02. Pernikahan Mantan

1.9K 226 6
                                    

Wilujeun Sumping
The Wedding
Mina & Mahen

Itulah tulisan yang menyambut kedatangan Rena di depan venue pernikahan mantan kekasihnya. Banyak sekali rangkain bunga, lampu-lampu, serta satu janur kuning yang menghiasi gedung itu. Semuanya seakan mengejek Rena dengan congkak. Bagaimana mereka semua terlihat cantik nan indah dan membangkitkan rasa iri dan dengki Rena. Terlebih, saat Rena kembali melihat tulisan nama Mahen dan Mina yang terpajang di beberapa sudut venue.

Harusnya nama aku tuh yang tertulis di sana, batin Rena bergumam.

Ternyata, gadis cantik itu belum bisa menerima kenyataan kalau dia katingang picung. Dengan sedikit keraguan, Rena masuk ke dalam gedung bernuasa putih dan merah muda di sana. Baru saja kakinya sampai di dalam gedung, Tiba-tiba, band kepret di sudut venue menyanyikan lagu Armada yang judulnya Harusnya Aku.

Vokalis pria itu bernyanyi penuh penghayatan seakan mewakili isi hati Rena saat ini. "Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia. Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia ...."

"Kampred! Kayaknya, personel band itu cenayang deh! Tau aja mantan terindah yang gagal move on datang!"

Di balik face shield-nya, Rena menggerutu kesal sekaligus malu. Namun, dia tetap berjalan meski entah kemana tujuannya. Gadis cantik itu bingung sekalligus canggung lebih tepatnya. Tak ada orang yang bisa Rena ajak ngobrol. Walaupun cukup ramai orang yang datang, tapi Rena tak punya kenalan di sini.

Kalau boleh jujur, di pesta pernikahan ini Rena hanya mengenal Mahen, sang mantan sekaligus sang mempelai pria. Untuk mempelai wanitanya, Rena hanya sedikit tahu tentang Mina. Karena, mereka pernah satu kampus saat kuliah di Jakarta, walaupun gak begitu kenal. Jadi ya, benar-benar seperti uji nyali. Tinggal bawa lilin dan helm berkamera. Jangan lupa lambaikan tangan ke kamera, kalau sudah tidak sanggup untuk bertahan.

Rena meringis ngeri saat membayangkan hal itu. Setelah dirasa cukup beruji nyali di tengah keramaian, Rena melangkah untuk kembali menguji adrenalinnya. Ya, apalagi kalau bukan mengucapkan Selamat Menempuh Hidup Baru pada kedua mempelai yang tengah duduk bahagia di pelaminan, seolah menjadi template ucapan yang lumrah terdengar. Tiba-tiba, Rena membuang napasnya dengan kasar.

"Renatta ... yuk bisa yuk!" monolognya.

Gadis itu mencoba untuk menyemangati diri sendiri dengan kedua tangan yang sengaja dikepalkan seolah berpose memberi semangat. Setelah tabungan semangatnya dirasa sudah terisi penuh, langkah demi langkah Rena ambil hingga langkah itu membawanya sampai di pelaminan. Dia sempat terdegun melihat Mahen tersenyum bahagia bersama wanita lain. Dulu, senyuman itu diberikan untuk Rena. Bagaikan sebuah film lama, terbayang kembali setiap kenangan bersama Mahen di pikiran Rena. Rasanya, Rena ingin terisak pelan.

"Eh mantan!" goda Mahen.

Okay, lupakan tentang kenangan lama. Vibe melankolia itu seketika hancur oleh sapaan Mahen. Lelaki itu selain receh memang sedikit slengean. Padahal calon, eh- maksudnya sang istri berdiri di samping.

"Kirain gak bakal datang," ucap Mahen lagi.

"Pasti datang atuh, A. Selamat ya, A Mahen. Semoga langgeng sampai maut memisahkan," ucap Rena. Dia jabat tangan Mahen sambil tersenyum manis, meski hati tengah teriris.

CABAR (Calon dari Baros)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora