i'm sorry ; it's okay.

451 43 2
                                    

Terima kasih teruntuk kamu, kamu yang sabar menunggu kisah Junhwi dan Kang Sol, karena hormon aku menulis ini sedang tinggi-tingginya—antara mau cepat tamat atau berlanjut hingga hiatus kembali.

Kemarin ada yang request supaya aku buat cerita Solhwi bersuasana sidang, aku berusaha buat kasus dengan persidangan yang engga terlalu rumit, karena aku juga gak terlalu paham hukum.

Mungkin chapter ini akan jadi chpater dengan words terpanjang yang pernah aku tulis. So, let's read.















Minggu ke 4 di Agustus 2023,

Pintu kamar Han Joon-hwi terbuka, menampilkan sang tuan yang sudah berpakaian necis sambil membawa tas kerjanya. Ia langsung mengambil posisi duduk di hadapan Sol, “Hari ini aku akan lembur, kamu sendirian tidak masalah ‘kan?”

Kang Sol mengangguk, “Sekarang kamu habiskan ini, dan antarkan aku ke tempat kerjaku,” kata Sol memerintah sembari memberikan piring yang berisi dua potong sandwich dan susu putih hangat di kedua tangannya . Han Joon-hwi tersenyum menanggapinya.

Di dalam mobil saat perjalanan menuju kantornya, Kang Sol tidak berhenti berbicara pada Joon-hwi tentang klien yang datang ke firma hukumnya, mulai dari kisah perceraian yang berakhir dengan pertengkaran dua keluarga, kemudian harta warisan yang diperdebatkan tiga saudara kandung yang mengundang gelak tawa di pengadilan.

Sedangkan Han Joon-hwi setia dengan hanya mendengarkan ocehan gadis di sampingnya. Tentu, dia tertarik dengan obrolan Kang Sol di pagi hari ini, maka dari itu dia diam dan mendengarkan semua curhatan gadisnya sampai selesai.

“Kamu cuma mendengarkan?” Joon-hwi mengangguk tanpa menoleh pada gadisnya. Tapi Sol sepertinya kesal karena laki-laki di sampingnya tidak menanggapi apapun tentang curhatan panjangnya itu.

Joon-hwi tidak pernah berhenti tersenyum kala bersama Kang Sol. Senyuman itu lagi ia tampakkan pada gadisnya, sambil menyetir ia menjawab, “Aku lebih senang mendengar semua yang kamu bicarakan. Lebih baik kamu berisik seperti ini.”

Konyol sekali laki-laki pecinta rameyon ini. Disaat lelaki lain tidak begitu menyukai perempuan yang berisik dan cerewat, sebaliknya dia malah menyukai gadis dengan tipe seperti Kang Sol—ralat, maksudnya cuma perempuan bernama Kang Sol.

Tangan Sol menekan tombol yang membuat kaca jendela mobil di tempatnya duduk terbuka. Joon-hwi memberhentikan mobilnya di halaman kantor Sol. Gadis itu berdecak, ia mengeructkan bibirnya cemberut.  “Sudah sampai, aku pergi,” tandasnya, lalu pergi keluar dari mobil tanpa menoleh pada Joon-hwi.

Sesaat Han Joon-hwi menoleh pada Sol yang sudah keluar dari mobil, namun ponsel bergetar dalam saku mantelnya, saat hendak meraihnya, dari luar mobil terdengar suara familiar dengan kata asing bergema di telinganya, “I love you Mr. Han!”

Awalnya Han Joon-hwi mengerjap beberapa kali tidak percaya, kemudian bibirnya membentuk setengah lingkaran senyum. Seseorang yang mengucapkan kata itu hanya terkekeh geli dengan perkataannya sendiri. Dia kemudian melambaikan tangannya pada Joon-hwi yang masih belum pergi dari halaman Firma Hukum Kang & Park, dan kembali melanjutkan langkahnya ke tempat kerjanya.

Setelah mendapatkan ponselnya, air mukanya berubah. Ia membanting ponselnya ke dashboard mobil. Segera ia meninggalkan firma hukum itu dan menuju kejaksaan. Han Joon-hwi menarik tuas dan berkendara dengan kecepatan tinggi.

‘Sialan!’
***

“Kenapa tuntutannya sudah masuk ke pengadilan?

“Aku bahkan belum selesai membuat semua pernyataan, arghh—

Han Joon-hwi menggebrak keras meja kerjanya. Kedua tangannya yang  yang masih berada di atas meja terbujur kaku. Kuku-kuku tangannya memutih. Matanya meyoroti tumpukan kertas yang berada di sisi kanannya, lalu dengan kuat ia menggesernya hingga tumpukan itu berserakan di lantai.

Mr & Mrs Law (ft Law School) ON GOINGWhere stories live. Discover now