Bimbang

87 4 1
                                    

Haaaii..

Apa  kabar niehh para readers..

Tetep stay tune yaa prendds...

Vote sama comen dari kalian berarti banget buat aku prends..

Happy reading..

"Cinta yang tulus itu tidak mengekang, tetapi melepaskan dan memberi kebebasan pada yang lain."
.
.
.
.
.
.

Sudah menjadi kebiasaan jika Tata Datang ke rumah niken pagi pagi sekali untuk menjemputnya berangkat sekolah, Mereka adalah 2 orang sahabat yang tak pernah terpisahkeunn sejak kecil. Persahabatan mereka tuat karna Tata yang slalu menerima latar belakangnya.

"Tok...tok...tok...permisi" suara Tata mengetok pintu.

"Wa'alaikumsalam... oh non Tata, silahkan masuk, non Niken masih ada di kamarnya." ujar seorang ART  sambil membuka pintu utama keluarga Winata.

Tata pun masuk dan menduduki salah satu sofa ruang tamu rumah Niken.

"mungkin non Niken masih siap siap, Non Tata duduk dulu deh, biar bibi buatkan susu dan roti isi dulu."

"Eh, ngga usah repot repot bi', Tata udah sarapan tadi. Tata mau langsung ke kamarnya Niken aja yaa, keburu telat soalnya." Tata berucap sambil melihat jam di pergelangan tangannya.

"Owh yaudah kalo gitu bibi' tinggal dulu yaa."

"Iya, makasih bi'."

Tata pun bangkit dan berjalan menuju kamar Niken yang terletak di lantai atas.

"Tok..tok..tok.. Niikeen..." panggil Tata sembari mengetok pintu kamar niken.

Tak ada repon? Tata pun kesal dan berniat langsung membuka pintu kamar niken.

"Cklekk."

Terlihat seorang Niken tengah berkutat dengan kosmetiknya didepan cermin.

"OMG Niikeeen... lo ngapain masih ada di depan cermin!!! Dari tadi make up gak kelar kelar!! Jam tuh jalan terus!! Ntar kalo lo telat gimana?! Lo gak malu apa? Masa anak pemilik sekolah telat?!" Omel Tata tanpa henti.

"Bentar, dikit lagi elahh." Niken sama sekali tak memalingkan pandangannya dari cermin.

"Emang ada acara apa sii kok sampe nge - poles selama ini?" Tanya Tata heran.

"Gw mau tampil lebih cantik dari biasanya, biar si Aksa yang sok cool itu terpana dengan kecantikan gue, trus akhirnya dia nembak gue deh, target selesai! Simple kan?." Ujar niken dengan gamblangnya.

"Kalo misalnya Aksa tetep kagak naksir ke lo gmana?"

"Tidak ada seorangpun yang boleh menolak permintaan seorang Niken dan seorang Niken tidak akan pernah gagal dalam misi apapun." Jawabnya mantap.

"Ouhh gitoh.. Kalo emang bener bener gak berhasil gimana?"

"Ya klau nggak berhasil...😕hmmm.. ya terpaksa gw harus pake cara me... ups." Niken langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"Me... apa??" Tanya Tata mulai penasaran.

"Yaa pkoknya ada deh... lo kok gitu sih! Harusnya lo dukung sahabat lo ini, bukannya malah OVT (over thinking)." Pintanya.

"Fine, gue bakal dukung lo sampai kapanpun, dan gue do'a in semoga perjuangan lo kagak sia sia."

Jujur saja, Tata sangat berat mengatakan itu, perasaannya masih sama dengan awal kali ia menjumpai Aksa, Tapi bagaimanapun ia harus memprioritaskan persahabatan yang sudah lama ia pertahankan ini. Finally ia akan mencoba pasrah pada sang kuasa.

"Thanks! You're the best girl! My perfect best friend!" Niken berseru dengan semangat.

"Yaudah gausa pake dramatis segala, cepet bangkit, gue udah dongkol nungguin lo dari tadi." Tata menarik tangan Niken tanpa menunggu persetujuan dari sang empu.

Mereka pun berangkat sekolah bersama sama seperti biasa, dan kali ini Niken sendiri yang meminta untuk mengemudi mobil Tata dan Tata sebagai penumpangnya atas bentuk minta maafnya karena telah membiarkan Tata menunggunya.

_

________

Sudah terhitung 10 menit sejak mobil Tata meninggalkan pekarangan rumah Niken, Namun anehnya, kesunyian di dalam mobil masih saja menyelimuti, tak ada canda tawa seperti biasanya, hanya suara musik dari Mp3 mobil saja yang berbunyi.


Yah wajar saja kalau sunyi, Tata yang biasanya menjadi peng - heboh suasana kini sedang dalam lamunan.

Tata sedang berpikir, apakah benar Niken serius dengan Aksa? Karna sebenarnya Tata sendiri dari dulu sejak awal ketemu Aksa ia telah tertarik kepadanya. Akan tetapi, setiap kali ia mau cerita ke Niken, dia slalu lupa dan terkadang Niken sendiri tak memiliki waktu untuk saling bertukar cerita dengannya. Ditambah lagi sikon saat ini yang entah emang Niken benar menyukai Aksa ataukah Aksa yang hanya menjadi bahan permainannya. Jadi, setelah Tata tau kalau Niken bersikeras untuk mendapatkan Aksa, Tata pun bimbang mau nyerah apa tetap berjuang dengan perasaannya.

Dia berfikir, jika dia tetap kukuh pada perasaannya, ia akan menghianati Niken yang sudah menjabat sebagai sahabat sejak kecil. Tetapi, ia juga kesusahan dalam menghilangkan perasaanya pada Aksa. Dunia percintaan emang begitu syulit bro! Apalagi dengan situasi yang seperti ini.

"Eh Ta! Sepu banget sii, tumben lo diem diem bae, biasanya lo yang paling cerewet." Suara Niken memecahkan keheningan.

Tata tak merespon, sepertinya ia masih larut dengan alam fikirnya.

"Eh Ta! Jawab elah, diem mulu sii.." Niken berucap lagi sambil menggoyang goyangkan badan Tata dengan tangang kirinya. (Tangan kanannya sibuk megang setir.)

"Ha?" Beo Tata sadar.

"Woii, nape lu diem teruzz? Dipanggil kaga nyahut, serasa kacang kering gue."

"Yee maap elah, gue tadi lagi mikirin sesuatu makanya ga denger."

"Etdah si curut, emang lo mikirin apa sii?" Kepo Niken.

"Ga penting penting amat kok, lupain ajaa."

Niken mengangguk pasrah dan kembali fokus menghadap depan.

Tbc

Vote yaaa

Thankss

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRUE LOVE😄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang