Bagian lima :

300 62 4
                                    

Sudah satu minggu berlalu, Lino terlihat asik dengan teman barunya. Tidak, bukannya ia bermaksud untuk melupakan Changbin. Hanya saja, ia belum siap untu mengobrol lagi dengan Seungmin. Maka dari itu, Lino lebih memilih duduk bersama Juyeon, Seungkwan dan yang lainnya.

"Lo berantem sama Seungmin ya?" Lino menoleh dan menatap Seonghwa yang kini duduk disebelahnya.

"You said, gue nggak harus jadi pelakor. Jadi, buat apa masih deket sama dia."

"So, lo akhirnya ngaku suka sama Seungmin?"

Lino mendengus, "I do. Siapa yang nggak suka dia? Jago ngegitar, jago nyanyi, jago futsal. Dan dia punya muka yang ganteng. I guess, lo juga akan tertarik sama dia."

"Yes, you right." Papar Seonghwa, "gue bahkan pernah naksir dia jaman sekolah dulu. Tapi No, gue bukan bermaksud jahat sama lo soal waktu itu."

"Sorry, gue kayaknya masih kesel sama lo." Ujar Lino, "tapi, thanks banget udah ngasih tau soal ini."

"Gue yang harusnya minta maaf, No. Harusnya gue nanya dulu, bukan main asal tuduh." Ujar Seonghwa, "gue denger lo pas anak akuntasi futsal ketemu Hyunjin?"

Lino menjawab dengan anggukkan kecil, "gue juga kaget tau-tau ada dia."

"Jujur No, gue cuma nggak pengen lo dilabrak nggak jelas sama Hyunjin." Ujar Seonghwa, "kayak temen gue jaman sekolah dulu."

"Temen lo—pernah dilabrak juga?"

Seonghwa mengangguk, "salah paham juga, temen gue dapet peran di klub drama waktu itu. Jadi lawan mainnya Seungmin. Mereka ngisi pentas drama buat perpisahan, gue juga nggak paham sejak kapan Hyunjin jadi over protektif ke pacarnya. Padahal dulu mereka awal-awal pacaran nggak begitu."

Lino terus menyimak dengan seksama, "jadi intinya, temen gue tuh mau nggak mau ngeluangin waktu untuk latihan kan, tapi Hyunjin salah paham dan ngira kalo temen gue lagi deketin Seungmin. Hyunjin ngamuk dan bikin temen gue ngundurin diri dari pentas drama itu. Setelah itu, semua orang jadi sungkan sama Seungmin dan bikin dia jadi susah dapet temen gitu karena males berurusan sama Hyunjin. Sorry banget No kalo gue diawal terkesan rude sama lo, tapi gue nggak nyangka kalo Seungmin nggak ngaku kalo dia punya pacar."

Lino menghela napasnya panjang, agak lelah dengan segala hal yang menyangkut soal Seungmin dan pacar posesifnya. "Gue juga kaget, tiba-tiba Hyunjin nyamperin gue ke toilet dan konfrontasi gue soal Seungmin. Dia nuduh gue gatel dan murahan. Ya, mungkin salah gue juga nggak cari tau soal itu lebih lanjut."

Seonghwa meringis mendengar ucapan Lino, "gue cuma nggak pengen lo berurusan sama Hyunjin sih, No. Dia anaknya udah parah banget, padahal dulu dia terkenal anak yang manis. Gue sempet denger berita miring soal dia yang selalu ngancam Seungmin biar gak diputusin. Mungkin Seungmin juga udah capek punya pacar gitu."

"Nggak tau lah, Hwa. Tapi, nggak ada alasan buat nggak mengakui hubungan sih. Gue juga ogah banget di cap ngerebut pacar orang." Papar Lino, "gue sih mending ngejomblo daripada ngerebut pacar orang."

"Sekali lagi, sorry banget ya No. Gue masih nggak enak soal gue yang nuduh lo macem-macem itu."

Lino menepuk pundak Seonghwa dan mengangguk, "santai aja, Hwa. Tapi, jangan sinis lagi ya sama gue."

Seonghwa tertawa kemudian mengangguk, "Iya.. Eh nanti kelar kelas lo ada acara?"

Lino menatap Changbin yang sedang sibuk mengobrol dengan Seungmin. Wajahnya tampak serius. "Nggak sih, paling nempelin Changbin nongkrong."

"Si Changbin itu, lo juga deket sama dia ya?"

"Iya, gara-gara pas ospek gue sempet ribut. Eh malah deket. Haha. Naksir Changbin, Hwa?"

ONLY (2Min/Banginho)Where stories live. Discover now