancur. –Alana

~~~

Alana berjalan sendirian di sebuah taman luas. Atensinya tertuju kepada perempuan berambut panjang dengan dress putih di bawah lutut duduk di bangku panjang membelakanginya.

"Kak Anna...," panggil Alana pelan.

Perempuan itu menoleh menghilangkan keraguan Alana. Pandangan mereka bertemu dan tidak ada sepatah kata yang keluar untuk beberapa saat. Keduanya saling terdiam.

"Kak Anna!" Alana langsung menghambur ke pelukan kakaknya.

Anna tampak terkejut mengetahui keberadaan Alana bersamanya. Tangannya membelai lembut rambut adiknya. Apa yang membawa Alana sampai ke tempatnya berada?

"Kakak rindu kamu, Alana!"

"Alana juga rindu Kak Anna!"

Alana menguraikan pelukan agar dapat menatap wajah Anna. "Kakak jangan nangis! Alana udah di sini Kak!" ujar Alana menghapus jejak air mata Anna.

"Kamu tumbuh besar tanpa Kakak. Kamu tambah cantik, Adik kecilku."

"Kak Anna juga tumbuh dewasa dan tambah cantik!" Alana kembali memeluk Anna.

Letupan penuh haru tidak dapat mereka bendung. Air mata bahagia menambah syahdu pertemuan kakak-beradik itu. Rindu yang membunuh perlahan berurai sembuh dengan sebuah pertemuan.

"Bagaimana keadaan kamu? Baik-baik aja 'kan, Dik?" tanya Anna menuntun Alana duduk di bangku.

"Lebih baik dari sebelumnya setelah ketemu sama Kakak! Aku senang banget bisa ngobrol lagi! Bareng sama Kak Anna lagi!" Binar bahagia jelas terpancar di wajah Alana. Ia tidak mengira akan bertemu Anna secepat ini. "Kabar Kakak gimana setelah tinggal di sini?"

Anna tersenyum teduh. "Kakak bahagia di sini. Kakak baik-baik saja seperti yang kamu lihat." Bagaimanapun Anna hanyalah manusia biasa. Terkadang merasa kesepian tingal jauh dari keluarga. Kini telah berbeda alam pula. "Saat Kakak rindu rumah tapi gak bisa berbuat apa-apa," lanjutnya melirih.

"Kak..."

"Kabar Avia, Mama, sama Papa gimana? Mereka sehat dan bahagia 'kan?" tanya Anna antusias kembali mengulas senyuman.

"Ya, mereka sehat semua. Mereka bahagia juga rindu sosok Kak Anna. Kepergian Kak Anna amat membekas sampai sekarang." Alana menjawab dengan lugas. Dan akulah penyebabnya yang pantas mendapatkan ganjaran. Everything so complicated, lanjut Alana dalam hati.

"Alana bisa ketemu Kak Anna karena koma."

"Maksud kamu?" tanya Anna tidak mengerti.

"Alana sama Avia kecelakaan. Untungnya nyawa kami berdua bisa terselamatkan. Luka-luka kami cukup serius. Mungkin Avia juga akan ketemu Kak Anna."

Perbincangan terus berlanjut dari hal spele hingga serius. Alana dan Avia tertawa bersama ketika sesuatu mengandung humor. Tak lupa Alana bercerita hubungannya dengan Arlyn yang disambut baik oleh Anna. Mereka berjalan di hamparan rumput yang asri disuguhkan pemandangan bukit dan danau biru kehijauan yang cantik.

Kakak beradik itu menikmati kebersamaan. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Sampai di sebuah jembatan yang menghubungkan dua alam yang berbeda keduanya harus berpisah.

"Jaga diri kamu, Lan. Jangan menanggung beban dan sesak terlalu lama. Lepasin aja. Kakak selalu ada di hati kamu. Dan Kak Anna yakin kalau Alana bisa melewati semuanya."

Complicated Inside [END]Where stories live. Discover now