Restu

56 8 30
                                    

"Ma, kenalin ini Alfa. Alfa ini nyokap gue, " ujar Jennie mengenalkan keduanya. Saat ini mereka tengah berada di ruang tamu rumah Jennie.

Mama Jennie mengulurkan tangannya dan disambut oleh Alfa dengan tergesa. "Alfa tante," ucap cowok itu sopan. Ia tersenyum ke arah wanita paruh baya tersebut dan tanpa sadar menilai penampilannya. Lita, Mama Jennie, terlihat anggun sekali. Meskipun hanya dirumah, tak serta merta membuat Lita abai dengan penampilan. Ia tetap mengenakan make up dan berpakaian rapi. Hal yang sepertinya ia turunkan juga pada Jennie.

"Oh, jadi ini anaknya? " tanya Mama Jennie dengan menggoda. Matanya menatap Alfa dari ujung kaki hingga kepala. Wanita paruh baya itu berdecak di dalam hati. Selera anaknya memang tidak perlu diragukan lagi soal cowok. Tidak satu pun pria yang pernah dipacarinya memiliki penampilan dibawah standar. 

"Apa sih Ma, " Jennie merajuk. Ia memberi kode pada ibunya itu agar tidak bicara aneh-aneh. "Kan Jennie udah cerita kenapa Jennie sampai harus bawa Alfa kesini-"

Lita mengangguk-angguk seraya mengangkat telapak tangannya keudara. Ia mencegah Jennie untuk menjelaskan karena dia sudah mendengar cerita itu sepanjang malam dari Jennie.

"Ya makanya belajarnya jangan sambil pacaran," ucap Lita pada anaknya itu.

"Dih, gak pacaran kok. Kebetulan aja tutornya Jennie itu pacar sendiri, " Jennie membela diri. Gadis itu memang tidak pernah mau disalahkan. Apalagi oleh Mamanya sendiri. "Kita bener-bener belajar kok. "

Lita memutar bola matanya malas. Untuk saat ini dia memutuskan untuk percaya pada anaknya itu. Meskipun Jennie itu kadang suka seenaknya, dia yakin Jennie bukan anak bodoh yang mau membahayakan masa depannya sendiri. Lita yakin dia sudah mendidik Jennie dengan baik. Akan tetapi untuk berjaga-jaga, dia akan mengintai pergerakan dua sejoli itu melalui jendela dapur yang mengarah langsung ke taman belakang. Jika mereka melakukan hal yang aneh-aneh dia tidak akan segan-segan mengusir pacar anaknya itu dari rumahnya.

"Pokoknya kamu belajar yang serius. Awas aja ya kalau nilai kamu itu hancur lagi semester ini. Mama udah kasih kamu kelonggaran loh. Udah gak bantu-bantu Mama didapur juga-"

"Iya iya, " Jennie memotong penjelasan Mamanya. Ia tidak ingin mendengar nasehat mamanya saat ini. Terutama karena saat ini ada Alfa disana. "Udah ah, Jennie mau belajar dulu. Ntar Alfa pulangnya kesorean kalau diajak ngobrol. Dia kan juga mau belajar buat ujian, " jelas Jennie.

"Ya udah. Mama tinggal ya ke dapur. " Mama Jennie tersenyum pada Alfa kemudian meninggalkan kedua muda mudi itu.

Keduanya kemudian melangkah memasuki area belakang rumah. Disana terdapat taman yang berbatasan langsung dengan dapur. Ditaman tersebut terdapat Gazebo yang bisa mereka gunakan sebagai tempat belajar.

"Nyokap lo santai banget ya, " komentar Alfa seraya mengeluarkan bukunya dari dalam tas.

"Dih, lo gak tau aja nyolotnya nyokap gue kayak gimana. Semua ibu-ibu itu bakalan manis di depan teman anaknya, " ucap Jennie seraya membuka buku Fisikanya. Ia mencari materi yang hendak mereka pelajari siang ini.

"Nyokap gue gak tuh, " Alfa menggedikkan bahunya mengingat ibunya sendiri. Mamanya tida sewelcome Mamanya Jennie terhadap teman-teman anaknya. Apalagi pacar -- Alfa rasa Mamanya itu akan marah kalau tahu Alfa punya pacar.

"Nyokap lo marahin temen lo? "

"Enggak. Temen aja gue gak punya selain Jeno. "

"Masak? "

Alfa mengangguk. Kalau diingat-ingat sebenarnya tidak banyak temannya yang pernah datang ke rumah. Cuma Jeno yang sering datang. "Gak cukup deket sampe gue bawa ke rumah kali ya," Alfa menggedikkan bahunya tidak peduli.

JeNa (Jennie and Alfa)  || COMPLETE ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang