O1 | Hujan Di Siang Hari

2.2K 432 30
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Hujan di siang hari, Jinan nampak berdiri di depan bangunan kos karena terjebak tetesan air yang jatuh. Pemuda satu itu gak bisa pergi ke kampus, padahal jam kuliah terhitung udah kurang dari satu jam lagi.

Mendung mendadak datang, membuat orang orang tanpa persiapan seperti dirinya jadi gak bisa berbuat banyak selain menunggu hujan reda.

Kamarnya terletak di lantai tiga, tentu alasan yang cukup untuk membuat Jinan merasa malas kembali ke atas guna mengambil sebuah payung. Alhasil di sinilah dia berakhir sekarang, berdiri selama tiga puluh menit dengan kedua telinga tersumpal earphone hitam miliknya.

"Kayaknya hujan udah mulai reda. Bagi yang harus beraktifitas di luar rumah, tetap jaga kesehatan, perbanyak mengkonsumsi vitamin dan tetap semangat menjalani hari."

Mendengar suara penyiar dari radio frekuensi 105.1 yang sering ia putar, Jinan lantas mendongkakkan kepala guna melihat cuaca saat ini. Dan benar saja seperti yang dikatakan barusan, rintik hujan memang udah mulai berhenti.

Membenarkan letak tali tas di pundak, lelaki berpipi gembil itu lantas mengulurkan tangan ke depan, menadahkan telapaknya ke atas lalu celingukan ke kiri dan kanan, mulai mengamati orang orang yang kembali menyusuri trotoar jalan setelah lama berteduh di bawah atap bangunan.

Sembari keluar dari aplikasi radio, sosok menggemaskan itu lantas beralih membuka spotify guna memutar lagu secara online. Memang lebih mudah dan bisa memilih musik apa yang ingin didengar, namun ada satu dan dua hal gak penting yang membuat Jinan mempertahankan radio FM di ponselnya.

"Stressed out
Feelin' lost and i don't what to do now
What i chose ain't really gonna work out
Fallin' six feet underneath the floor now
Think i'm gonna tap out..."

Lagu Skeletons dari Keshi menjadi pilihannya. Sembari melangkahkan kaki menuju halte bis terdekat, Jinan sibuk menyenandungkan nada dari bilah tipis nan ranumnya.

Untuk alasan yang gak jelas, Jinan mendadak terpikirkan mengenai alasan konyol kenapa ia menjadi pendengar setia di salah satu channel radio. Sangat sederhana, karena remaja satu itu menyukai penyiar yang selalu on air di jam 21.00 - 24.00, tiap senin sampai jumat.

Bukan dalam ranah asmara tentu saja, Jinan bahkan gak tau bagaimana rupa sosok yang menemani waktu beristirahatnya. Ia hanya sebatas tau jika pemuda tersebut bernama Gandhi Arselino.

Pribadi yang menyenangkan, caranya membawakan acara, intonasi ramah dan kadang motivasi unik yang baru pertama kali Jinan dengar. Semuanya gak muluk muluk, membuat Jinan benar benar kagum pada Gandhi.

Dulu ia sempat keceplosan di segmen Seratus Persen Curhat, kelepasan menceritakan hal memalukan namun beruntung Gandhi memberi respon yang baik, bahkan mereka tertawa bersama kala itu. Kasian pendengar yang lain, mungkin mereka cukup terkejut ketika mendengar gelak tawa keras di malam hari.

Jinan mengidap insomnia entah sejak kapan, namun sekarang gangguan tidur itu gak terlalu terasa menyebalkan semenjak ia gak sengaja mendengarkan salah satu siaran radio ketika dalam perjalanan pulang.

Dan begitulah, berminggu minggu menanti lagu lagu Indonesia yang terputar dari sana, sesekali pemuda menggemaskan itu akan ikut berinteraksi dengan Gandhi ketika pendengar dipersilahkan menghubungi kontak radio.

Menyenangkan, perkenalan yang bermula dari sebuah nama lalu akrab karena suara.

Menghindari satu persatu genangan air, gak terlalu lama akhirnya Jinan sampai di sebuah halte bis dengan beberapa tetes air yang jatuh membasahi tempat duduk. Gak sedikit paku karatan yang terpasang di atap halte telah menghilang, menyisakan lubang kecil yang merepotkan.

Ting!

Mendengar suara notifikasi dari earphone, buru buru Jinan mengecek ponsel, harap harap cemas semoga aja yang menghubunginya bukan Arsa dengan membawa kabar kalau dosen udah sampai di kelas.

"Nomor gak dikenal?"

Keningnya menyerngit samar, merasa kebingungan dengan kontak gak tersimpan yang mendadak mengirimkan pesan.

Tanpa pikir panjang karena mengira chat tersebut penting, Jinan lantas membawa jari mungilnya untuk mengetuk bagian atas toolbar.

08523902xxxx

Aristya Jinandra?

Pesan pertama yang cukup aneh.

Aris J.

Iya, kenapa?

Tanpa sadar karena rasa penasaran, Jinan menunggu pesan balasan. Remaja satu itu lantas iseng membuka foto profile si stranger demi mendapat informasi lebih. Namun sayang sekali semua itu berujung sia sia.

Profilnya berupa foto dari belakang, display name juga tidak terisi sehingga lelaki berpipi gembil itu gak bisa mengenali sama sekali siapa yang menghubunginya kini.

Ting!

Suara notifikasi kembali terdengar bersamaan dengan bis yang datang. Gak mau ketinggalan tumpangan, Jinan lantas memilih berjalan sembari bermain ponsel, ia hanya ingin memastikan siapa sosok asing barusan.

08523902xxxx

Haha untung gak salah orang

Langkah Jinan sontak berhenti ketika melihat chat barusan. Gak cukup sampai di sana, pesan lain pun kembali muncul.

08523902xxxx

Save back nomorku, Gandhi

Gandhi? Gandhi Arselino?

Belum sempat mengetikkan balasan, suara pintu bis yang mau ditutup telah lebih dulu menyita perhatiannya. Jinan langsung membolakan mata, buru buru beranjak masuk lalu mencari satu bangku kosong.

Gak tau kenapa, senyum seketika merekah di bilah tipisnya. Baru saja lelaki manis itu hendak mengecek pesan dari sosok yang mengaku bernama Gandhi, namun sayang sekali spam chat dari Arsa kembali mengalihkan fokusnya.

Arsa Wijaya

Ris, kamu dimana anying?

Lima belas menit lagi dosen bakal sampai

"Anying."

Ah sial, kepanikan siang itu membuat Jinan sedikit lupa perihal Gandhi.

Ah sial, kepanikan siang itu membuat Jinan sedikit lupa perihal Gandhi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Holaa...ini ff ringan ya, alurnya sederhana dan cukup mudah ditebak. Tiap chapter isinya gak sampe 1000 word. Ya bisa dibilang fanfic singkat versi aku 👉👈😗

Tertanda, 26/10/2021

Bee, boker tapi laper

Radio FM [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang