---- JIHAN -----

219 6 0
                                    


Bertahan, untuk siapa ?

Aku adalah jihan. Sosok yang penuh dengan rasa
kasihan dan pengorbanan untuk hidup.

Kalau ditanya siapa yang membuatku kuat sampai saat ini? Ya, jawabannya diri sendiri.

Jihan yang dikenal dengan sosok yang lembut dan penuh dengan kebencian oleh orang sekitar.

Jihan juga sebagai seseorang yang mungkin kalau tidak bertemu dengan Pratama menjadi seorang yang tetap sendirian.

Tidak memiliki hal yang membahagiakan karena disisi lain orang terdekat yang tidak menerima keberadaan jihan.

Mungkin saja, kalau bunda tidak pergi karena
kehadiranku, rasanya sampai saat ini tidak ada
kejadian saling membenci. Sejatinya, semua hal
didunia ini juga perlu jeda untuk perasaan yang sakit.

Sama seperti perasaan Papa dan Abang saat
kehilangan bunda dan kak Roy yang kehilangan Kayes sahabatku.

Jujur saja, aku tidak pernah membenci takdir apalagi menyalahkan. Saat mereka tidak menerima keberadaanku aku hanya bisa melangitkan doaku.

Untuk orang yang paling aku sayang, terutama
papa. Bagian paling penting dalam hidupku yang pada akhirnya meninggalkan tidak dengan sebuah  pelukan hangat.

Pelukan yang aku harapkan saat aku masih kecil. Cerita jihan bukan hanya sebagai cerita yang mengisi bagian sedih saja. Banyak pelajaran yang bisa kita terima dalam sebuah perjalanan hidup.

Kalau hari ini sakit, bertahan dulu. Kalau esok juga sakit, tetaplah bertahan. Sampai hari selanjutnya masih sakit? Tetap harus bertahan sampai rasanya kamu terbebas daari rasa sakit itu.

Kita memang tidak dapat memprediksi kekuaran hati, apalagi isi dari fikiran kita sendiri. Namun, hal yang perlu diketahui bahwa semua akan lebih indah saat kita terus mencoba untuk bertahan.

Walaupun rasanya sulit dan hampir menyerah. Tapi akan ada hal indah setelah badai bukan? Jangan berputus asa terhadap takdir.

jihan juga memberikan sebuah gambaran perihal kehidupan yang jarang ia rasakan kebahagiaan. Dimulai saat dirinya tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtua nya, abang dan kekasih nya sendiri.

Pada akhirnya juga pilihan jihan tidak berakhir dengan menyerah dan mengikhlaskan semuanya, jihan memilih belajar untuk menjadi sosok yang menerima semua hal dengan segala kelapangan. Membiarkan semuanya mengalir dan sakit tetapi tidak dengan mengakhiri. Semogadalam tulisan jihan ini dapat menjadikan kita semua sebagai wanita yang kuat akan hal-hal yang dirasa sakit.

JIHAN (pelampiasan&penyesalan) Where stories live. Discover now