24

489 75 7
                                    


Aira pov

"Kakak...

"Kakak buka matamu...

"Kakak jangan buka matamu...dia palsu...

"KAKAK."

"Bangun kak atau kakak akan mati!"

"Huh?!"

Gawat aku mimpi buruk lagi,setelah apa yg dialami oleh aoi,entah mengapa aku masih tak bisa menerimanya dengan baik.

"Gawat...kepalaku pusing...obatnya mana?"

Aku mencoba berdiri dari kasur dan berjalan menuju meja riasku untuk mengambil obat penenang.
Saat tanganku hampir membuka tutup botolnya sebuah pukulan membuat obat itu beterbangan kemana-mana.

Aku kaget dan tak tahu harus berkata apa,bagaimana bisa ia berada disini?seingatku aku tidak pernah membiarkannya masuk ke dalam kamarku.

"Keichan...?nande..."

BRUKK

Bukannya menjawab pertanyaanku ia malah menubrukkan tubuhnya dengan tubuhku lalu dijatuhkan diatas kasur.

Wajah keichan tadi sangat menakutkan,bagimana bisa ia menatapku begitu tajam dan sangat menyalang.

Seperti hewan buas yg melihat mangsanya dengan penuh rasa lapar memenuhi perutnya.

"Keichan...sesaakk lepas dulu..."

"Obat apa itu tadi?"

"Eh?"

"Aku tanya sekali lagi obat apa itu tadi chibi..."baji sedikit menambah volume suaranya agar yg lain tidak mendengarnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 malam,tanda semuanya masih tertidur dan tak ingin siapapun menganggu aktifitas mereka,kecuali yg begadang beda lagi ceritanya.

"Itu...itu tadi...obat flu...iya obat flu...hidungku agak mampet tadi makanya aku mau ambil obat flu di laci dalam meja riasku."ucapku mencoba menutupi label atau nama obat yg ada ditanganku yg saat ini tengah kusembunyikan dari pandangan keichan.

Tanpa kusadari keichan menahan kedua tanganku diatas kepalaku lalu menatapku seperti melihat mangsa yg sudah lama ingin dia buru.

Gawat firasatku makin ngak enak,padahal ac nya nyala lho?

"Kamu pernah bilang tidak akan pernah meninggalkanku kan?lalu kenapa kamu malah merusak tubuhmu sendiri?"ujar keichan mulai menurunkan kepalanya agar menghadap dengan mataku.

Rambutnya yg tergerai menyentuh wajahku dan leherku membuat sensasi geli yg sungguh aku tidak tau harus apa sekarang.

Apa kutendang aja ya burungnya?

Saat aku sudah ancang2 buat nendang burungnya tapi satu tangannya menahan kakiku membuatku tak bisa menggerakkannya.

"Jangan menganggu,biarkan aku menyelesaikan ini dulu baru kamu bisa dengan mudah memukul atau menendangku sesuka hatimu."

Setelah berkata begitu keichan menarik pergelangan tanganku sampai tubuhku ikut tertarik dan didudukannya diatas pangkuannya.

Setelah berkata begitu keichan menarik pergelangan tanganku sampai tubuhku ikut tertarik dan didudukannya diatas pangkuannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Just For You (HIATUS SELAMANYA) Where stories live. Discover now