III

1K 200 18
                                    

Sasuke melempar kepala kuning jabrik milik Naruto dengan sikat yang baru saja ia gunakan untuk menyikat dinding kamar mandi. Untung saja ia masih berbaik hati melemparkan dengan sikat dinding, bukan sikat kloset.

"Apa-apaan kau?" Protes Naruto melotot horor melihat sikat penuh busa itu.

"Kau yang apa-apan! Kenapa malah bersantai saja disana!" Tegur Sasuke ketus.

Naruto menatap Sasuke malas. "Kau tak ingat ya, dihari pertama aku mengerjakan semua sendiri. SENDIRI!"

"Dan kemaren aku mengerjakan semuanya nyaris sendiri." Balas Sasuke tak mau kalah.

"Tapi aku menemani mu." Naruto masih tak mau kalah.

"Waaah... Kerja kalian bagus sekali..."

Sasuke dan Naruto serentak menoleh kesumber suara yang sudah sangat mereka kenali.

"Sakuraaa.." Sapa Naruto ceria. Buru-buru ia mengambil sikat yang tadi dilemparkan Sasuke.

"Kau datang?" Sapa Sasuke sambil lalu. Pria raven itu melanjutkan lagi pekerjaannya.

"Cuma kalian berdua?" Tanya Sakura memandang berkeliling. Tak melihat anggota basket yang lain.

"Aa.. Karena ada orang bodoh yang dengan sukarela menyerahkan diri."

"Sasuke! Itu semua karena kau, tau..." Protes Naruto tak terima.

"Tutup mulut dan lakukan tugasmu." Sahut Sasuke datar.

"Cih... Aku memang akan melakukannya tanpa kau suruh. Aku bahkan bisa melakukannya lebih cepat dan lebih bersih!"

Sasuke memutar bola matanya, enggan membalas perkataan Naruto. Laki-laki itu hanya menggesek permukaan wastafel. Naruto yang tak mau kalah menggeser Sasuke dan membersihkannya lebih cepat.

Sasuke menendang kaki Naruto sebelum pindah mengambil sikat kloset. Naruto yang tidak terima balik memukul bahu Sasuke menggunakan sikat yang tadi dilempar laki-laki itu.

"Kaauuu... lihat! Baju ku jadi kotor!"

"Siapa yang lebih dulu melemparkannya padaku tadi?"

Sakura mengerutkan dahinya melihat pertengkaran mereka. "Kalian mau berkelahi sampai kapan?" Potong Sakura sebelum Sasuke sempat membalas perkataan Naruto.

Kedua sahabatnya itu saling menatap tajam sebelum kembali membersihkan bagian masing-masing.

"Bagus.. Kerjakan dengan cepat, lalu langsung pulang... Aku duluan ya..." Kata Sakura sebelum berbalik.

Begitu Sakura tak terlihat lagi, Sasuke dan Naruto bertatapan lalu kompak membuang peralatan yang mereka pegang.

"Sakura tak akan kembali, kan?" Tanya Naruto.

"Aa..." Sasuke yang hafal dengan jadwal gadis merah muda itu membenarkan.

"Bagaimana kalau kita mengunjungi paman teuchi?"

"Bodoh... Sakura pulang lewat sana."

"Ah, benar..."

"Kita ke rumah Sai saja... Dia punya kaset game baru."

Mata Naruto berbinar bahagia mendengar usul Sasuke. "Ayooo..." Katanya semangat merangkul Sasuke untuk segera pergi dari sana.

Sementara itu, Sakura yang sedang mengerjakan tugas harus terganggu dengan getaran dari ponselnya.

Kau tidak lupa janjimu kan? -Sasuke-

Sakuraaa.. Jangan lupa besok siang.... -Naruto-

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang