2

846 102 2
                                    

1740+ Words
28-10-2021

Happy Reading📖

✉✉✉

"Ekhem ... Gue sama temen-temen gue boleh duduk disini enggak? Enggak ada yang kosong soalnya." Yang sedang bertanya ini adalah Witha.

"Lah, tempat yang biasa kalian duduk?" tanya Yena, karena biasanya Jeffrey dkk duduk di tempat yang sudah mereka klaim menjadi milik mereka saja, orang lain tidak boleh duduk disana.

June menunjuk tempat duduk di ujung kiri yang diduduki oleh 5 pemuda dengan tampilan yang berantakan, "didudukin mereka, mana berani kita usir," jelas June.

"Jadi gimana, boleh?" tanya Witha sekali lagi, ia sudah pegal ingin duduk masalahnya dari tadi.

Sontak teman-teman Rose melihat ke arah Rose, seperti meminta persetujuannya, "o-oh boleh kok," jawab Rose dengan kikuk.

Jeffrey dkk yang mendengar persetujuan dari Rose pun berterima kasih lalu duduk.

Hening. Suasana di meja itu menjadi hening, hanya ada suara seruputan air.

"Diem-diem bae, ngobrol ngapa ngobrol!" celetuk Bagas, berusaha mencairkan suasana.

Mendengar celetukan Bagas, Endah menimpali, "sorry kita enggak se frekuensi."

Bagas sontak melempar sedotan plastik yang ada di meja itu, "yeeeuuu diajak temenan juga," kata Bagas.

"Oh lo mau temenan sama kita? Sorry enggak bisa, wleeeee." Endah memang suka sekali menjahili Bagas, karena menurutnya wajah Bagas saat kesal sangatlah lucu.

"Aaaaaaaa Edgar belain huhu," rengek Bagas pada Edgar sambil memeluk satu lengan pemuda datar itu.

"Shut up!" Edgar menghentakkan tangan Bagas dari lengannya, ia memang sangat tidak suka saat di gelendoti seperti tadi, risih.

Mendapat perlakuan seperti itu dari Edgar, Bagas mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Edgar, lo-gue End!"

"Hm," balas Edgar malas meladeni Bagas, buang-buang tenaga katanya.

"Emm ... Gue boleh tanya enggak?" Jeffrey tiba-tiba membuka suara.

"Tanya aja," jawab Sunny sambil menatap Jeffrey dengan senyuman terbaik nya.

"It–

Perkataan Jeffrey terpotong saat suara berat memanggil nama Rose.

"Kak Rose."

Rose yang merasa namanya dipanggil menoleh ke arah sumber suara. Ternyata yang memanggil Rose adalah adik kelas mereka yang bernama Raka.

Mengetahui bahwa Raka yang memanggilnya Rose terkejut, "kenapa Raka?" tanya Rose.

"Bisa ngomong berdua enggak?" ujarnya meminta izin pada Rose. Kenapa tidak bicara di sini saja? Karena yang akan ia bahas dengan Rose adalah sebuah privasi yang tidak seharusnya orang lain tahu.

Rose mengangguk, "sebentar ya," pamit Rose pada teman-temannya.

Melihat Rose dan Raka yang keluar dari kantin, mereka semua bertanya-tanya apa yang mau Raka bicarakan dengan Rose?

Secret Admirer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang