19. Affection

69 12 22
                                    

"Taekyung-ah, bagaimana kalau kita menyanyi? Sudah lama kita tidak duet bareng." ajak Jimin tersenyum lebar, mengenggelamkan kedua manik kecil miliknya yang terlihat sangat menggemaskan.

"Yoogi Hyung, tolong iringi kami dengan gitar!"

"Yak donat! Kenapa kau malah menyuruhku? Kan kau yang ingin, bukan aku." Yoogi menatap tajam kearah Jimin. Pemuda pucat itu sengaja memasang tampang garang, ingin menjahili Jimin. Entah kenapa mereka sangat suka melihat Jimin merajuk, dengan menggembungkan pipinya.

"Hyung, berhenti memanggilku dengan sebutan yang menggelikan itu."

Bingo!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bingo!

Tebakan Yoogi tidak pernah meleset! Jimin melakukannya, tak terima dengan panggilan yang dulu sering didengarnya ketika ia masih dibangku sekolah.

"Ha-ha-ha, kalau kau tidak ingin dipanggil dengan sebutan itu. Berhenti melakukan aegyo sepeti itu. Lihat pipi mu Jim, bengkak seperti adonan donat yang sedang difermentasi." Yoogi menggembungkan pipinya sendiri meniru Jimin. Jujur Yoogi senang melihat pemuda manis itu, merajuk padanya.

"Jim, biar kuberi tahu ya. Kau memang terlihat seperti donat. Bengkak, lebar, kecil dan manis." kekeh Taekyung sembari menepuk pundak Jimin. Mereka bukan bermaksud menyudutkan Jimin, tetapi mereka suka melihat Jimin ekspresi ketika merajuk. Untuk yang pertama kalinya Taekyung mengakui bahwa Jimin manis, terlihat telinga pemuda tampan itu memerah menahan malu.

Selama Jimin menghilang, mereka semua sangat merindukannya. Taekyung yang paling terlihat sedih pada saat itu. Pamuda tampan itu kebanyakan menyendiri dan dingin pada semua orang. Perlu digaris bawahi, jika Taekyung manja hanya pada Hyung nya saja. Raein dan Seojin.

"Woah, daebak! kau mengakui kalau aku manis eoh? Aku tidak salah dengarkan? Hyung, apa kau mendengarkan ucapan si kunyuk ini tadi?"
Senyuman Jimin kian mengembang, mendengar pengakuan dari Taekyung.

Ia tidak menyangka jika sepupu tercintanya itu bisa berkata jujur. Karena Taekyung yang selama ini dikenalnya, adalah manusia usil dengan tingkah konyol melebihi Mr. Bean

Jimin langsung merangkul pemuda semampai itu, sembari menggelitik ketiak Taekyung. Sedangkan yang menjadi korban tak ingin kalah, juga melakukan hal serupa. Suara tawa mereka berdua terdengar begitu bahagia, mereka yang melihat kedua badut tanpa bayaran itu juga tertawa.

"Coba bilang sekali lagi, akan kubelikan kau seember penuh strawberry."

Disela tawanya, Taekyung menangis tanpa isakan. Suara tawa pemuda itu semakin lama terdengar semakin sumbang. Jimin menyadari perubahan emosi Taekyung langsung mengehentikan aksinya.

"Woah, Taekyung-ah kau menangis? Sebegitu rindunya kau pada ku ya? Ah sini-sini." Jimin membawa Taekyung kedalam pelukannya, tangannya sibuk mengelus punggung tegap pemuda itu.

Can You Heal Me? Where stories live. Discover now