8. Back to school

165K 16.5K 533
                                    

HAPPY READING 🦋

Sudah beberapa hari Maurel tidak masuk sekolah karena paksaan Alex dan Alvian untuk beristirahat dirumah. Selain itu sudah beberapa benalu itu masih menginap dirumah.

Ya, siapa lagi kalau bukan Livia.

Seperti saat ini, mereka semua sedang sarapan pagi bersama.

"Aku selesai" ujar Maurel telah selesai menghabiskan sarapannya. Lalu ia menggendong tasnya hendak berangkat ke sekolah.

"Hati-hati dijalan, Rel" ujar Alvian hanya diangguki singkat oleh Maurel.

"Maurel, apakah seperti itu caramu berpamitan?"

Maurel menghentikan langkahnya saat mendengar suara mak lampir yang berkedok adik tiri Mama nya itu. 

"Ah, maaf nyonya Livia. Sepertinya saya lupa cara berpamitan yang benar. Baiklah saya akan mengulanginya dengan benar"  ujar Maurel sambil tersenyum manis yang dipaksakan.

"Semuanya, saya pamit ingin berangkat sekolah terlebih dahulu. Terutama Nyonya Livia yang terhormat, saya pamit dan jangan lupa untuk kembali ke asalmu" sarkas Maurel.

Livia berusaha menahan amarahnya mendengar usiran dari mulut gadis itu. Dia mempertahankan senyum palsunya itu dihadapan semuanya.

"Hm, mungkin benar apa yang dikatakan Maurel. Pa, Justin pamit berangkat" ujar Justin tiba-tiba.

"Dasar anak sialan! Awas saja kamu!"  Livia mengutuk Maurel dalam hati.


🦋🦋🦋


Seperti kebiasannya, Maurel berjalan menuju kelas dengan menyumpal telinganya menggunakan headset. Yura dan Gabriella yang baru saja datang berlari kecil menuju Maurel.

"Aaa Maurel!! Lo sakit apa?!!" Seru Yura menghentikan langkah Maurel karena suara cemprengnya. Bahkan mengalahkan suara musik yang dia dengarkan di headset- nya.

"Iya, lo kok gak bilang-bilang kalau sakit. Kita kan bisa jengukin lo" sahut Gabriella.

"Cuma kecapean, makasih udah ada niat jengukin" jawab Maurel singkat sambil tersenyum tipis.

"Lain kali kalo lo sakit harus bilang sama kita yah. Karena kan kita sahabat lo juga" ujar Yura.

Maurel hanya mengangguk lalu mereka pun berjalan menuju kelas karena bel masuk akan segera berbunyi.

Selain mereka bertiga, Kenzie dan juga teman-temannya juga baru saja datang. Jangan lupakan Laura yang senantiasa berada di samping Kenzie pagi-pagi ini.

"Ken, nanti anterin aku beli skincare yah?" Ajak Laura.

"Hadehhh jangan deh Ken, itu alesan supaya lo yang bayarin nanti" sahut Zidhan malas.

"Apaan sih lo" ketus Laura.

Kenzie memberhentikan langkahnya. Dio yang menyadari hal itu ikut berhenti "Kenapa berhenti?" Tanyanya.

Kenzie tak menjawab ia hanya menatap lurus ke arah satu objek. Dimana ada Maurel yang berhenti di koridor dengan kedua temannya.  Mereka nampak membicarakan sesuatu. Dio pun mengikuti arah pandang Kenzie.

"Kemana dia beberapa hari kemarin?" Tanya Kenzie tanpa mengalihkan pandangannya.

"Maksud lo?" Tanya Dio tak mengerti.

Transmigrasi: I'am not Aurel Donde viven las historias. Descúbrelo ahora