29| Selasarel

5 1 0
                                    

Selasarel. [ Selalu Sayang Farrel ]

Masih pagi, sudah dalam mode on bucin tingkat dewa. Pasalnya, Farasya bermimpi hal yang sangat indah bersama Farrel, pacarnya.

"Ini hari selasa, kemaren hari senin. Besok hari rabu," gumam Farasya yang masih terduduk di samping ranjang.

Tingkat keabsurdannya semakin menjadi-jadi. Bahkan ia juga memikirkan singkatan untuk hubungannya dengan Farrel.

Farasya langsung pergi ke meja belajarnya, dia menuliskan beberapa kata yang jika disambungkan akan menjadi satu kalimat bucin ter-limited.

"Selasa."

Dia berpikir keras dengan artinya yang harus cocok dengan hari ini.

"Artinya apa ya?"

"Sela," Farasya berpikir sejenak, "Oh iya, selalu."

Farasya bertepuk tangan riang, saat pengartian yang dia buat 99,9% lumayan bagus. Farasya menghembuskan nafasnya berkali-kali, "Sela untuk selalu."

"Terus sa, apa?"

"Sakit? No! Senang? Ngga-ngga. Sedih? Jangan! Ngga boleh sedih-sedih. Terus apa yaa?" Dia menutup mukanya berharap pikirannya akan lebih terbuka luas. Seluas cintanya kepada Farrel.

Mungkin menurut kalian Farasya seperti orang gila yang bertanya, kemudian dijawab sendiri. Namanya juga bucin. Harap dimaklumi saja.

Farasya menjauhkan tangan yang menutupi mukanya, dengan mata yang berbinar-binar Farasya antusias mengatakan, "Sa untuk sayang."

"Jadi, selasa itu bukan hari tapi selalu sayang."

Penyakit gilanya mungkin sudah tahap stadium awal, Farasya berjingkrak kesana-kemari layaknya anak kecil saat kemauannya dituruti.

"Terakhirnya udah pasti, Farrel."

Dia mulai merangkaikan kata-kata yang dibuatnya. Akhirnya telah menjadi satu kesatuan utuh.

Farasya tertawa lepas, "Selasarel. Selalu sayang Farrel."

"Yeay. Akhirnya jadi juga. Aku harus kasih tau Farrel pas di sekolah."

"Non, ini nasi goreng nya udah siap," teriak bi Irah dari lantai bawah.

"Iya bi. Otw ke bawah."

Farasya segera turun ke bawah untuk menyantap sarapannya.

"Pagi bi," sapa Farasya sambil mendudukkan dirinya di kursi.

"Pagi, nasinya langsung dimakan, Non. Ntar keburu dingin gaenak."

"Siap, bi!" jawab Farasya tegas dengan sikap tangan hormat bendera.

"Bagus." Bi Irah mengangkat dua jempolnya serentak. "Yaudah, bibi mau lanjut cuci piring dulu, Non."

"Sebentar, bi," cegah Farasya.

"Kenapa, Non?"

"Bibi tau arti selasarel ngga?" tanya Farasya lalu memasukkan nasi goreng ke mulutnya.

"Selasarel? Apa tuh, Non. Bibi baru denger," katanya.

"Gimana ya? Eh, ntar aja deh bi. Ini limited edition soalnya. Yang pertama tau harus dia," jelas Farasya.

"Dia nya siapa hayo?"

"Ada deh, bi. Ntar Farasya cerita."

"Yaudah. Nasinya dimakan, jangan diliatin aja."

"Siap bibi."

****

Berita tentang Stefan dan Al yang hampir menghilangkan nyawa Safira sudah menyebar ke seluruh siswa SMU Kartika. Tidak ada yang heran dengan tingkah mereka berdua.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love Without Signal [ON GOING]Where stories live. Discover now