10

327 40 3
                                    

"Ya, bagus. Sekarang tangan di dagunya."

Eren menjepit dagu Levi dengan jari telunjuk dan jari jempolnya. Levi masih tetap menatap Eren. Jarak mereka cukup dekat, cukup satu dorongan kecil maka bibir mereka bertemu. Tapi tidak.

Suara jepretan kamera dan lampu kilat kembali memeriahkan suasana.

"Great! Good job!" Juru kamera berseru gembira. "Terima kasih kerja samanya, semua!"

Levi segera mengusap matanya dengan punggung tangan. Lampu kilat membuat matanya silau. Eren terkekeh melihat.

Mereka segera keluar dari jangkauan kamera dan mendekati Jean. Alpha berambut dua warna tersebut menyerahkan dua gelas minuman. Masing-masing minuman untuk Eren dan Levi.

"Terima kasih, Jean."

"Sama-sama."

Levi menusukkan sedotan pada plastik segel minuman. Jean membelikan bubble milk tea kesukaannya. Sementara Eren hanya cokelat dengan boba dan krim.

"Setelah ini kita pergi ke mana lagi?" Levi bertanya penasaran.

"Kita akan ke Trost Publisher. Masih ada sesi pemotretan untuk kalian."

Levi menghela nafas lelah. "Ini sudah hari keempat." Bibirnya mengerucut.

Eren menjepit bibir Levi dengan dua jarinya. Levi langsung menatapnya garang.

"Kurasa singa betina ini sudah menahan kemarahannya sejak kemarin." Eren tertawa dengan candaan buatannya.

Levi segera menepis tangan Eren. "Aku bukan singa betina." Ia kembali meminum tehnya. "Aku macan kumbang."

"Heh." Eren balas meledeknya. Levi hanya mengabaikannya.

"Sudah selesai berdebat? Kita harus ada di sana lima belas menit sebelum waktu yang ditentukan. Waktu kita hanya tersisa sepuluh menit." Jean berkata datar lalu meninggalkan keduanya.

"Hei!" Levi dan Eren berlomba mengejar manager mereka.

Mereka sampai tepat waktu. Semua pekerja sudah ada di posisi masing-masing, bahkan ada Erwin!

"Eren, Levi!" Erwin mengangkat tangannya, mencoba menarik perhatian sepasang kekasih tersebut.

Eren dan Levi pun mendekat. "Pak Sutradara ada di sini juga?" Eren menyikut bahu Erwin.

"Tentu saja." Erwin balas menyikut Eren. "Kita akan foto secara terpisah. Ini adalah masa debut Levi, kan?"

"Hee!" Levi melebarkan matanya. "Terpisah? Tapi, aku dan Eren—"

"Nanti kalian juga akan berfoto bersama." Sela Erwin.

Levi menghembuskan nafas lega. Eren mengusak rambutnya.

Sesi pemotretan berlangsung hingga sore hari. Mereka tidak hanya berfoto di satu tempat, namun juga di luar gedung percetakan. Levi tidak tahu pemotretan bisa sangat menyusahkan. Tapi Erwin bilang bahwa perusahaan percetakan ini adalah perusahaan percetakan yang paling besar di Trost, jadi untuk berita terbaru tentu diminati banyak orang.

Levi tidak kuat lagi. Selesai pemotretan, Jean dan Eren segera membawanya ke mobil. Erwin ikut mengantar. Di mobil, Levi segera diberi minum air putih dalam botol yang ia bawa dari rumah hingga tersisa setengah.

Eren tidak tega melihatnya. Sesi pemotretan memang sudah selesai, tapi masih akan ada pertemuan dengan pihak publikasi.

"Kau bisa di sini saja. Kami yang akan bertemu dengan mereka." Eren berusaha menenangkan. Omeganya kelelahan dan jika dia sakit karena hal ini, Eren tidak mempunyai pilihan lain selain melarang Levi kembali ke dunia hiburan. Eren merasa gagal merawat Levi.

Together By AccidentWhere stories live. Discover now