6. Hal kecil

180K 18.2K 1.3K
                                    

HAPPY READING 🦋



Cklek

"Bagaimana keadaan adik saya, dok?" Tanya Alvian saat dokter sudah keluar dari UGD.

"Tidak perlu khawatir, karena Nona yang ingin langsung pulang saat sadar kemarin lalu melakukan aktivitas itu membuat dia kelelahan lalu mimisan"  jelas dokter itu.

Alvian menghela napas lega mendengar penjelasan dokter tersebut. Pikirannya tidak bisa tenang memikirkan Maurel tadi.

"Dimana Maurel?" Tanya Alex yang tiba-tiba datang.

"Buat apa Papa cari?" Tanya Alvian balik dengan ekspresi yang menyiratkan kecewa.

"Dokter bagaimana keadaannya?" Tanya Alex menghiraukan Alvian yang bertanya. Kedatangannya kemari atas pemberitahuan dari Bi Minah. Entah kenapa hatinya mengerakkannya untuk datang.

Padahal dulu saat Maurel demam saja dia hanya memerintah Bi Minah yang merawat dan menyuruh Mang Iman yang membeli obat.
Dia datang tak sendiri, dia juga mengajak Dio dan Gio.

"Nona hanya kelelahan tuan. Anda tidak perlu khawatir dan sebaiknya Nona dirawat saja" jelas dokter.

"Tempatkan di ruang VVIP" putus Alex. Dokter menganggukkan kepalanya mengerti.

Setelah dokter berlalu, Alvian kini menatap  "Kenapa papa kesini? Mau bentak-bentak Maurel lagi?iya?" Cerca Alvian.

Tak lama kemudian Dio dan Gio juga datang dengan ekspresi wajah Gio yang seperti malas dan Dio yang sedikit khawatir(?)

"Gimana pa?" Tanya Dio menatap Alex. Sebelum Alex menjawab Alvian terlebih dahulu menyela.

"Ngapain lo pada kesini juga hah?!"

"Kita mau liat keadaan Maurel juga Bang" ujar Dio. Gio berdecih mendengar ujaran kembarannya itu.

"Kalau gak dipaksa gak sudi gue kesini" gumamnya yang masih bisa didengar mereka. Alex dan Dio langsung menatap tajam Gio tapi yang ditatap hanya acuh-acuh saja.

Alvian hendak membalas "Udah ini rumah sakit" lerai Alex penuh penekanan.

Tak lama kemudian pintu UGD terbuka dan terlihat Maurel yang memejamkan matanya diatas brankar.

"Permisi tuan, Nona akan dipindahkan ke ruang inap" ujar Suster dengan sopan.  Ketiga lelaki itu mengangguk, kecuali Gio.

"Kalau kalian kesini cuma ingin buat Maurel sakit lagi, mending pulang" ujar Alvian dengan wajah dingin dan datarnya menatap ketiga lelaki itu. Dia pun berlalu pergi menuju ruang inap Maurel.


🦋🦋🦋

"Eungh"  lenguh Maurel menerjapkan matanya, hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit ruangan berwarna putih serta bau obat.

Maurel hendak bangun, tapi rasa pening dikepala membuat dia mengurungkan dengan memegang pelipisnya.

Alvian yang memejamkan matanya tapi tidak sampai tertidur, membuka matanya saat mendengar suara Maurel.

Ia beranjak menuju brankar ketika melihat Maurel meringis sambil memegang kepala.

"Kamu udah sadar?" Tanyanya bodoh.

Transmigrasi: I'am not Aurel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang