Chapter 15

3.2K 322 37
                                    

"Hinata..."

"N-naruto-kun..."

Tanpa permisi Naruto masuk kedalam rumah dan langsung memeluk Hinata. Naruto memejamkan erat matanya, menghirup rakus aroma Lavender yang menguar dari tubuh wanita yang sangat ia rindukan itu.

"Hime, akhirnya.. akhirnya aku menemukanmu." bisik Naruto pelan disamping telinga Hinata. Pelukannya kian mengerat.

Hinata diam terpaku, ia berusaha mencerna kejadian yang baru saja terjadi. Dirinya sangat terkejut mendapati Naruto berada di depan rumah Mai, dan lebih mengejutkannya lagi Naruto langsung berlari kearahnya memeluk dirinya dengan erat seolah-olah takut kehilangannya lagi. Bolehkah Hinata berpikir begitu?

Sadar dari keterkejutannya, Hinata segera mendorong dada bidang Naruto membuat pelukannya terlepas. Hinata menunduk menyembunyikan wajahnya dengan surai panjang yang ia miliki. Kedua tangannya memeluk perutnya, terkesan seperti menutupi meskipun itu percuma karena Naruto sudah melihat perut besar itu.

"Hinata-" Naruto hendak mendekati Hinata namun Hinata malah melangkah mundur seolah tak ingin didekati Naruto.

Pria pirang itu menatap sendu wanitanya yang sedang memeluk perutnya sendiri. "Hinata, ak-"

Ucapan Naruto dengan cepat dipotong Hinata. "Untuk apa kesini?" tanya Hinata tanpa basa-basi.

"Hime..." panggil Naruto lirih. "Aku datang untuk menjemputmu... dan anak kita." Hinata mengangkat kepalanya kaget mendengar perkataan Naruto.

Anak kita? Hati Hinata seketika terasa menghangat. Ia pikir Naruto tak akan mengakui anak yang sedang dikandungnya, tetapi kenyataannya salah.

Tanpa bertanya pada Hinata pun Naruto tahu bahwa Hinata tengah mengandung anaknya. Ia dapat merasakan chakranya yang mengalir didalam perut Hinata.

"Hinata, ayo kita pulang." dengan pelan Naruto berjalan mendekati Hinata.

Hinata hanya terdiam ditempatnya tanpa berbicara sepatah kata pun. Ia kembali menunduk dan mengelus perutnya, menggeleng pelan ketika Naruto sudah berada tepat dihadapannya.

Saat hendak melangkah mundur tiba-tiba saja Naruto merengkuh pinggang Hinata dan menempelkan telapak tangannya pada perut Hinata yang dilapisi oleh dress berwarna ungu muda. Tubuhnya menegang ketika Naruto mulai mengelus perutnya pun jantungnya yang berpacu dengan cepat.

"Anakku..." Naruto menunduk menatap perut Hinata sebentar kemudian beralih menatap iris perak indah milik sang wanita. "Apakah anak kita baik-baik saja Hime? Apakah ia merepotkanmu?" tanya Naruto dengan senyum kecil.

Hinata tak menjawab. Rasanya... rasanya ia sangat bahagia melihat Naruto yang peduli pada calon anaknya, tapi di satu sisi ia juga merasa sedih karena ia berpikir Naruto peduli hanya karena rasa bersalahnya.

Saat Naruto sedang mengusap perutnya, Hinata menghempaskan tangan Naruto tidak kasar tetapi cukup membuat Naruto tersentak kaget. Ia mendongak menatap wajah tampan sang pria.

"A-aku tidak ingin pulang." setelah mengatakan itu, Hinata berlari kecil masuk kedalam kamarnya. Naruto hanya diam menatap sendu pintu yang baru ditutup dengan sedikit keras itu.

Semua yang berada disana hanya diam menyaksikan keduanya. Tak ada satupun yang berbicara, sampai Kaori membuka suaranya lebih dulu.

"Jadi kau orangnya!" ujar Kaori berteriak. Ia menghampiri Naruto dan tanpa aba-aba gadis itu langsung memberikan tinjuan yang cukup kuat di pipi tan bergaris itu.

Naruto yang tidak siap menerima pukulan itu jatuh tersungkur ke lantai. Pukulan Kaori tidak main-main.

Mai yang sedari tadi memperhatikan dari arah dapur terkejut melihat putri tunggalnya itu memukul Naruto. Dengan segera ia menghampiri dan menahan Kaori yang hendak memukul Naruto lagi. "Kaori! Apa yang kau lakukan?!" tegur Mai seraya menarik lengan Kaori, membawa putrinya sedikit menjauh dari Naruto yang terduduk mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

[1] Beautiful Mistake ✔️Where stories live. Discover now