24. Uang Jajan

1.6K 202 6
                                    

When we live in the world that is very unjust, you have to be a dessident.
-Nawal El Saadawi

"Loh Dok, itu kenapa lehernya?"

Suara Siska kedengeran radius 10 m. Tampangnya yang sok dramatis itu bertengger di balik meja nurse station, memandang secara epik pada objek yang berada di hadapannya meski terhalang meja.

Mata ini sedikit menyipit, memastikan objek yang dipelototin Siska. Itu Lian? Fix, iya, dan gue belum rabun buat ngelihat. What? Kata-katanya semalem yang nolak gue buat nebeng bahkan masih bergema di telinga, "kita beda shift, gue males." Setelahnya dia puter kemudi, pergi dari basement apartmen. Terus dia sekarang nongol di RS pkl. 07.00 WIB, tepat di hadapan gue. Kampret gak tuh?

Pengen nyembur pakek air aki tapi itu muka ganteng amat yak? Sekilas gue lihat emang ada 2 luka di kiri-kanan lehernya yang berwarna biru. Bentar, gue mikir dulu.

1 detik
2 detik
3 detik

Ow-me-gat. Itu bekas cekikan gue semalem?

"Habis dicekik Pipiot."

Jawab Lian akhirnya pada Siska sambil sedikit tersenyum.

"Pipiot itu pakek sihir. Sejak kapan dia suka manual?"

Timpal gue pada akhirnya setelah berhenti di depan meja nurse station. Mana terima gue yang cantik nan bahenol ini disamain sama Pipiot yang kemana-mana naik sapu.

"Mbak Airy sehat?"

Siska sedang tanya atau memastikan, hah? Penekanan di kata terakhir itu kayak punya maksud implisit "Mbak Airy masih waras kan?" . Siska mandangan gue dari ubun-ubun sampek jempol kaki, 1x, 2x, 3x. Kenapa sih?

"Gue sehat lahir batin."
"Tumben feminim."

Ha? Gimana-gimana, Sis? Feminim? Gue? Emang penampakan gue tiap hari gimana? Maskulin? Atau maco?

Gue cermati penampilan gue hari ini. Turtle neck lengan panjang yang lengannya gue lipat sampai bawah siku, rok midi jeans potongan 3/4, di bawah lutut. Sepatu-sandal yang mirip slop, tote bag dan jam tangan di tangan kiri. Ada yang salah?

"Tumben jadi cewek Ry."

Mbak Heni yang baru datang ikut menimpali sebelum kemudian masuk ke nurse station. Orang-orang pada kenapa sih?

Sekali lagi gue perhatiin ini penampilan. Saat gue menyimpulkan emang gak ada yang salah dari badan dan pakaian yang gue kenakan, gue memergoki Lian yang ternyata dari tadi ikut meneliti penampilan gue diam-diam.

Alis gue terangkat satu mendapati tatapan Lian yang gak bisa diartikan. Gue ngerasa dikuliti. Rasanya kayak sidang skripsi ulang dan harus ganti judul.

"Ehm.."

Lhah, kenapa jadi Lian yang berdehem dan belagak salting?

"Ai, Ikut ke ruangan gue bentar!"

Gue beneran mau disidang?

Setelah ngisi presensi sidik jari dan manual gue ngibrit ke ruangan Lian. Gak ingin berfikir macam-macam dan ingin segera hengkang dari hadapan Siska yang mulai cekikikan mengejek.

"Ada apa Yan?"

Todong gue tanpa sabar setelah menutup pintu ruangan.

"Lo mau uang jajan tambahan gak?"
"Lo mau gue jadi kupu² malam? Tapi ini masih pagi Yan."

Semburan gue yang tanpa koma mendapat pelototan Lian. Salah apa coba? Kan dia bilang uang jajan, ya kesimpulan gue selain jadi kupu² malam ya jadi sugar baby lah. Maafkeun otak gue yang terlalu pintar ini.

Spesialis ObgynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang