[3] Miracle Pill Maker Bullies the Boss [DISCONTINUED]

731 - 740

Bab 731: Kita Harus Mendapatkan Kembali Giok

Nyonya Tua Yang mematikan kompor. “Jangan pikirkan itu. Giok itu milik Yaoyao.”

He Xiaoman menekan pelipisnya. “Kamu sangat keras kepala. Huo Yao berasal dari keluarga Huo dan bukan cucu kandung Anda. Bagaimana Anda bisa memberinya sepotong batu giok yang begitu mahal? ”

Saat Nyonya Tua Yang mendengar apa yang dikatakan He Xiaoman, dia mengerutkan kening dan mengoreksi He Xiaoman. "Itu hanya sepotong batu giok biasa dan tidak berharga apa-apa."

“Bagaimana mungkin sepotong batu giok itu tidak berharga? Lupakan. Anda berasal dari pedesaan, jadi Anda tidak tahu apa-apa tentang batu giok. Berikan saja padaku. Aku benar-benar membutuhkannya.." He Xiaoman melakukan yang terbaik untuk terdengar lembut.

“Aku tidak bisa memberikannya padamu. Menyerah saja, ”kata Nyonya Tua Yang dengan tenang sebelum menutup telepon sama sekali.

He Xiaoman langsung menjadi marah ketika dia mendengar nada panggil. "Wanita tua ini terlalu berlebihan."

He Xiaoman menelepon Nyonya Tua Yang lagi, tetapi yang dia terima hanyalah pesan otomatis yang mengatakan teleponnya mati. Dia merasa benar-benar marah.

Lu Xia melirik He Xiaoman dan bertanya dengan lembut. “Bu, apa yang Nenek katakan?

"Dia ingin memberikan sepotong batu giok kepada Huo Yao," jawab He Xiaoman tak berdaya.

Lu Xia juga tampak frustrasi. Giok itu ditujukan untuk cucu biologis Nyonya Tua Yang. Apakah Huo Yao layak untuk memilikinya?

Huo Yao sudah bersatu kembali dengan keluarga Huo, tapi dia terus berpura-pura menjadi cucu berbakti Nyonya Tua Yang. Apakah Huo Yao bahkan menginginkan pusaka keluarga mereka?

1

Bagaimana bisa ada seseorang yang menjijikkan seperti Huo Yao?

“Tidak peduli apa, kita harus mendapatkan giok itu kembali. Kita tidak bisa membiarkan wanita tua itu memberikannya kepada gadis bodoh itu, ”kata He Xiaoman dalam-dalam.

He Xiaoman mondar-mandir di ruang tamu dengan telepon di tangan sebelum dia tiba-tiba berkata, “Ini tidak akan berhasil. Aku harus kembali besok.”

Dia khawatir Nyonya Tua Yang benar-benar akan memberikan batu giok itu kepada Huo Yao.

Lu Xia memikirkan apa yang terjadi hari ini dan berkata dengan lembut, "Bu, saya pikir Anda tidak harus pergi sekarang. Orang-orang dari keluarga Huo semuanya kejam. ”

He Xiaoman melihat memar di telapak tangannya sebelum dia menginjak kakinya dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia berhenti berbicara tentang pulang keesokan harinya.

***

Sementara itu, Nyonya Tua Yang mengambil cangkir setelah menutup telepon dan tampak asyik menuangkan teh jahe dari panci kecil.

Itu panci stainless kecil dan pegangannya panas, tapi dia ingin mengambilnya dengan tangan kosong.

Huo Yao sedang bersandar di kusen pintu dengan malas ketika dia melihat ini. Dia dengan cepat berjalan dan memegang tangan Nyonya Tua Yang sebelum dia menyentuh pegangan panci.

Dia berkata dengan agak serius, “Ini sangat panas. Bagaimana Anda bisa mengambilnya dengan tangan kosong?”

Dia meraih handuk di dekatnya dan menutupi pegangannya sebelum menuangkan teh jahe ke dalam cangkir.

Nyonya Tua Yang akhirnya tersadar dari linglungnya. Senyum tiba-tiba muncul di wajahnya yang keriput. "Yah, untuk apa aku memilikimu?"

Huo Yao meliriknya. “Jangan coba-coba membicarakannya. Apa yang terjadi ketika saya tidak ada? Apa yang akan terjadi jika kamu terluka?"