BOLOS

881 27 0
                                    

"Langit, bisakah kau kembalikan dia kepadaku? Aku... capek pura-pura ikhlas."

Ansel menoleh kesamping, menatap pada Agam yang tengah berdiri di ujung pembatas rooftop sekolah. "Ngeri lu jatoh, Gam."

"Langit, bisakah kau hilangkan rokok dari dunia ini? gue mau mereka berhenti merokok," ucap Bima mendapatkan tatapan tajam dari Ansel, Alfan dan Agam.

"Bim, udahlah cobain nih rokok," ucap Agam.

"Teman biadab lo!" sungut Bima.

Ansel membuang putung rokoknya yang sudah pendek ke bawah lalu ia injak sampai mati. Ansel merogoh saku celana, memberikan uang seratus ribu kepada Bima. "Bim, tolong beliin gue es teh."

"Kenapa harus gue?" tanya Bima.

"Karena lo ga ngerokok!" jawab Agam.

"Ayo Bim ke kantin," ajak Alfan. "Gue lapar mau beli mie."

"Gue mau ya es teh sama mie goreng," pesan Agam.

Alfan mengadahkan tangan. "Mana duit lo?"

"Pake duit si Ansel, bayarin."

"Tambahin lah seratus ribu lagi. Segini mana cukup, gue sama Bima juga mau jajan."

"Ansel temen lu nih malak gue!" Alfan memutar bola matanya malas. Dia beralih mengadahkan tangan pada Ansel, dan tanpa beban Ansel memberinya dua ratus ribu.

"Cukup?"

Bima dan Alfan mengangguk. "Let's go!"

Ansel geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua temannya. Padahal seratus ribu cukup buat jajan di kantin, tapi karena Ansel juga tidak hitungan orangnya apalagi ke temen, dia kasih aja selagi ada.

"Sekolah tanpa si Raja serasa sepi ya?" ucap Agam sembari mengisap rokok.

"Kita udah biasa barengan terus, jadi kalau ada salah satu diantara kita yang ga ada serasa sepi," ujar Ansel.

"Biasanya nih ya, si Raja yang traktir kita. Kalau dia tau kita bolos kaya gini pasti dia mencak-mencak," ujar Agam sangat hapal dengan tabiat Raja.

"Dia pasti bilang gini 'Kalau mau bolos, bolos semua', udah gitu yang lain di ajak kumpul di Warung Bi Aan," tambah Agam mengingat kembali bagaimana sosok Raja.

Ansel terkekeh pelan. "Gua jadi ingat sewaktu kita berantem sama si Raja, gara-gara dia keluar dari Tigerangers. Kita udah suudzon ke dia, eh tau-taunya dia ngelakuin itu buat melindungi kita semua."

Agam terkekeh miris. "Bego banget ya, seharusnya kita selidiki dulu kenapa si Raja tiba-tiba mengundurkan diri sebagai ketua, kita malah menghakimi dia," Agam merutuki kebodohannya.

"Kalau ingat itu suka pengen nabok diri sendiri," ungkap Ansel.

"Sini sama gua aja di tabok beneran, mau?" Agam bertanya dengan wajah tanpa dosanya sehingga mendapatkan pukulan dari Ansel.

Gak lagi-lagi deh gua!

🦋🦋🦋

"Olivia Ardelia Mahatma?" perempuan itu mengangkat sebelah tangannya saat guru olahraga menyebut namanya.

"Kenapa pak?"

"Saya lagi ngabsen, seharusnya kamu bilang hadir, bukan nanya."

Olivia manggut-manggut. "Oh.."

Kelas XII IPA 6, jam pelajaran terakhir hari ini adalah olahraga. Mereka, duduk di tepi lapangan sembari menunggu Pak Jaka yang selesai mengabsen.

"Hari ini kita akan mempraktekkan permainan bola basket. Nanti kalian akan di pandu oleh Damar," ujar pak Jaka.

ANSELOVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang