markas lioendery

1K 109 1
                                    

Di sore ini inti Lioendery sedang berkumpul di sebuah ruangan yang ada di markas, ruangan itu adalah ruangan khusus anggota inti tiap generasi.

"Gua penasaran deh sama Bulan, kek aneh dan miaterius banget sumpah," ucap Angkasa tiba tiba yang membuat ke lima sahabatnya menolehkan kepala mereka.

"Maksud lo?" tanya Langit dengan suara dingin.

"Ya aneh. Dari kejadian masa lalu dia sampe keahlian dia."
"Kemampuan basketnya aja mungkin setara atau bahkan lebih dari pa Bos, terus waktu kita ribut sama anak Tronsi dia bantu dan gerakkannya kaya udah ahli banget. Anehkan?" Atanya Angkasa mengutarakan ke anehannya.

"Gua kira gua doang yang ngerasa," sambung Tom yang sedikit senang karna ada yang satu pendapat dengannya.

"Tapi emang aneh sih liat aja ketenangannya kalo lagi ngeladenin orang berengsek, santai banget kaya gak ada apa apa," ucap Angkasa yang merasa kalau pendapat sahabat sahabatnya ada benarnya juga.

"Al cari tau tentang dia," titah Bintang tak terbantahkan.

Meski Aldari selengean tapi jangan salah, dia itu satu satunya Hacker sepanjang sejarah Lioendery, itu lah alasan kenapa Lieondery semakin kesini semakin berjaya walau ada juga yang setara dengan mereka tapi sayangnya musuh bebuyutan, mereka adalah Ravlows.

Tangan tangan panjang nan besar milik Aldari menari dengan lincah di keyboard laptop miliknya, dia mengetikkan banyak kode simbol yang sama sekli tidak akan di pahami oleh orang awam.

Saat meliha apa yang di cari dia malah shock sendiri karna yang ada di situ hanya nama Bulan yang tertera dengan nama sekolah dan segala prestasi yang dia dapatkan.

Di sela sela kebingungannya notifikasi HP nya mengalihkan perhatiannya, hanya sebuah pesan singkat dari nomor yang tidak dia kenal sama sekali akan tetapi membuat Aldari terdiam.

+62 836********
Saya sarankan kalian untuk tidak mencari tahu tentang dia karna usaha kalian hanya akan menjadi sia sia.

Salam hangat, Pemimpin.

"Lang, sejauh apa keluarga lonngerahasian Bulan?" tanya Aldari yang ingin memastikan sesuatu.

"Cuman sebatas gak di kenalin ke publik biar gak di incer musuh persuhaan," jawab Langit seadanya karna saat ini mereka sedang mode serius.

"Serius lu? Jangan bercanda Lang," sambung Aldari yang masih menolak percaya dengan kenyataan.

"Emang kenapa sih?" tanya Angkasa yang sama bingungnya dengan yang lain.

"Gua gak bisa dapet apa apa tentang Bulan, yang ada cuman identitasnya di sekolah lama sama semua prestasi ya di olimepiade."
"Bahkan gua dapet pesan misterius yang aneh banget," jelas Aldari yang membuat suasana ruangan itu jadi hening seketika.

secera serentak mereka mendatangi Akdari untuk memastikan apakah dia berbohong atau tidak.

"Cuman ini yang bisa gua dapet dan ini pesen misteriusnya." Setelah melihat kedua bukti itu mereka semua diam sambil mencerna apa yang terjadi saat ini.

"Jangan mencari tentangnya? Pemimpin?" gumam Faro mengulang kembali kata kata yang bisa menjadi petunjuk.

"Ada baiknya kita waspada sama Bulan, kaya yang dia bilang kalo semua orang bisa berubah."
"Gak usah jaga jarak, cukup waspada aja indentitasnya belum jelas di tambah pesan misterius itu, kita gak tau dia ada di kubu kita atau sebalinya," jelas Tom dengan tegas yang sempat di bantah oleh Langit namun naas, Bintang menyetujui pemikiran Tom.

MALAM Where stories live. Discover now