45.Suami Tetangga

1.1K 128 4
                                    

GAK TAHU KENAPA, WP KU ACAK ADUT URUTAN PARTNYA KADANG JUGA ADA YANG HILANG–MUNCUL KEK DO'I. PADAHAL UDAH AKU UPDATE. TEMEN² ADA YANG PERNAH GITU? COMENT YA KALAU ADA YANG TAHU CARA NGEBENERINNYA! THANKS

*****

Kaos warna abu-abu muda dipadukan dengan rok pensil hitam agaknya gak buruk. Akhirnya Gue pakai kaos Lian yang warna itu. Bukan terlalu pilih-pilih tapi kaos itu yang paling mudah diambil. Setelah siap Gue keluar menuju sofa.

"Lama banget, Lo mupeng ya lihat CD Gue?"

Tak
Tak
Tak

Suara telenan yang beradu dengan pisau terdengar. Gue gak merespon pertanyaan Lian dan memilih berbaring di sofa. Keluar dari pemandangan CD warna pelangi membuat kantuk Gue kembali lagi. Aroma gurihnya butter tercium, menjadi pengantar tidur.

Suara samar-samar orang berbicara terdengar di telinga. Perlahan Gue membuka mata dan mendapati tv yang menyala sedang menampilkan berita. Agaknya volume tv dibuat sekecil mungkin dengan sengaja. Mengedarkan pandangan di sekitar dan mendapati Lian tengah duduk membelakangi Gue, di bawah beralaskan karpet bulu tidak jauh dari kaki Gue. Dia tengah sibuk dengan camilan kacang mix di toples sambil melihat tv.

Setelah nyawa terkumpul, perlahan Gue bangun dan tersadar kalau ternyata setengah tubuh Gue terselimuti. Lian yang nyelimuti Gue?

"Yan, minta!"

Lian menengok ke arah Gue sambil menyodorkan toplesnya. Berbagai kacang-kacangan ada di toples. Almond panggang, kuaci kupas panggang, biji labu panggang, kacang mede panggang dan ada kismis kering juga. Edisi camilan sehat yang menguras kantong.

"Gue ambilin makan aja ya? Dari pada Lo ngabisin almond nya doang."

Hihihi... Gue nyengir ke Lian, pasalnya emang dari tadi yang Gue makan cuma almond nya doang yang lain kurang suka. The picky eater, penyakit anak balita–MPASI yang menjangkit ke Gue.

"Dipanasin dulu apa gak?"

Kok tiba-tiba Gue sungkan sendiri ya?
Pinjem kaos, molor, minta camilan, dikasih makan. Sederet ketidakmaluan Gue.

"Gak usah."

Tambah ngerepotin. Kalau Gue masih minta dipanasin berati gak tahu diri.

Sepiring bbq chicken steak lengkap dengan potato wedges dan sayur terhidang di hadapan Gue. Oh jangan lupa segelas air putih di sampingnya.

Gue memilih duduk di bawah menikmati makanan dengan tenang sedang Lian duduk di sebelah Gue menikmati camilannya.

"Yan..."
"Hm."
"Lo punya nasi gak?"
"Ai, Lo kagak makan berapa hari sih?"
"Gue masih laper, lauknya juga masih banyak, sayang kalau gak dimakan pakek nasi."
"Ambil sendiri gih!"

Dengan semangat Gue mengambil nasi di dapur. Harum nasi langsung menyeruak ke hidung kala penanak nasi Gue buka.

"Gue jarang masak Yan. Tadi pagi aja Gue cuma beli roti, selesai urusan poli di kasih pisang sebiji sama dr.Sutrisno, terus makan bakpia 2,5 biji dari Lo."

Curhatan bak anak malang Gue sampaikan ke Lian sambil jalan dari dapur ke depan tv. Niat hati pengen duduk sila eh Gue inget kalau pakai rok pensil, fix ribet.

"Ck... tutupin kaki Lo!"

Selimut yang tadi ada disofa bekas Gue pakek diseret Lian sampai di samping Gue.

"Mupeng ya Lo, lihat betis Gue?"

Goda Gue tanpa tahu malu.

"Polusi mata."

Tidak ambil pusing dengan tanggapan Lian, Gue kembali sibuk dengan bbq chicken steak yang ternyata cocok dengan nasi. Sedang Lian fokus ke camilan dan tv serta sesekali menegak minuman dari gelas yang sama dari Gue. Apakah Gue jijik? Jelas tidak. Karena bahkan Gue/ dokter lain sering melewati hal yang lebih menjijikan dari sekedar minum dari gelas yang sama dengan lawan jenis.

Spesialis ObgynWhere stories live. Discover now