24. Forgive me

52 6 0
                                    

Halow gaeseu! Nchay kembali!
Ada yang kangen gak? Atau kangen Raein kah?
Maaf ya nchay update nya agak lama, karena nchay lagi di fase slowrespon🥺 ide nchay agak mentok huhuhu takutnya ga sesuai ekspektasi dan feeling nya ga terasa😭

Jujurly yah, nchay sebenarnya insecure bgt liat tulisan nchay, karena kacau😭

Menurut kalian tulisan nchay gimana? Kasih pendapat nya dung, siapa tau nchay bisa mengoreksi diri biar makin baik🥺



















Seorang pemuda berdiri didepan pintu ruangan beraroma menyengat antiseptik, terhitung sejak lima menit lalu. Sorot matanya terlihat kosong, menatap tubuh yang terbaring lemah diatas bangsal. Suara monitor terdengar begitu menyeramkan, seakan-akan mencekik lehernya. Wajah sang adik terlihat lelah dan sangat pucat dari terakhir kali ia temui. Ia tak bisa mengeluarkan sepatah katapun dari bibirnya, seakan terkunci rapat.

Batinnya terus menolak dan meyakinkan bahwa ini hanya mimpi, tetapi netranya melihat tubuh sang adik yang tak berdaya disana dengan pakaian pasien rumah sakit. Perlahan tungkai semampai melangkah mundur, tetapi kepalanya menoleh kearah kanan mendapati si bungsu duduk meringkuk disudut ruang tunggu, menenggelamkan wajah disela lutut. Terlihat jauh dari kata baik-baik saja, noda darah melumuri pakaiannya, bahu pemuda itu tampak bergetar hebat menahan isak tangis.

Pikiran Seojin berkecamuk, ia mencoba untuk mencerna apa yang terjadi kepada kedua adiknya. Tungkai semampai pemuda itu melangkah menghampiri si bungsu, lalu merengkuhnya kedalam pelukan hangat. Sebagai seorang kakak, ia harus menjadi sandaran bagi adik-adiknya. Tidak boleh terlihat lemah. Untuk saat ini, ia sangat membenci dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi mereka. Ia telah gagal menjadi kakak terbaik untuk adik-adiknya.

"Maafkan aku. Aku sudah gagal menjadi kakak untuk kalian." Seojin menenggelamkan wajahnya di pundak Taekyung, merengkuh sang adik semakin erat. Kini air mata yang ia tahan sejak tadi, luruh begitu saja bersama suara tangis Taekyung yang semakin terdengar lirih.

"H-hyung, seharusnya aku yang terluka. Bukan Raein Hyung." Taekyung merancau didalam dekapan Seojin, menyalahkan dirinya.

***

"Kerja bagus Seojin! aku yakin comeback mu kali ini bisa menaikkan namamu. Mungkin kau bisa menjadi penyanyi internasional!" Puji sang manager ketika Seojin keluar dari ruang perekaman suara. Wajah pria berkepala empat itu terlihat kagum, mendengar hasil rekaman Seojin.

"Aku bangga padamu, tidak sia-sia aku memperjuangkanmu Seojin-ah. Kerja kerasmu akan terbayar dengan hasil yang sudah pasti memuaskan!" Manager Lim menepuk pundak Seojin dengan bangga. Secara bergantian mereka memberi selamat kepada Seojin.

Pemuda berbahu lebar itu, tak henti-hentinya tersenyum. Jujur kali ini ia merasa bangga kepada dirinya, ternyata hasil kerja kerasnya akan berbuah manis. Ia harus memberikan kabar gembira ini kepada kedua adiknya. Tangan pemuda itu segera merogoh kantong celananya, ingin menghubungi mereka.

"Seojin-ah, bagaimana kalau kita merayakan hari ini dengan Bir dan ayam goreng! Pasti seru!" Ajak kepala Tim produser, terlihat sangat bahagia tak henti mengembangkan senyum. Atensi Seojin teralihkan, ketika pria berambut silver itu mendekatinya.

"Bagaimana Seojin-ah?" Mereka semua tampak menunggu jawaban dari sang bintang, tetapi jawaban Seojin terhenti di ujung lidah, karena pintu terbuka lebar dengan wajah panik.

"Maaf aku mengganggu waktu kalian, ada yang mencari Seojin, katanya penting." Ucap salah satu staff yang tersemat nametag, menghela nafas panjang untuk menormalkan detak jantungnya karena berlari mencari Seojin.

Can You Heal Me? Where stories live. Discover now