Chapter 19

2.7K 295 86
                                    

Hinata terkejut bukan main, di hadapannya kini berdiri kedua sahabatnya Kiba dan Shino. Bagaimana bisa Kiba dan Shino berada di desa Ishi? Apa mereka sedang ada misi? Oh, Kami-sama entah apa yang akan terjadi.

"K-kiba-kun? S-shino-kun?"

Hinata berdiri ketika kedua sahabatnya menghampirinya dengan tergesa dan tanpa bicara Kiba dan Shino langsung memeluk Hinata bersamaan.

"Hinata.. ini benar kau 'kan?" tanya Kiba dengan suara yang sedikit bergetar.

"Kau membuat kami khawatir, Hime." ujar Shino dengan helaan nafas leganya melihat kondisi Hinata yang baik-baik saja.

Shino lebih dulu melepaskan pelukannya disusul oleh Kiba. Hinata yang sedari tadi hanya diam dengan tatapan terkejut, kini menatap kedua sahabatnya bergantian.

"K-kalian?" matanya mulai berkaca-kaca dan siap menumpahkan liquid bening dari kedua iris perak miliknya.

Kiba mengusap surai indigo Hinata yang semakin panjang. "Kau kemana saja? Kami sangat merindukanmu, Hinata. Terutama Hiashi-san dan Hanabi. Ayahmu tak henti berusaha mencari keberadaanmu walau hasilnya selalu sama, kau tidak ditemukan. Beliau begitu terpukul saat mengetahui kau jatuh ke sungai dan menghilang, Hanabi juga pernah memberitahuku bahwa Hiashi-san sempat tidak ingin makan dan membuatnya jatuh sakit." mendengar penjelasan Kiba membuat air mata Hinata semakin deras membanjiri pipi chubbynya.

"T-tou-sama s-sakit?" Hinata berbicara tersendat. Baru ia akan mengatakan sesuatu, rasa nyeri diperut menderanya. Hinata mengusap perutnya sambil meringis.

"Hinata, ada apa?" tanya Kiba panik saat melihat Hinata yang meringis kesakitan. Pandangannya turun ke perut Hinata yang sedang diusap.

Kiba tertegun melihat perut Hinata yang besar, ia melirik Shino dan ekspresi yang ditunjukkan pria berkacamata hitam itu sama seperti dirinya. Terkejut.

Hinata hamil?

Apa Hinata sudah menikah?

Tubuh Hinata terhuyung dan hampir terjatuh jika saja Naruto tidak segera menahannya.

"Hime!" seru Naruto panik. Cinamonroll yang tadi dibelinya jatuh berserakan, namun ia tidak memperdulikannya yang lebih penting adalah Hinata-nya. Ia menuntun Hinata untuk kembali duduk. "Hime, apa yang terjadi?" tanya Naruto khawatir. Dapat ia lihat air mata yang belum mengering di pipinya. Kenapa Hinata menangis?

"Perutku.." ujar Hinata sangat pelan, mungkin hanya Naruto yang mendengarnya.

"Oh, astaga."

Keduanya dibuat keheranan dengan keberadaan Naruto disini. Dan lagi, bagaimana bisa Naruto terlihat dekat dan terkesan biasa aja saat melihat Hinata? Padahal waktu Hinata menghilang, pria bersurai pirang itu terlihat sangat kacau. Apakah Naruto memang sudah menemukan Hinata lebih dulu?

Kiba melangkah mendekati Naruto. "Naruto-" tangannya yang ingin menepuk bahu pria itu terhenti di udara kala mendengar penuturan Naruto yang membuat dirinya dan Shino sangat terkejut.

"Apakah anak kita menendang lagi?" tanya Naruto pada Hinata dan masih belum menyadari keberadaan Kiba dan Shino.

Apakah anak kita menendang lagi?

Anak kita?

Dengan tidak sabaran Kiba menarik paksa baju yang Naruto kenakan, membuat pria itu sontak berdiri menghadap Kiba. Hinata memekik terkejut namun ia tak bisa berdiri karena perutnya masih terasa nyeri.

"Oi Naruto, apa yang kau katakan barusan huh?" tanya pria bergigi runcing itu.

Naruto membelalakkan matanya. Ia melirik ke sebelah Kiba dimana Shino berada. Ah, Sial. Rutuk nya dalam hati. "Kiba, Shino, s-sedang apa k-kalian disini?" tanya Naruto gugup.

[1] Beautiful Mistake ✔️Where stories live. Discover now