16

305 53 6
                                    

Yoshi membuka kelopak matanya yang terasa berat, dia membuang pandang ke arah ruangan yang menjadi tempat persembunyian kembarannya itu.

'Sampai bila Jaden nak kurung aku di sini...' Batin Yoshi.

Entahlah, mungkin sampai dia mati.

Pemuda Jepang itu sedikit meringis saat merasakan ikatan di pergelangan tangannya semakin ketat.

"Nampaknya Jaden benar benar benci kembarannya ini..."

Ucap suatu suara membuatkan Yoshi memandang seorang lelaki berpakaian serba hitam yang baru saja masuk.

Mata Yoshi membesar.

"H-hyunsuk...?"

Ucapnya dengan nada suara yang terketar ketar sambil memandang penghuni bilik 27 itu.

Pemuda yang bernama Hyunsuk itu tersenyum lebar. "Oh, kau kenal aku?" Soal Hyunsuk pura pura tak tahu.

"Jadi...kau kenal Jaden..." Soal Yoshi.

Hyunsuk tersenyum kecil.

"Tentu saja...aku dengan dia memang kawan rapat sejak dulu lagi..." Kata Hyunsuk dengan tenang.

"...bukan seperti saudara kandungnya ini..."

"Kau tentu hidup bahagia di jepang bersama sepupu kau, kan? Sedangkan Jaden terpaksa jadi pembunuh bayaran di sini.'   Sinis Hyunsuk sambil memandang Yoshi.

Yoshi menghela nafas lelah.

"Bukan aku yang mintak untuk hidup bahagia...aku tak pernah tahu pun macam mana kehidupan Yochi dan Jaden...aku fikir mereka berdua baik baik saja..."

Ucap Yoshi cukup pelan.


Lama hening terjadi antara mereka berdua.






"Aku dengar cerita kau agak rapat dengan Doyoung dan Yedam sejak kebelakangan ni...tapi sayangnya mereka semua fikir kau dah mati..."

Ucap Hyunsuk tenang.

Yoshi memejam matanya rapat dengan perasaan yang sesak. Dia memilih untuk mengabaikan ucapan Hyunsuk yang tak penting menurutnya.

"Jadi hiduplah seolah olah kau sudah mati...hanya Jaden dan aku saja yang tahu tentang ni."

"Diam bodoh." Umpat Yoshi yang mula kesal dengan Hyunsuk.

Hyunsuk hanya tergelak sinis.

Kleck.

Dan saat itu, Jaden melangkah masuk ke dalam ruangan itu bersama beg galas berisi senjata.

Jaden melirik ke arah Hyunsuk yang sedang berdiri di hadapan Yoshi yang masih diimat di atas katil.

"Jom...kita ada mangsa baru." Bisik Jaden pada Hyunsuk membuatkan lelaki itu menghela nafas.

"Hah...padahal hari ni aku malas nak kotorkan tangan."  Ucap Hyunsuk sambil menggeliat kecil.

Jaden hanya memandangnya acuh lalu menilik jam tangannya.

"Cepat, kita mungkin akan terlambat lagi—"

Ucap Jaden sambil menarik Hyunsuk pergi dari ruangan itu lalu menutup rapat pintu ruangan rahsia itu dan meninggalkan Yoshi sendirian di sana.





Kerana terburu buru untuk pergi—mereka berdua lupa untuk mengunci pintu ruangan rahsia itu.

.....

Hyunsuk hanya menutup rapat pintu besi itu tanpa mengingat untuk menguncinya dan kejadian itu tidak luput dari anak mata seseorang yang sedang memerhatikan mereka berdua disebalik dinding.

Hyunsuk dan Jaden melangkah keluar dari ruangan rahsia itu dengan langkah yang tergesa-gesa bersama beg galas yang berisi senjata.

Setelah memastikan dua orang psychopath itu benar benar pergi...Asahi keluar dari tempat persembunyiannya dengan jantung yang berdegup kencang.

Mujur saja semalam dia sempat memintak lokasi dari Jaehyuk di mana tempat persembunyiannya Jaden.

Dia berlari kecil ke arah pintu besi ruangan rahsia itu...berharap Jaden benar benar lupa untuk kunci pintu besi ini.

Kleck.



Asahi menolak daun pintu besi itu pelan membuatkan bunyi geseran pintu kedengaran.

Lelaki itu berjalan masuk ke dalam ruangan gelap itu dengan jantung yang tak henti berdetak.

Asahi hanya ingin memastikan sesuatu. Benar atau tidak Yoshi masih hidup lagi...

Langkah Asahi terhenti di sebuah ruangan yang bercahaya dan dipenuhi perobot rumah seperti meja dan juga almari.

Anak mata Asahi melebar luas saat sorot matanya jatuh pada seseorang yang cukup familiar sedang terbaring di atas katil dengan tangan kaki dan tangan terikat.









"Yoshi?"



"Asahi..."




Bersambung

30/1/2021

_________

Hai...sorry sangat hiatus terlalu lama.

Don't forget to vote 😉

[✓] Close your eyesWo Geschichten leben. Entdecke jetzt