I. DEATH

3.1K 213 6
                                    

Semua yang ada di sana menunduk kepala sang alpha. Para petarung pack kini sudah mengeluarkan pedang mereka dan siap untuk menebas siapapun yang diperintahkan.

"Siapa yang menyuruh kalian untuk melakukan pemberontakan?" Tanya sesosok pria yang duduk di singgasana itu.

"KATAKAN!" Pria itu meninggikan suaranya karena tidak mendapatkan respon sama sekali.

"Jika tidak aku akan membunuh kalian dan keluarga kalian" kata pria itu sambil menyunggingkan senyuman jahat itu.

"Tolong ampuni kami Alpha" kata seseorang dari lima orang yang tengah diikat itu. Dia langsung bersujud pada sang pemimpin pack itu.

"Katakan siapa yang merencanakan semua ini?" Tanya pria itu.

"Jika saya berkata jujur apakah anda akan membebaskan kami?" Tanya yang lain dari mereka.

Senyuman itu terlihat kembali di bibir pria itu. Dia langsung mengangguk.

"Lee Minhyun yang merencanakannya, dia anak buah dari para kaum Rogie" kata yang lain dengan cepat.

Sang alpha saat ini mengangguk lalu dia bangun dan berjalan ke arah mereka. Sebelum sampai di sana dia mengambil pedang di salah satu petarung pack.

"Katakan dengan jujur, jika tidak aku akan membunuh mu. Tidak mungkin seorang omega seperti dirinya yang melakukan itu" kata sang alpha sambil mengancungkan pedang itu ke leher mereka satu persatu.

"K..kka.mi tidak berbohong Alpha, kami hanya mengikuti perintahnya" jawab mereka. Chan lalu menurunkan pedangnya, lalu dia mengisyaratkan prajurit untuk memanggil Lee Minhyun.

"Alpha Chan, Lee Minhyun sudah pergi dengan keluarganya" kata salah satu dari mereka. Chan menggenggam kedua telapak tangannya. Karena mereka dia telah kehilangan sang mate yang sangat dia cintai.

"Cari dia sampai dapat! Apapun yang terjadi, hidup atau mati bawa mereka ke hadapan ku" kata pria itu dengan amarah yang sudah meledak-ledak.

"Dan mereka, penggal mereka semua" ujar Chan sebelum pergi dari sana. Setelah pria itu pergi, aroma anyir tercium di ruangan itu.

➰➰➰

Minho seorang anak dari omega yang bekerja di pack Istana saat ini tengah membantu sang ibu mencuci piring.

"Ibu aku mendengar dadi teman ku, akan di didirikan sebuah sekolah untuk para rakyat" kata Minho pada sang ibu.

"Biarpun begitu kau tidak bisa sekolah" kata wanita itu. Minho menghela napas, memang benar apa yang wanita itu katakan, saat ini usia Minho sudah tidak muda lagi.

"Hmm kau membuatku kecewa" kata pria manis itu.

"Tidak perlu merasa kecewa, kau juga bisa menghitung dan membaca kan? Itu saja sudah cukup" kata wanita itu. Minho lalu kembali tersenyum pelan.

Saat Minho menjemur pakaian, dia melihat seorang pria tengah menggandeng seorang wanita yang sangat cantik.

"Apa itu mate alpha? Dia sangat memesona" kata pria manis itu sembari menjemur kain itu.

Seperti apa yang Minho katakan tadi terdengar oleh sang alpha, tiba-tiba pria itu menatap Minho. Hal itu membuatnya benar-benar terkejut, dia langsung menunduk karena takut.

"Apa? Dia meninggal? Kenapa?" Tanya Minho pada teman ibunya yang berada di dapur.

"Mate Alpha di serang di tengah jalan oleh pada perampok" kata wanita itu. Minho benar-benar terkejut, padahal Beberapa hari yang lalu dia sempat bertemu dengan wanita itu.

"Minho ayo nak" kata ibu pria itu menarik tangan anaknya. Minho benar-benar tidak mengerti apa yang mereka lakukan saat ini.

"Kita akan pergi ke mana?" Tanya Minho kebingungan melihat kedua orang tuanya tengah memasukan pakaiannya ke tas.

"Kita harus pergi dari sini" kata sang ayah.

Mereka bertiga memasuki hutan di kegelapan malam itu. Suara raungan serigala itu memecah keheningan malam.

Tiba-tiba sang ayah bertukar sift menjadi serigala.

"Minho naiklah" kata sang ibu. Minho mengangguk lalu dia naik ke punggung ayahnya dan diikuti oleh sang ibu.

"Ibu apa yang terjadi?" Tanya Minho yang masih sangat penasaran.

"Nanti jika sudah pergi jauh, aku akan menceritakannya" kata wanita itu sambil memeluk anaknya dari belakang.

Tiba-tiba jalan mereka dihentikan oleh Beberapa kawanan serigala. Hal itu membuat Minho menjadi semakin ketakutan.

Tanpa ancang-ancang mereka langsung menerjang ayah Minho dan bisa membuat serigala itu tumbang.

Ibu Minho langsung berlari ke arah suaminya yang sudah kembali bergantian sift manusia lagi.

Minho bangun dengan hati-hati, saat mereka menerjang ayahnya dia terlampar cukup jauh.

"Ayah ibu" kata pria manis itu berusaha untuk mendekat ke sana.

Mata Minho membulat saat melihat seekor serigala abu-abu yang sangat besar muncul. Tak lama setelah itu dia berganti sift menjadi seorang pria tampan dengan wajah dinginnya tengah menatap orang tuanya.

"Kau tidak akan bisa kabur Lee Minhyun" kata pria itu mendekat ke arah mereka. Minho berusaha untuk berlari ke sana, tapi kakinya saat ini begitu sakit.

"Alpha apa yang terjadi?" Tanya Ayah Minho. Mendengar pertanyaan itu Chan langsung tersenyum dan menjongkok di depan mereka.

"Kau ingin kabur? Setelah membunuh mate ku? Calon Luna di pack ini? Aku tidak sebodoh itu" kata Chan.

Mendengar percakapan mereka membuat Minho terkejut, bagaimana mungkin ayah Minho yang melakukan itu.

Chan lalu mencengkram leher baju milik Lee Minhyun lalu dia merobeknya. Terlihat sebuah tanda di dengan pria itu.

"Kau ternyata pemimpin rogue itu, tapi sayangnya kau dibuang karena menikahi seorang manusia, kau sudah di kutuk" kata Chan sambil menatap wanita itu.

"Hai! Kau membunuh kawanan kami dan mengusir kami dari pemukiman kami. Kau kejam Bang Chan" Teriak pria itu.

"Sudah aku katakan, bukan aku yang melakukannya" Teriak Chan.

"Jangan berbohong, aku tahu ini semua perbuatan kejam mu!" Teriak pria itu. Mendengar Teriakan itu membuat Chan menjadi naik darah dan langsung memukuli pria itu.

"Bunuhlah aku, karena mate mu itu sudah mati dengan begitu aku akan mati dengan lega. Karena kau tidak akan bisa mempunyai keturunan" kata Minhyun dengan tawa jahat nya.

Mendengar itu membuat Chan menjadi semakin panas, lalu dia langsung bangun dan menarik pedang dari pengawalnya.

"Aku akan membunuh mu!" Kata Chan sambil mengambil ancang-ancang.

"Jangan bunuh mereka!" Teriak Minho dari kejauhan, dia berusaha untuk berjalan dengan kakinya yang sakit itu.

"Pergi kau!" Kata ayah Minho pada putranya.

Minho lalu bersujud pada Chan agar tidak membunuh mereka.

"Tolong ampuni ayah dan ibu mu" kata Minho dengan mata yang berkaca-kaca.

Melihat Minho bersujud seperti itu Chan langsung tersenyum lalu dia menjongkok.

Dengan penuh emosi, pria Bang itu menendang Minho membuatnya terlampar jauh. Dengan sekejap pedang itu kemudian menebas leher orang tuanya.

"Penghianat harus mati" kata Chan sambil menatap ke arah Minho yang sudah membeku melihat pemandangan itu.

"Ayah! Ibu!" Panggil Minho. Dia langsung berteriak menangis tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Chan berjalan ke arah Minho, dia lalu mengancungkan pedangnya pada pria manis itu.

"Kenapa diam? Bunuh aku juga" kata Minho dengan sukarela. Jujur dia tak punya siapapun percuma dia hidup sendirian.

Mendengar itu Chan menjongkok, dia lalu mengcengkram wajah pria itu.

"Jika aku membunuh mu dengan cepat, maka kalian akan bersenang-senang di sana nanti. Aku akan menyiksa mu agar mereka juga tersiksa di sana" kata Chan dengan senyuman jahatnya.




TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

DARKSIDE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang