3

453 56 5
                                    

"Bukankah tadi itu bagus, Levi?"

Levi langsung tersadar dari lamunannya. Ia menoleh ke kiri dan menemukan Eren dengan mata hijau besarnya sedang berbinar terang. Saat ini mereka sedang ada di mobil Jean dalam perjalanan pulang.

"Entahlah," Levi menghela nafas panjang, "akan kupikirkan nanti."

"Pikirkan baik-baik, Levi. Ini kesempatan sekali seumur hidup. Aku rela menjadi manager kalian berdua." Jean menengok Levi dari kaca spionnya.

"Tadi itu hanya kesalahpahaman. Eren juga bisa mendalami perannya sesaat karena aku ada di sana. Aku juga hanya mengikuti alur. Aku bisa berakting karena lawan bicaraku adalah Eren. Bagaimana jadinya kalau kita berpisah di lokasi syuting?"

"Hei," Eren menarik tubuh Levi dan memangkunya, "kalau aku adalah tokoh utama dan kau adalah pacarku, kita tidak akan berpisah terlalu lama. Malahan, akan ada banyak adegan dimana kita bersama-sama. Iya, kan, Jean?" Eren memeluk Levi erat.

"Betul sekali." Jean mengangguk.

Tapi berbicara itu lebih gambang dari pada melakukan. Levi tidak ingin berpikir untuk saat ini. Dia terlalu lelah dengan keadaan di lokasi syuting hari ini. Levi menyandarkan kepalanya di bahu Eren dan memejamkan mata. Eren mengelus rambut Levi dan mengeluarkan feromon menenangkan agar Levi tidur. Itu berhasil.

"Sialan kau, Yeager! Jangan menggunakan feromonmu sembarangan! Marco bisa berpikir yang tidak-tidak!" Jean meledak. Feromon yang dikeluarkan Eren memang untuk menenangkan Levi, tapi itu berarti lain untuk orang di sekitar mereka. Feromon ini seolah-olah Eren tidak mengizinkan siapapun mendekatinya ataupun kekasihnya.

"Berisik sekali kau ini! Levi lelah, aku harus membuatnya tidur!"

Jean berdecak kesal. "Pastikan feromonmu ini tidak tertinggal di mobilku!"

.

Sore harinya Levi terbangun di atas kasur. Ia tidak ingat kapan dia tidur di kasurnya. Tapi Levi tahu pasti Eren yang membawanya kemari.

Levi bangkit dari kasur. Ia mengambil tas Eren yang tergeletak di lantai. Tanpa sadar, Levi menjatuhkan isi tas Eren karena ia memegang bagian bawahnya. Levi berjongkok untuk merapikan kembali isi tas Eren. Matanya terpaku pada buku naskah yang tadi Erwin berikan. Buku itu dilempar ke kasur untuk ia baca nanti. Saat ini ia harus merapikan kembali tas Eren.

Selesai merapikan tas, Levi kembali ke kasur. Di sampul buku tertulis Shooting Star. Levi mulai membaca isinya. Yah, peran yang ditawarkan Erwin kepada Levi adalah omega laki-laki yang bertemu alpha laki-laki di festival kembang api, yang diperankan oleh Eren. Levi adalah orang kota yang mengunjungi neneknya di desa tempat Eren tinggal. Hanya saja, peran Eren ini awalnya sudah memiliki pacar. Lalu mereka berpisah karena pacar Eren akan pergi ke kota dan menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya. Ini mudah untuk Levi karena Levi harus menahan rasa cemburunya, sesuai dengan yang ada di naskah.

"Levi?"

Levi menoleh. Eren memasuki kamar mereka dengan segelas susu hangat. Levi menutup buku naskahnya.

"Bagaimana keadaanmu?" Eren memerikan gelas itu kepada Levi.

Levi mengambil alih gelasnya. "Baik."

Eren duduk di sampingnya. Buku naskah milik Levi diambil. "Jadi, apa kau sudah memikirkannya?"

Levi mengangguk. "Ini kesempatan. Aku tidak boleh melewatkannya."

Buku tersebut dibuka. Eren mencari satu bagian yang akan ia tunjukkan kepada Levi. "Ada bagian kau akan marah kepadaku karena kau merasa dipermainkan." Eren terkekeh. Levi cemberut mendengarnya. "Kau tahu siapa yang akan memerankan pacarku ini?"

Together By AccidentDonde viven las historias. Descúbrelo ahora