13. Misi dan Penyamaran

75 20 2
                                    

HAAIII LONG TIME NO SEEE!! GIMANA KABARNYA

Karena udah lama nih aku ga up cerita ini boleh dong aku mau cek sound dulu yaa

Kalian baca cerita ini Tanggal berapa?

Hari apa?

Jam Berapa?

SPAM RANDOM COMMENT DISINI!!!

Thankuuu buat responnya, met baca <3

–––

"Akan selalu ada celah atas kegagalan pada setiap rencana yang telah dirancang sedemikian rupa."

–––

Pagi ini Farrel dan Davin mulai melaksanakan misinya. Seperti yang sudah direncanakan, kedua cowok itu sudah berada di wilayah yang seharusnya tak mereka injak. Di depan gerbang SMA Nusa Bangsa.

"Vin gimana udah aman?" Tanya Farrel ragu-ragu.

Davin mengedarkan pandangannya dari depan gerbang sekolah tetangganya itu. "Aman, udah pada masuk kelas semua," dia mengacungkan jempolnya.

"Gue jaga di depan gerbang sini yah," ujar Davin ketika Farrel hendak masuk.

Farrel mengerutkan keningnya, "Lah gimana ceritanya? Tar kalo gue ketauan di dalem gimana?" 

"Justru itu, gue bakal bantuin lo kabur lagi lewat depan gerbang, gue bakal mastiin gak ada anak Ganuban dateng dari depan sini," jelas Davin.

Farrel terdiam sejenak. Penjelasan Davin terdengar cukup masuk akal tapi tetap saja dia punya firasat buruk dengan rencananya itu. 

"Beneran udah aman kan?" Untuk kesekian kalinya Farrel bertanya seperti ini. Namun semakin sering dia bertanya, cowok itu justru semakin takut dan tidak yakin dengan apa yang akan dia lakukan.

Davin berdecak kesal, "Iya bawel cepetan sana, gak percaya lo sama gue?"

"Iye iyee."

Farrel segera memulai aksinya. Lelaki itu perlahan memasuki ruang security yang tidak terkunci. Tanpa berlama-lama dia langsung mencoba mengakses komputer yang ada pada ruangan itu.

Sejujurnya Farrel tidak terlalu paham dengan segala hal yang berbau dengan teknologi. Oleh karena itu sudah pasti dia perlu waktu yang cukup lama untuk meretas sistem keamanan SMA Nusa Bangsa.

"Pagi-pagi gini udah ada anak Interior nyumput-nyumput kaya maling," Putra berjalan mendekat secara perlahan sehingga tidak terdengar suara langkahnya sama sekali.

Farrel meringis pelan. Seharusnya dia mengikuti firasatnya untuk tidak nekat memasuki ruangan ini. Cowok itu kemudian segera bangkit dan menghadap ke lawan bicaranya.

Farrel mengalihkan pandangannya ke arah gerbang sekolah. Dia cukup terkejut ketika dia tidak melihat keberadaan Davin di sana. Pantas saja cowok itu tidak mau ikut masuk dengannya. 

Awas aja ya lo Vin mati lo abis ini, batin Farrel.

"Mau ngapain lo?" Tanya Putra dengan tatapan sinisnya.

Farrel kembali mengalihkan pandangannya pada seorang pria yang ada dihadapannya itu. Dia kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya, dia tahu betul bahwa sosok yang ada dihadapannya itu adalah Putra Prasetya, seorang siswa kelas 11, "Santai dong bro, gue lebih tua loh di sini."

"Terus? Harusnya yang lebih tua ngerti dong apa," tegas Putra.

"Yang lo lakuin sekarang itu tetep salah meskipun lo satu tahun diatas gue."

Putra, Putri & PertemananWhere stories live. Discover now