[3] Miracle Pill Maker Bullies the Boss [DISCONTINUED]

671 - 680

Bab 671: Adegan yang Harmonis

Karena Huo Xiang jarang meminta foto yang ditandatanganinya dan itu untuk teman sekelasnya, itu berarti dia berteman dekat dengan mereka, jadi Huo Xiang berkata, “Saya mungkin bisa menyelesaikannya dalam satu jam. Kamu bisa memberikannya kepada teman-temanmu besok.”

Bagaimanapun, tanda tangannya dibuat dalam bahasa Inggris, jadi mudah untuk ditandatangani.

“Kedengarannya cepat,” kata Huo Yao sambil mengambil daftar permintaan tanda tangan yang dipersonalisasi dan memberikannya kepada Huo Xiang.

"Erm ..." Huo Xiang mengambil daftar nama dan melihat nama-nama di atasnya dan wajahnya berkedut. “Tanda tangan yang dipersonalisasi?”

"Uh huh," Huo Xiang mengakui dengan lembut.

Dia berkedip dan berkata, "Kakak Xiang, bisakah kamu melakukannya?"

Tentu saja tidak ada masalah untuk membuat tanda tangan yang dipersonalisasi, tetapi tangan Huo Xiang mungkin akan kelelahan pada akhirnya. Dia menarik napas sebelum dia menatap adik perempuannya dan tersenyum. “Tidak ada masalah sama sekali.”

Dia bahkan berhenti memanggilnya putri kecil sekali dan memanggilnya sebagai 'Saudara Xiang'.

Bisakah dia menolaknya?

Tong Yu melirik Huo Xiang dari samping dan melihat senyum paksa di wajah Huo Xiang.

“Kalau begitu aku akan memesan takeout dan kita bisa makan di sini. Setelah kamu selesai, kita bisa pulang, ”kata Huo Yao sambil mengeluarkan teleponnya.

"Oke." Huo Xiang mengangguk sebelum dia berjalan ke laci untuk mengambil pena dan retak.

Itu bukan sejumlah besar tanda tangan yang dipersonalisasi karena dia telah melakukan ribuan sebelumnya. Namun, sedikit lebih sulit untuk menyelesaikan tanda tangan yang dipersonalisasi karena dia harus meninggalkan pesan untuk para penggemar.

Memikirkan pesan yang dipersonalisasi saja bisa melelahkan. Jika mereka adalah penggemar lain, itu akan lebih mudah. Karena itu untuk teman sekelas adik perempuannya, dia jelas harus menulis sesuatu yang lebih bagus.

Tong Yu memperhatikan saat Huo Xiang berbaring tengkurap di meja kopi melakukan tanda tangan pribadi. Dia menepuk bahu Huo Xiang dan berharap dia beruntung sebelum meninggalkan vila.

Hanya Huo Yao dan Huo Xiang yang tersisa di vila.

Huo Xiang berpikir keras tentang pesan pribadi yang bisa dia tulis dengan tanda tangan sementara adik perempuannya menyelesaikan pekerjaan rumah dengan mudah. Itu adalah pemandangan yang sangat harmonis.

Sekitar pukul 10:00 malam, Huo Xiang akhirnya menyelesaikan lebih dari 100 tanda tangan pribadi. Tangannya bahkan gemetar ketika dia mencoba meletakkan pena.

Rasanya seolah-olah dia akan menderita PTSD jika dia harus melihat tanda tangan lagi.

Huo Yao telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya sejak lama dan sedang bermain dengan teleponnya.

Saat Huo Xiang selesai menandatangani tanda tangan, dia meletakkan teleponnya untuk berdiri dan berjalan ke sisinya. Dia duduk di belakangnya bersila sebelum mengulurkan tangannya untuk memijat bahunya.

Beberapa menit kemudian, Huo Xiang menggosok pergelangan tangannya untuk menemukan bahwa mereka tidak merasa lelah sama sekali. Dia menoleh ke samping karena terkejut. "Kamu cukup pandai memijat."

Huo Yao mengangkat alisnya. “Itu tidak perlu dikatakan.”

Bagaimanapun, Huo Yao adalah orang yang merawatnya.