Part (28)

219 31 2
                                    

Bismillah dulu guys
Happy Reading

Saat ini Kila sekarang berada di sebuah taman dengan berbagai macam bunga yang indah. Ia merasakan ketenangan berada disini dan mulai berjalan mengelilingi taman itu. Tapi, entah darimana muncul seorang anak laki-laki tiba-tiba datang menghampiri nya.

"Assalamu'alaikum bundaa"  sapa anak kecil itu pada Kila.

"Wa'alaikumussalam." Kila mengernyit bingung mendengar panggilan anak kecil itu untuknya.

"Bunda jangan benci sama aku yah" ucap anak laki-laki itu dengan polos menatap Kila.

Deg

Kila yang mendengar itu jantungnya berdegup cepat. Tiba-tiba ia merasa bersalah dan kecewa pada dirinya sendiri. Ia merasakan dirinya sangat dekat dengan anak itu. Tapi, ia tidak tahu siapa.

"Bunda? Tapi, Aku bukan bunda kamu" ucap Kila memberi pengertian. Ia sebenarnya semakin merasa bersalah mengatakan itu. Tapi, ia memang benar kalau ia bukanlah ibu dari anak itu.

"Bunda itu bunda akuu" kekeh anak laki-laki itu memeluk tubuh Kila.

Kila sedikit kaget mendapat pelukan tiba-tiba dari anak laki-laki itu. Tapi disisi lain ia juga merasa hangat dan bahagia mendapat pelukan dari anak yang belum ia ketahui namanya itu. Secara refleks tangannya ikut memeluk bocah itu dan mengelus surai hitam rambut anak yang memeluknya.

"Iya sayang, kalau boleh bunda tau nama kamu siapa?." tanpa sadar Kila sudah menyebut dirinya sendiri dengan panggilan 'bunda'.

"Aku belum ada nama bunda, aku mau nanti ayah sama bunda yang namain" ucap anak laki-laki itu ceria sambil tersenyum ke arah Kila.

Melihat senyuman itu, seketika Kila teringat pada Afnan-cowok yang berstatus suaminya. Senyuman anak itu benar-benar persis seperti Afnan bahkan melihat mata nya langsung mengingatkannya pada Afnan membuat Kila menyadari sesuatu.

'Apakah dia anak ku dengan Afnan?' batin Kila bertanya-tanya.

"Yaudah bunda kalau gitu aku pergi dulu dadah bundaa, aku sayang ayah bundaa." Kecup anak laki-laki itu pada pipi Kila dan melambaikan tangannya pada Kila seiring ia berjalan menjauh.

Kila yang melihat anak itu berjalan menjauh membuat air matanya mengalir. Ia merasa kehilangan sesuatu dari dirinya tapi tidak seutuhnya.

Afnan yang saat itu ingin mengajak Kila untuk makan malam dilanda perasaan bersalah dan khawatir.

"Kil bangun Kil." guncang Afnan pada tangan Kila.

Kila yang merasakan guncangan di tangannya langsung terbangun dengan air mata yang masih mengalir.

"Maaf" ucap Afnan langsung.

Kila yang melihat itu tersenyum simpul.

"Ngga papa aku udah ikhlas" balas Kila menatap Afnan.

Sedetik kemudian mereka masih saling bertatapan hingga Kila memutuskan kontak matanya. Entah mengapa Kila mendadak gugup setelah acara berpandangan mereka.

Afnan yang menyadari kegugupan Kila berusaha mencari topik yang memang tadi membuatnya sedikit khawatir.

"Lo tadi kenapa nangis?" tanya Afnan menatap Kila lembut.

"Emm ngga papa" balas Kila semakin gugup ditatap Afnan seperti itu.

"Oo yaudah yok makan gue udah pesan makanan tadi" ucap Afnan mengelus singkat kepala Kila yang tertutup hijab.

Deg

~•~•~•~•~•~

Di meja makan saat ini terjadi keheningan antara dua remaja berbeda jenis itu. Mereka makan dan menikmati masing-masing makanannya hingga Afnan membuka pembicaraan.

"Gue boleh ngasih tau ini ke mama sama papa?" tanya Afnan menatap Kila sebentar.

Kila mengalihkan pandangannya menatap Afnan dan hanya mengangguk.

"Kalok lo belum mau ngga papa gue gak akan kasih tau siapa-siapa" ucap Afnan lagi karena hanya mendapat anggukan dari Zahra. Ia belum yakin perempuan itu setuju dengan usulannya.

"Iya gapapa, terserah kamu tapi aku ngga mau anak sekolah lain tau" ucap Kila dengan menunduk. Ia sedikit sedih kembali mengingat dirinya yang masih seorang pelajar harus menjalani ini.

"Tenang, gue kan udah janji sama lo, lo tanggung jawab gue dan gue ngga akan biarin lo kenapa-kenapa" balas Afnan lembut menatap Kila.

Melihat tatapan itu Kila kembali teringat dengan anak kecil di mimpinya tadi. Ia akan berusaha ikhlas demi anaknya.

TBC

AFSHA |Tamat|Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz