#9

2.9K 419 10
                                    

Happy reading...







Usai Nara mengambil kendaraan motornya dan berhenti tepat didepan pemuda yang baru saja ditolongnya tadi..

"Lo bisa diri gak??.. biar ke minimarket di depan, keknya luka Lo lumayan parah biar sekalian diobatin.." ucap Nara memperhatikan pemuda didepannya.. namun bukannya menjawab pemuda didepannya itu hanya diam dengan pandangan datarnya..

'ni orang kagak punya mulut atau bisu sih.. gegayaan amat, jelas-jelas gue mau nolong ni orang malah diabain.. gue srepet juga lama-lama' batin Nara menatap kesal orang didepannya itu, perlahan turun dari kendaraannya dan memapah orang itu hingga naik kemotor vespanya..

Sedangkan pemuda itu hanya menerima-nerima saja tanpa bersuara..

Nara yang takut orang yang dibawanya itu terjatuh menarik salah satu tangan pemuda itu menahannya,sedangkan tangan satunya jelas untuk mengendarai motor itu agar tetap berjalan dengan stabil..

Pemuda yang dibonceng itu sedikit tertegun lalu menatap kearah tangannya yang dipegang oleh orang didepannya ini yang fokus mengendarai motornya agar tetap berjalan pelan tanpa menyebabkan getaran yang takutnya membuat dirinya yang diboncengnya itu terjatuh..

Hingga akhirnya tiba didepan minimarket yang terlihat lumayan sepi namun masih ada beberapa pengunjung yang berkunjung..

Nara memberhentikan laju motornya dengan masih memegang tangan pria yang diboncengnya lalu memarkirkan motornya ditempat yang teduh..'sayang kalau terkena panas terik matahari' pikirnya..

Nara kembali memapah pemuda itu menuju tempat duduk yang ada didepan minimarket tersebut, berlalu mendudukan pemuda itu kembali..

"Lo tunggu disini... Jangan kemana-mana gue beli obat luka Lo dulu... Awas aja Lo yah!" Dengan tatapan julidnya mengarahkan kedua jarinya seolah-olah akan tetap memperhatikan dirinya..

'lucu' batinnya terkekeh didalam jantung.. dengan senyum tipisnya setelah orang yang menolongnya itu berpaling masuk kedalam minimarket tersebut..

Tak beberapa menit setelahnya kini Nara membawa plastik penuh ditangan kirinya sedangkan tangan kanannya makanan cup dan juga teh hangat..

Perlahan-lahan Nara mengambil salah satu plastik kecil dan mengeluarkan beberapa obat-obatan dengan beberapa kapas dan plaster tempel, yang baru saja dia beli beberapa menit yang lalu..

Sedangkan makanan td sudah ia letakkan diatas meja yang tersedia..

Nara yang merasa gerah perlahan melepaskan topinya membiarkan rambutnya yang tergulung tergerai begitu saja, setelahnya Nara kembali menggulungnya dan menjepit rambutnya agar tidak kepanasan..

Sedangkan jaket yang dia gunakan sudah dia lepaskan beberapa saat yang lalu, membuat pemuda didepannya sedikit takjub dan merasa tidak percaya...

Dia kira orang yang menolongnya itu adalah laki-laki cantik, karna sangat jarang ada gadis seperti orang didepannya itu...

Bahkan mustahil ditemukan, hah dia semakin takjub dan juga tercengang meskipun wajahnya sedari tadi hanya menampilkan raut datarnya..

Namun jelas matanya tidak bisa berbohong jika dia kagum akan gadis didepannya ini, pantas saja dia mungil pikirnya..

"Kesiniin muka Lo, biar gue obatin..." Bagai bisikan halus tanpa ba-bi-bu pemuda itu mendekatkan kursinya kearah gadis itu..

Sebenarnya Nara kurang tau dimana saja luka pemuda didepannya itu, tp yang paling jelas terlihat adalah diwajahnya.. bibirnya yang robek, pipinya yang membengkak, serta goresan-goresan luka kecil diwajahnya..

'gila tu preman mau bikin anak orang meninggoy... Untung aja tadi gue hajar tu orang Ampe mampus...' batinnya..

"Ckckck" disertai gelengan-gelangan kecil menatap miris pria didepannya ini...

Mengambil kapas dan alcohol lalu perlahan-lahan mengoleskan nya dibeberapa luka yang terlihat kotor bahkan darah dibibir dan hidung pemuda itu sudah mengering..

"Gimana ceritanya Lo bisa jadi begini sih??... Lo diseret apa bagemane?!... Keterlaluan banget dah itu preman.. mana gegayaan sok kuat padahal mah badan bulat kek gentong.. belum lagih tu ketuanya sok-sokan natap sinis..

Belum tau aja kalau gue julid bisa bikin tu anak kena mental break dance.. ehh break down.." ucapnya kesal...

Sedangkan pemuda itu hanya menikmati elusan halus dipermukaan kulitnya, dingin dan perih menjadi satu, tapi terasa nyaman bagi pemuda itu..

"Anjir ini bibir habis kena sengat tawon apa bagemane sih.. gede amat njirr!!... Wahh apa jangan-jangan Lo suka cipokan ya!?? Hayolohh ngaku!! Tobat woy tobat" Tudingnya dengan matanya yang menyipit memindai tampang pemuda itu..

Sapa tau dia salah target penyelamatan, bisa ajakan yang dia selamatkan ini malah orang jahat yang pengen dimusnahkan tu para preman, dengan tingkat nethink Nara yang tinggi kini tatapan menyelidik Nara layangkan kearah pemuda didepannya itu..

Namun meskipun begitu Nara tetap mengobati luka pemuda itu, mengoleskan Betadine dan luka robek dibibir dan pelipisnya kini Nara pasangkan plaster dan kain kasa halus agar lukanya tak melengket dan sakit nantinya..

Hanya dibagian hidung pria itu yang tidak dilapisi kain kasa oleh Nara..

Kaki dan tangan pemuda itu juga sudah Nara kompres dengan es batu yang sengaja dia beli, meskipun Nara tidak mengobati semua luka pemuda itu, seperti dibadan dan didaerah-daerah yang sedikit sensitif bagi seorang Nara..

"Nih makan... Lo pasti lapar kan?? Nih diminum juga tehnya keburu dingin.. gue balik dulu.. moga kagak ketemu lagi" dengan gumaman kecil diakhir kalimat, yang masih terdengar jelas di telinga pemuda itu..

'semoga kita bertemu kembali...' batinnya menatap kepergian Nara dengan motor Vespa dan beberapa kantung plastik makanan yang tergantung rapi dimotornya...

Perlahan mengendarai motor itu kembali hingga tak terlihat lagi..

"Kira-kira gue ke mana ya lagi... Mumpung masih siang, biasanya kalau jam segini gue masih dikampus.. huh.. apa gue harus cari hutan lagi

Kek didunia gue... Bagus juga sih tapi dimana yah?.."

Guman Nara dengan mengendarai dengan kecepatan sedang.. sesekali memperhatikan tempat-tempat  tertentu untuk dia singgahi dan menjadi tempat pelariannya nanti..

Tak terasa sudah cukup jauh Nara mengendarai motornya hingga tiba ditempat yang cukup indah dipandang, jauh dari kerumunan dan bangunan-bangunan besar disekelilingnya..

Dia benar-benar suka suasana disiang hari, apalagi jika itu di tempat sejuk seperti hutan begini, dengan lapangan rumput disekitarnya semakin membuat Nara menyukainya..

"Fiks.. ini bakal jadi tempat favorit gue.." ucapnya perlahan meninggalkan motor dan helmnya ditempat rindang dan aman..

Dengan membawa sekantong plastik berisi makanan yang dia beli tadi..

Kini Nara berjalan menyusuri pepohonan rindang nansejuk ditemani semilir angin..

Didepan sana terlihat danau dengan air terjun indah yang berkilau karna pantulan cahaya matahari, disekeliling danau itu terdapat bunga-bunga cantik dengan pepohonan rindang disekelilingnya..

Mata Nara berbinar cerah berlari laju dan segera mendudukan pantatnya disalah satu pohon rindang..

Percikan air yang terkena pantulan cahaya matahari membuat pelangi yang berkilau indah..

Rasa ingin bercebur sangat-sangat tinggi..

Menikmati percikan dan semilir angin dengan berbekal Snack sangatlah nikmat.. bagi jiwa seorang pencinta alam, yang menenangkan diri..

Karna kadang jika Nara lelah dengan segala sesuatu dia hanya memerlukan keindahan alam untuk menenangkan dirinya.. dalam kesendirian berbaur dengan alam..







Anjim... Ini yang bacanya Mayan banyak tapi yang votenya dikit amat.. bener" dah..

Oke skip..

Bay saja... NnoNtya_



Figuran On BLWhere stories live. Discover now