Pertemuan kembali

41 4 0
                                    

Sakit, itulah yang ia rasakan saat mencoba membawa tubuhnya ke kamar mandi
" Ssstttt..... Kurang ajar sekali, menyebalkan, bodoh, gila .... Apa mereka tidak tau jika mengurus tubuh ini tidaklah mudah tapi lihatlah mereka malah melukis ditubuhku dengan tangan kotor mereka............"
Keluh nya tak berhenti dari mulai ia memasuki kamar mandi, memakai baju, sampai..
BRAKKK.......

Suara pintu kamar dibuka tanpa elitnya
" Adik kurang ajar, dimana jaket hitam kesukaanku ??"
Ujarnya tanpa mempedulikan sekitarnya

" Bodoh!"

" Siapa yang bodoh?, Kalau kau tidak meminjam jaket ku sembarangan, maka hari ini kita damai "
Kesalnya sambil terus bergerak mengelilingi kamar itu

" Kasara??, Ngapain ??
Jengah Basara melihat kelakuan saudaranya.

" Nyari jaket yang kau pinjam, dimana?"

"  kubuang "
Tegas Basara sambil berlalu hendak keluar sebelum

" Buang?, Apa - apaan... Dasar adik bodoh, main buang aja "
Murka Kasara mencengkram bahu sang adik

" Sstt.... Rusak "
Sedikit meringis, karena jujur saja itu tepat mengenai salah satu dari beberapa lukanya

" Kau kenapa ?"
Cemasnya, meskipun Kasara sering memarahi atau menggumpati adiknya itu tetap saja ia sangat menyayangi adiknya,... Atau bisa dikatakan itu adalah salah satu cara agar lebih dekat dengan sang adik yang kelewat dingin

" Bukan urusanmu "

" Yaguruya "
Satu timpukan dari benda keras bernama kunci mendarat di dahi mulus itu, sebagai jawabannya

" Bodoh!!, Namamu juga Yaguruya "

" Hehehe,... Sorry, jadi kenapa ?"

" Dijebak"

" Sama?"

" Gak kenal"

" Mau cari tau bareng siapa dalangnya ?"

" Gak penting "
......

" YAGURUYA KASARA, YAGURUYA BASARA APA KALIAN TAK INGIN MAKAN??"

Teriak sang nyonya rumah, sontak saja hal itu membuat 2 saudara kembar mempercepat langkahnya, atau lebih tepatnya hanya sang putra sulung karena sang adik tetap berjalan santai menuju ruang makan.

Mereka ber-4 duduk khitmat menghayati setiap rasa yang menyeruak didalam mulut mereka

" Selesai! Duluan !"
Ujar Basara sambil bangkit dari tempat duduknya, melenggang pergi menjauh dari meja makan tentu saja setelah mencium sang ibu seperti biasa.

" Aku juga selesai.. duluan !!"
Susul Kasara setengah berlari tentu juga setelah mencium sang ibu.

Sementara sang ibu dan ayah hanya dapat tersenyum miris melihat sikap anak bungsu mereka, tapi itu masih tergolong sangat baik bagi mereka daripada tidak sama sekali.

Sampai didepan rumah Kasara langsung saja menghadang motor Basara

" Ada apa ?"

" Kenapa naik motor ?"

" Terus, jalan kaki !"

" Naik mobil dengan ku, "

" Gak "
Mendengar respon seperti itu terlampau biasa, ia hanya tersenyum lalu secepat kilat menyambar kunci motor yang sedang bersemedi menjalankan tugasnya itu.

Yang mana langsung mendapat tatapan tajam dari sang pemilik.

" Ikut denganku naik mobil, atau aku yang bawa motornya ?"

KENKODove le storie prendono vita. Scoprilo ora