Hadiah Terakhir Jisung [Bonus Chapter]

263 37 1
                                    

06

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

06. Sebelum dia pergi, dia menyempatkan untuk membeli sebuah hadiah untukku. Sebuah hadiah yang sangat indah. Dan juga merupakan salah satu kenangan yang tak akan pernah terlupakan.

"Ji, aku merindukanmu..."

"Park Jisung yang terkenal menyebalkan dan bodoh, aku sangat merindukan sosokmu. Aku merindukan senyumanmu. Aku merindukan semua tentang dirimu."

"Jiji, Lele-mu kesepian di sini. Tidak ada yang bisa membuat Lele-mu bahagia. Semuanya terasa hampa, Ji."

Balkon. Chenle berada di balkon kamarnya.

Chenle sedang duduk di temani dengan secangkir cokelat hangat buatannya. Semanis apapun cokelat hangatnya, tetap saja rasanya hambar. Rasanya pahit dan tidak enak.

Semenjak kepergian Jisung, hidup Chenle kembali dipenuhi dengan kegelapan dan kesuraman. Chenle memang hidup, tapi rasanya seperti tak hidup. Chenle merasa ia seperti sudah tiada. Tidak ada yang bisa dilakukannya, selain merindukan sosok lelaki-nya.

Jisung membawa pengaruh besar ke dalam kehidupannya. Entahlah, Chenle merasa kalau Jisung adalah sosok yang tepat untuknya, untuk hatinya dan untuk hidupnya. Kekuatan Jisung selama menyimpan rasa sakit itu membuat Chenle mengagumi sosok yang memiliki mata indah itu.

Ajakan Shotaro untuk melakukan aktivitas sehat di pagi hari saja Chenle langsung menolaknya. Salah satu kebiasannya yaitu menganggu Shotaro, kini tidak ada lagi. Ia lebih banyak diam selama ini. Diam dalam artian yang sebenarnya.

Setiap saat, Chenle selalu berada di rumah. Murung, bersedih dan menangis adalah hal yang sering atau bahkan setiap hari ia lakukan. Tidak ada tawa, candaan ataupun senyuman yang memenuhi wajah manis itu. Itu semua sudah menghilang sejak kepergian Jisung.

Kembali lagi pada Chenle, yang saat ini sedang menatap langit malam di atas sana. Bintang yang paling terang itu belum muncul. Jisung-nya sama sekali belum terlihat.

"Chenle."

Ada seseorang di belakang sana yang sedang memanggil namanya. Chenle menoleh dan mendapati Jaemin yang tersenyum tipis.

"Hyung, kemarilah."

Jaemin melangkah menghampiri Chenle lalu duduk di kursi di samping lelaki manis itu. Wajah itu terlihat menyedihkan, kedua mata itu sembab, dan kantung matanya terlihat menghitam.

Jaemin yakin Chenle benar-benar tidak tidur tepat waktu. Dan satu hal lagi, tubuh Chenle terlihat sangat kurus. Chenle juga melupakan waktu makannya.

Dandelion [ChenJi | JiChen]✓Where stories live. Discover now