Tiga Puluh Sembilan

582 70 7
                                    

Kamar mandi yang terhubung ke kamar Zhan seperti kamar mandi di negeri dongeng.

Kamar mandi itu sangat luas, cukup untuk menampung sekelompok sekelompok kecil tentara, dengan dominasi warna hitam dan emas, lemari kaca bertemperatur khusus untuk menghangatkan handuk tebal di dalamnya, dan barisan lilin yang jarang digunakan oleh vampir. Bak mandinyalah yang membuat Yibo terkagum-kagum. Dibuat menjorok dari lantai pualam, dan dibentuk sempurna untuk menyimpan keharuman air sabun selama berjam-jam. Kemewahan yang langka untuk seorang budak yang sering dipaksa membersihkan tubuh dengan sedikit air yang dialirkan lewat jeruji selnya.

Yibo merasa ini cara sempurna untuk memulai malam.

Ya, mungkin juga bukan cara yang paling sempurna untuk memulai malam.

Pipinya tiba-tiba merona ketika ia memakai jins dan sweater yang dipinjamnya dari Cheng.

Sial.

Yibo sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa setelah ia bangun kelelahan dan terpuaskan usai bercinta dengan Zhan, ia tidak akan berendam di bak sambil menenggelamkan dirinya dengan ingatan tentang sentuhan Zhan. Senikmat apa pun rasanya, berpikir seperti itu sangat menggelikan. Seperti remaja penuh jerawat yang bermuram durja mengenang pacar terakhirnya.

Itu sudah cukup untuk membuat orang dewasa tersedak.

Yibo menyisir rambut dan kembali ke kamarnya. Ia tahu bahwa Zajin menunggunya di rumah kaca untuk sarapan. Mereka akan bercakap-cakap, tertawa, dan mengeluh tentang semua kesalahan vampir.

Zajin bukan hanya baik dan murah hati, tetapi juga menawarkan sebuah pertemanan tanpa syarat yang mulai mengisi kekosongan hatinya.

Seorang teman.

Begitu sederhana, tetapi sangat berharga.

Yibo mengenakan sepatu olahraga dan berjalan ke arah pintu. Sama sekali bukan tindakan yang berbahaya, tetapi belum lagi menyentuh gagangnya, ia terjengkang ke belakang karena Yang menghambur masuk.

"Yibo," teriak Yang, kulitnya yang pucat terlihat lebih pucat dari biasanya.

"Ya ampun, Yang, apa kau tidak bisa mengetuk?" omel Yibo sambil berusaha untuk kembali berdiri.

"Zhan menyuruhku untuk mengambilmu."

"Mengambilku?" Alis Yibo menyatu. Istilah itu lebih cocok untuk seekor anjing. "Kenapa dia tidak melakukannya sendiri?"

"Dia sudah menunggu kita. Kita harus pergi sekarang."

Yibo memandang temannya itu dengan waspada. Ada yang salah. Sangat salah.

"Ada apa, Yang?"

"Ada iblis yang mendekat. Cukup banyak sehingga membuatku ngeri." Yang bergidik. "Kita harus segera keluar dari sini."

Yibo tidak ingin berdebar. Ia langsung mengikuti Yang dan menyusuri rumah besar itu.

"Kita ke mana?"
"Cheng punya terowongan yang dibangun di bawah rumah ini."

Yibo ingat terowongan yang dibangun Zhan di bawah rumahnya sendiri.

"Tentu saja."

Yang mengeluarkan sayapnya supaya bergerak lebih cepat dan terus menatap waspada ke depan. "Vampir tidak pernah dikenal sebagai makhluk yang bodoh, Yibo. Atau ceroboh."

"Ya, kau benar." Yibo langsung setuju.

Sesampainya di tangga, Yibo bimbang ketika Yang mengarah ke bawah. Dari atas ia bisa merasakan adanya kekuatan yang sedang dikeluarkan. Kekuatan yang rasanya dikenalnya.

IKATAN ABADI (zsww)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang