Attitude

50 6 18
                                    

Jennie merapikan buku-buku yang ada diatas mejanya. Jam pelajaran hari ini telah berakhir setengah jam  yang lalu dan saat ini kelasnya telah kosong. Anggi juga sudah pergi meninggalkannya bersama Jeno, menyisakan Jennie sendirian disana.

Jennie menghela napasnya. Dia baru saja menyelesaikan latihan soal yang diberikan guru matematikanya. Latihan soal yang tidak sempat diselesaikan selama jam pelajaran oleh teman-temannya dan dijadikan PR pada akhirnya oleh bu Siti. Entah kenapa Jennie sedang dalam mood mengerjakan soal-soal itu. Jadi dia memilih tidak langsung pulang seperti teman-temannya yang lain.

Jennie meraih ponselnya yang ada di atas meja. Disana tertera lima pesan baru dari seseorang. Seseorang yang akhir-akhir ini membuatnya selalu tersenyum.

Jen, masih di kelas?
Aku tunggu di lapangan ya?
Sekalian main basket
Jangan pulang duluan
Aku anter!

Kedua sudut bibir Jennie tertarik begitu saja setelah membaca pesan itu. Dengan cepat kedua tangannya mengetik balasan untuk Alfa. Jennie menyandang tas-nya dan melangkah menuju lapangan basket.

Sesampainya dilapangan basket Jennie mendapati Alfa tengah bermain basket dengan teman-temannya. Jennie memilih menunggu di pinggir lapangan. Selang beberapa detik Alfa akhirnya menyadari keberadaan Jennie dan pamit pada teman-temannya. Cowok itu datang menghampiri Jennie.

"Gak panas apa main basket siang-siang gini? "  tanya Jennie sambil menatap teriknya matahari siang itu. Dia suka heran pada anak-anak cowok yang masih suka berolahraga saat cuaca panas begini. Dia sendiri suka malas-malasan dijam olahraga meski pun jam olahraganya di pagi hari.

"Panas, " balas Alfa sambil mengibas-ngibaskan seragamnya. "Tapi seru. "

Jennie cuma geleng-geleng kepala menatap Alfa yang meraih botol air mineralnya dan meneguknya hingga tandas. Keringat bercucuran di dahi dan leher cowok itu. Rambutnya juga tampak basah oleh keringat.

"Udah, yuk! " ajak Alfa seraya meraih tas sandangnya. Cowok itu pamit pada teman-temannya yang masih bermain di tengah lapangan.

Mereka melangkah menuju parkiran. Sesampainya disana Alfa langsung masuk ke mobilnya dan menghidupkan AC. Jennie duduk disampingnya dan menatap cowok itu. Tak lama Jennie memutar bola matanya.

"Bau ya? " tanya Alfa pada cewek itu. Cowok itu mengambil tisu dan menyeka keringatnya dengan benda itu.

"Pulang nanti langsung mandi, " ucap Jennie sambil mengeluarkan parfumnya dan menyemprotkannya pada Alfa.

"Jeeen... " ucap Alfa dan menatap cewek itu dengan peringatan.

Jennie tertawa melihat ekspresi Alfa. "Biar wangi, " ucapnya polos.

Alfa menciumi aroma dirinya sendiri dan mengerang seraya menyandarkan tubuhnya pada jok mobil. "Agh, baunya cewek banget lagi!"

Jennie terkekeh lalu menyemprotkan parfum pada dirinya sendiri. Lalu mengantongi parfumnya itu ke dalam tas. Ia menoleh pada Alfa yang sedang menatapnya penasaran.

"Apa? " tanya Jennie tak mengerti.

"Gak papa." Alfa membuka bajunya yang tadi disemprot Jennie; menampilkan kaos dalaman berwarna putih yang ia pakai. Ia melempar seragamnya begitu saja ke belakang. "Mau makan dulu? " tanya cowok itu sambil mengeluarkan mobilnya dari tempat parkir.

Jennie menggeleng. "Lagi bokek Al. "

"Aku yang bayarin. "

"Gak. Gak usah. "

Alfa menatap cewek itu sekilas dengan satu alis terangkat. "Kenapa?"

"Udah keseringan dibayarin. Gak enak. "

JeNa (Jennie and Alfa)  || COMPLETE ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang