Page 10 - Getting Comfortable

314 38 8
                                    

WARNINGS ‼️:
× 15+ harsh words
× 15+ kind of talks

Read at your own risks

-----

Jadinya abis kelar makan siang kemarin, rombongan itu langsung ke tujuan selanjutnya. Ke Kith sesuai permintaan Tiara. Tiara beli t-shirt buat dia sama sepupu-sepupunya. Dia juga bantuin milihin hoodie baru buat Nuca. Yang lain juga akhirnya belanja, mostly sneakers. Trus nurutin maunya Tiara yang utama, makan es krim di sana. Nggak tau apa istimewanya, cuma ya pengen aja. Mumpung di LA kan.

Trus sekarang mereka lagi siap-siap buat berangkat ke Indio. Tepatnya ke Coachella valley. Mereka bakal nginep di villa salah satu grup hotel gede. Ini diatur sama kak Drina dan kak Naz juga. Jarak dari hotel ke tempat music festival-nya deket lumayan deket juga. Sebenernya perjalanan cuma butuh waktu dua jam, bisa banget nggak nginep. Tapi ya gila aja nggak nginep kalo acara aja bakal berakhir tengah malem. Bolak-balik Beverly Hills - Indio adalah hal paling konyol padahal akomodasi di sana banyak banget.

"All set?"
Ujar Tiara dari balik kemudi SUV yang kemarin dipake Nuca jemput di bandara.

Ziva ngasih kode pake tangannya, tandanya semua siap. Nggak ada yang ketinggalan. Udah pada siap dan rumah juga udah dikunci.

Lah itu kenapa jadi Tiara yang nyetir?

Jadi ceritanya tadi malam abis dinner, Tiara baru tau kalo second day acara itu Nuca sama Axell nggak bisa masuk dan gabung bareng yang lain. Dua orang itu udah terlanjur janji sama temen Nuca, alias mantan pacarnya, namanya Alisha, buat nemenin Alisha sama temen-temennya. Alisha cuma bakal dateng second day karena lusanya bakal pindah, for good, ke Italia, sama semua keluarganya. Jadi itu semacam permintaan terakhir Alisha ke Nuca gitu. Axell? Ya nemenin aja, sekalian tebar pesona sama temen-temen Alisha yang mostly blasteran Indonesia-Amerika.

"You're not even telling me."
Tiara lagi protes, kesel, tapi males ngomong.

"I'm totally forget to tell you. Means it's not that important."

"Bullshit, Nuc! It's important. If i know it from the beginning, at least i can prepare."
Bawa-bawa yang lain ini sih udah. Melebar kemana-mana.

"Prepare for what? I'll be with you guys on third day, anyway. And i'll be with you whole times there except for tomorrow's fest."
Nuca masih berusaha ngejelasin. Sumpah dia lupa, dan emang nggak penting. Dia mikirnya Tiara bakal oke aja kalo dia cuma bisa nemenin di hari ketiga. Tapi ternyata nggak sesederhana itu. Tiara udah berharap bakal sama Nuca dari hari kedua kayaknya.

"Ck! Haahhh! You'll never know!"
Tiara yang udah capek debat jadi males nyahut lagi. Ini sih antara kesel karena baru tau, atau kesel karena Nuca bakal sama mantannya.

"Ra, please. Let me fulfill her last wish. I just need to keep my promise to her and i promise i'll be with you then."
Kenapa kedengerannya kayak orang pacaran gitu ya?

Tiara masih diem, nggak nyahut. Tapi dadanya naik turun, napasnya menggebu-gebu, keliatan masih emosi banget.

"I'll let you do anything. Elo boleh minta apa aja ke gue. Tapi jangan gini, Ra."
Nuca sebenernya khawatir ngeliat Tiara yang emosi gitu. Tense gitu bikin pusing ntarnya.

Tiara buang muka, nutup matanya bentar buat nenangin diri.
"Let me drive to Indio."
Singkat, padat, jelas. Tipikal Tiara Adhikara, tak terbantahkan.

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang