aku di masa kecil, dan bibi

110 4 1
                                    

Surat dari jihan untuk bunda

Bunda,
kenapa setiap hari papa dan abang tidak mau menemani jihan? Kenapa semuanya menghindari jihan? Bibi selalu bilang kalau papa dan abang lagi capek, tapi kenapa sampai saat ini mereka tidak mendekati jihan?

Bunda,
kata bibi bunda seorang pejuang hebat.
Bunda,
kata bibi juga bunda orang yang kuat sekali untuk memperjuangkan aku. Tapi kenapa bunda ngga ada disini sama kami? Kalau ada bunda mungkin semuanya akan lebih menyenangkan ya. Jihan tidak akan merasakan rasanya ditinggal bibi sendirian di pasar karena harus membeli makanan untuk papa dan abang. Jihan juga ngga akan  foto sendirian. Pastinya kita akan memiliki foto yang lengkap.

Bunda,
di sekolah jihan sering melihat papa dan mama teman jihan, dia dirangkul bahkan di gendong sama papa nya. Kenapa jihan gapernah bisa ngerasain itu ya bun?

Bunda,
jihan sayang sekali sama bunda, papa, dan abang. Bibi bilang jihan harus jadi anak yang kuat dan gaboleh menyerah. Bibi bilangnya sambal nangis…

Bunda,
maaf ya kalau jihan ada berbuat salah sampai bunda tidak bisa bertemu dengan jihan. Maaf ya bunda, kalau jihan banyak membuat abang dan papa marah.

Bunda jihan ingin mereka bahagia dan memeluk jihan. Gapapa bunda, jihan masih bisa dipeluk sama bibi, setiap kali jihan rasakan sedih. Bibi memeluk jihan dengan hangat dan tetap saja menangis diam-diam di bahu jihan.
Semoga bunda di sana bahagia terus ya?  Love bunda..

------- // dialog Jihan

Sejak kecil, aku sudah diasuh oleh bibi. Dirumah bersama abang dan papa. Tapi, waktu kecil aku tidak mengerti maksud dari tangisan-tangisan bibi saat mencoba menenangkan aku mengenai mengapa papa tidak mau memeluk bahkan mengajakku untuk berbicara.

Selalu aku tanyakan mengapa semuanya tidak bisa hangat? Mengapa semakin ingin aku mendekatkan diri, papa dan abang semakin menjauh. Bibi yang setiap hari menggantikan peran bunda untuk mengurus kehidupanku, beliau selalu menuruti apa yang akum au, terlebih beliau tidak pernah marah padaku..

Bibi sebagai pelengkap kelurga jihan yang kurang. Tidak adanya sosok bunda membuat semuanya seperti berantakan. Setiap sekolah, bibi selalu membawakan aku bekal nasi goring, karena aku menyukai itu. Bibi tidak pernah membiarkan aku merasakan kesedihan.

Memang bibi tidak memiliki anak dan suaminya yang sudah meninggal pada saat itu. Saat aku lahir, bibi mengatakan akan mengasuhku sampai aku benar-benar mengerti perihal kehidupan dunia. Papa dan abang yang selalu sibuk dengan urusan nya masing-masing. Pernah saat itu menanyakan kabar melalui telepon seluler, tapi papa tidak pernah mau mengangkat bahkan selalu menghindari jihan.

Abang, yang selalu menolak permintaan jihan untuk menemani bermain bersama saat hari libur. Abang selalu mengutarakan kalimat yang keras dan membuat jihan sedih. Untungnya ada bibi yang selalu mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. Abang dan papa juga selalu sayang jihan. Walaupun kenyataanya tidak begitu.

JIHAN (pelampiasan&penyesalan) Where stories live. Discover now