16. Amarah Itu

114 35 2
                                    

HAPPY READING!

Jangan lupa klik bintang loh ya

***

Tak banyak yang dapat dilakukan saat semesta menghukum. Melawan, menjerit pun tidak akan didengar. –Alana

~~~

Setelah selesai mandi.

Arlyn duduk di tepi ranjang, mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Cowok itu memakai baju rumahan, kaus dan boxer.

Arlyn tak sengaja melihat ponselnya menyala, pasti ada sebuah pesan. Dia sengaja mode hening karena tidak suka berisik. Tangannya membuka kunci layar, mendapati pesan dari Alana. Seulas senyum tertarik begitu saja.

Alana:
Arlyn, udah pulang dari rumah Aldi?

Arlyn:
Udah. Cuma ngambil oleh-oleh doang.

Alana:
Isinya apa?

Arlyn:
Gak tau belum dibuka.

Alana:
Buka dong pengen lihat nih.

Selekas Arlyn bermain bersama Alana, cowok itu ke rumah Aldi. Mengambil oleh-oleh yang dibawakan ibunya Aldi dari Negeri Paman Sam. Arlyn tak keberatan untuk mengambilnya saat matahari sudah terbenam.

Ia bangkit mengambil hadiah berada di meja saat kembali sebuah panggilan video masuk dari Alana. Arlyn langsung menggeser tombol hijau.

"Halo, Arlyn!"

Suara ceria itu langsung menyapanya dna memintanya segera membuka kotak dari ibunya Aldi.

Berkat Alana cowok itu tidak terlalu memikirkannya perdebatan dengan Vano tadi. Alana mengisi kesepian malamnya.

~~~

Alana memasuki rumahnya yang sepi. Di luar langit sudah gelap. Menandakan malam. Firasatnya mengatakan bahwa Sisca sudah pulang. Menghela napas panjang, menaiki tangga, menyiapkan raga atas apa yang akan terjadi.

Baru ingin membuka pintu kamar, suara Sisca menginterupsinya. Terdengar jelas akan ada atmosfer kemarahan.

"Heh! Dari mana saja kamu?"

"Pulang jam tujuh!"

Alana berbalik badan, memandangi mamanya, dua meter di depannya. "Ta-tadi aku habis main." Kejujuran pasti akan mendatangkan sesuatu. Lagipula jujur atau tidak, Sisca tetap saja akan memarahinya.

"Apa kamu bilang? Ulangin sekali lagi!" Tatapan Sisca cukup membuat Alana takut.

"Aku habis main."

Sisca yang mendengar itu langsung tertawa sinis. "Main? Itu kamu bilang? Dasar emang gak tahu diri ya! Udah mending diurusin malah main seenaknya!"

"Emang kamu pikir saya gak capek gitu buka toko? Sedangkan kamu malah enak bermain-main sampai lupa tugas kamu di rumah!"

"Apa mau kamu? Dikira kamu bebas di rumah sendiri gitu!?"

Complicated Inside [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon