Bagian empat belas :

260 58 2
                                    

"Ini kamu jadinya hari ini banget nih balik ke Tangerang nya?" Bangchan duduk disisi ranjang kamar kos Lino. Sementara Lino tengah menyiapkan bahan materi untuk dipelajari karena minggu depan sudah masuk minggu uts.

"Abisnya dosen aku tiba-tiba bilang cuma kasih tugas aja? Itu juga deadline nya sampe nanti, setelah uts. Terus, aku juga kangen mama papa sama adek aku!" Lino mencebikkan bibirnya, gemas.

"Yang, jangan manyun-manyun bisa?"

Lino mengerjapkan matanya, kemudian menatap Bangchan usil. "Kayak gini?" Bukannya berhenti, Lino justru semakin memajukan bibirnya. Membuat Bangchan menggeram rendah, kemudian memajukan tubuhnya lalu mengecup bibir Lino. Hanya kecupan yang menempel. Tidak ada lumatan.

Mata Lino membulat, sementara pipinya memerah sempurna.

"BANGCHAN!"

Bangchan tertawa geli, "kan aku bilang, jangan manyun gitu terus. Ya Tuhan, kamu nggak tau selucu apa kamu pas manyun gitu."

"Emang mantep ya, udah pacaran, pintu nggak ditutup cium-ciuman pula." Suara itu membuat Lino dan Bangchan menoleh, mendapati Changbin bersandar pada pintu kamar kosnya.

"Ngapain lo ngintip, anjir?!" Tanya Bangchan, "lo nggak balik kerumah tante lo, Bin?"

"Kagaaaa. Gue ada janji mau nemenin Seungmin ngegalau."

Lino mendengus, "lo orang pertama paling kesel pas gue digituin Seungmin, tapi lo juga yang nemenin dia pas galau."

Bangchan merangkul pinggang kecil Lino, membawa tubuh itu untuk duduk dipangkuannya. "Kamunya cemburu, yang?"

"Dih? Nggak lah!"

"Yah, gimanapun, dia sama lo sama-sama sohib gue kan, No."

Bangchan mengusap lutut Lino, "bener kata Changbin. Gimanapun, dia harus netral, sayang."

"Ya aku sih nggak masalah, jujur, aku udah nggak mau tau soal Seungmin."

Changbin terkekeh, "kalo lo masih peduli sama Seungmin, yang ini yang nangis, No." Dia menunjuk kearah Bangchan.

"Eh Bin, lo kok nggak pernah pedekate sama Lix lagi?" Tanya Lino, mengalihkan pembicaraan karena wajah Bangchan tiba-tiba memerah.

"Kacau nih sepupunya Bangchan," sahut Changbin, "gue ajak jalan selalu bilang ada urusan sama Jisung. Naksir Jisung kali?"

"Hah?" Bangchan kaget, "setau gue dia sama Jisung udah kayak bestfriend forever gitu sih. Ntar coba gue tanya deh."

"Nggak usah, kayaknya Lix lagi naksir orang deh."

Bangchan menggaruk kepalanya, "Lix pernah naksir orang sih, kalo nggak salah adek kelasnya pas SMA."

"Wah, sukanya berondong ya?" Timpal Lino.

"No, gue getok lo ya." Sahut Changbin.

Lino mendengus, "nggak boleh main kekerasan. Mentang-mentang badan lo gede kayak debt collector!"

"Lino anjing, bisa-bisanya gue dikatain kayak debt collector. Nggak liat pacar lo badannya juga gede?"

Lino tertawa, ia menarik tangan Bangchan untuk memeluknya lebih erat. "Pacar gue mah empuk ye, enak dipeluk. Anget. Lo? Udah badan gede, nggak ada yang meluk. Kasian. Kasian. Kasian."

Bangchan tertawa, kemudian memeluk Lino semakin erat karena gemas dengan perlakuan Lino kepadanya. "Yaallah, No, jangan gini No. Nanti aku nggak kuat No, mau gigit!"

"Yah si anjing duaan bucin kieu. Dah lah, gue mau cabut dulu. Inget, kalo mau zinah pintunya ditutup."

"Changbin anjing!"

ONLY (2Min/Banginho)Where stories live. Discover now