Part 21

2.2K 373 186
                                    

Aku kira nggak ada yang nungguin cerita ini lagi loh🙃

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Aku kira nggak ada yang nungguin cerita ini lagi loh🙃

Makanya nggak update lama hihi
Ya mungkin karena terlalu berat konfliknya atau ceritanya emang ngebosenin ya...

Maapin kalo nggk sesuai ekspektasi 😚

Keep enjoy and
Happy Reading

__________

.
.
.


Dengan kedua mata terpejam, kepala Taehyung bergerak gusar. Keringat dingin membasahi wajahnya yang terlihat pucat, bibirnya bergetar ingin menyerukan sesuatu namun sulit. Mimpi buruk itu datang lagi.

..

Hujan deras diluar sana bagaikan mengerti keadaannya saat itu. Pria kecil berusia 7 tahun yang tengah menangis kencang menahan kepergian sang ayah. Dialah Kim Taehyung.

"Ayah... ayah mau pergi kemana?" tangan kecilnya yang rapuh menggenggam erat pergelangan tangan Jaejoong.

"Maafkan ayah Taehyung, ayah harus pergi. Jaga ibu dan adikmu," terlihat kedua matanya berair saat ia berusaha melepaskan genggaman tangan putranya. Perih. Dadanya sakit saat ia harus pergi dengan keadaan seperti ini. Namun Jaejoong tetap pada pendiriannya. Ia menepis kasar tangan Taehyung, kemudian berlari kecil masuk kedalam mobil. Menerjang hujan yang tengah menguyur bumi.

"Ayah!!" Taehyung ikut berlari hingga keluar rumah. Dengan langkah kecilnya, ia berlari mengejar mobil Jaejoong yang melaju cepat membelah jalanan berlumpur. Taehyung menangis sesenggukan, bahunya naik turun dengan nafas tersengal. Tidak memperdulikan tubuhnya yang basah, ia tetap berlari semampunya.

"Taehyung tunggu," sang ibu datang mencekal lengan Taehyung. Menghentikan langkahnya.

"Ibu, ayah akan pergi kemana? kenapa dia meninggalkan kita," Taehyung bertanya dengan nada polos. Di usianya yang masih kecil, ia sama sekali tidak mengerti dengan kejadian yang terjadi. Pikirannya belum bisa memahami permasalahan antara kedua orang tuanya.

Shin Hye tidak menjawab pertanyaan itu. Ia memeluk tubuh kecil putranya erat. Air mata mengalir membentuk anak sungai di kedua pipinya. Shin Hye tidak ingin Taehyung menderita, namun keadaan yang membawanya pada kata itu.

Sekuat apapun Shin Hye menahan Jaejoong, pria itu akan tetap pergi. Pergi bersama wanitanya disaat dirinya tengah mengandung anak kedua mereka.

"Taehyung... sayang, kita pulang ya," Suara lembut Shin Hye yang berpadu dengan isakan tangis membuat Taehyung mendongak.

"Tidak ibu, aku ingin mengejar ayah. Ayah tidak boleh pergi," Taehyung memberontak mendorong Shin Hye menjauh darinya. Ia tidak tau jika gerakannya mengenai perut ibunya.

Dinner MateDonde viven las historias. Descúbrelo ahora