Part 5

2.3K 58 1
                                    

Jia masih menatap langit dan meneruskan ceritanya karena Zee berhak tahu semua yang terjadi, biarkan Zee membenci dia setelah apa yang dia lakukan.

"Kenapa papa lakukan itu? Karena papa punya utang ke temannya. Tiap malam papa selalu ke bar untuk minum-minum atau bermain dengan jalang-jalang, tentu saja uang itu dari teman papa.

"Teman papa akan melunasi hutang papa bahkan memberikan uang tunai juga 3 miliyar dengan catatan papa mengizinkan dia menikahi kamu.

"Kakak minta maaf kalau apa yang kakak lakukan merusak kamu, kamu boleh benci kakak atas perbuatan kakak tapi perlu kamu ketahui kakak tidak pernah main-main dengan perasaan.

"Kakak sayang dan cinta sama kamu, kalau kamu setuju menikah dengan kakak maka lusa kita menikah," jelas Jia panjang lebar membuat Zee kaget.

Zee tidak percaya kalau orang yang selama ini dia sayangi akan menjual dia ke teman papa nya sebagai balas utang, Zee menangis meratapi nasibnya.

Jia sadar Zee menangis hanya diam saja, Jia membiarkan dia mengeluarkan semua beban walaupun baju Jia akan basah sekali pun tidak masalah bagi Jia.

"Aku tidak benci apa yang kakak lakukan kepadaku karena aku juga menikmatinya tapi menikah dengan kakak, aku tidak bisa apalagi kita saudara kandung," balas Zee setelah tenang.

"Kamu bukan adik kandung kakak, Ze. Saat kamu berumur 5 tahun, kakak menemukan kamu sendirian menangis di taman. Kakak langsung menghampiri kamu dan bertanya ke mana orang tua kamu, kamu hanya menjawab kamu ditinggal mereka.

"Kakak yang tidak tega melihat kamu sendiri di sana akhirnya kakak meminta papa sama mama untuk mengajak kamu pulang dan menjadi adik kakak, mereka setuju begitu juga kamu. Kamu dengan semangat langsung menyetujui ajakan kakak tanpa berpikir kakak ini orang jahat atau bukan.

"Jadi sah-sah saja jika kakak menikahi kamu, keputusan ada di kamu. Kamu mau menikah dengan kakak atau nikah dengan teman papa, jika kamu pilih teman papa maka kamu jangan menemui kakak lagi.

"Sebaliknya jika kamu menikah dengan kakak, kakak akan bantu kamu lepas dari teman papa dengan catatan kamu ikuti saja alur yang ada dan kakak jamin kamu aman," jelas Jia panjang lebar.

Satu per satu kebenaran terungkap membuat Zee menjadi mengerti, hidupnya tidak semudah pikirannya bahkan terlalu rumit untuk diperjelas. Zee menerima takdirnya karena semua telah terjadi dan dia tidak bisa mengulang waktu.

"Aku tidak mau jadi istri teman papa, bantu aku untuk mencintai kakak," balas Zee membuat Jia senang.

"As you wish, baby. Tidurlah, kamu pasti lelah," kata Jia diangguki Zee.

Zee mulai tidur dengan dirinya di atas Jia karena Jia tidak memindahkan Zee tidur di sampingnya, bagi Jia hal ini sangat menyenangkan.

Daripada debat tidak jelas, Zee memilih diam dan tidur karena badan Jia juga nyaman untuk tidur. Jia juga menyusul Zee ke alam mimpi terlebih dirinya sangat lelah.

1 jam sebelum makan malam, Jia sudah terbangun. Dia melihat Zee tidur dengan nyenyak membuat dia tidak tega membangunkannya, dia membalik posisi dan mengeluarkan juniornya dengan pelan-pelan supaya Zee tidak terbangun.

Setelah itu dia mandi dan ke dapur untuk membuat makan malam, jadi pelayan di sini tidak membuat makan malam karena pelayan bekerja sampai sore saja.

Dan Jia tidak takut meninggalkan Zee di kamar sendiri dalam keadaan naked karena Yogi sudah pergi ke bar untuk bersenang-senang dengan jalang di sana.

Kalau ditanya kenapa mama mereka? Jawannya sudah meninggal saat Jia berumur 9 tahun sedangkan Zee berumur 7 tahun saat itu.

Setelah masak, Jia membawa makanan itu ke kamar dan menaruh di meja lalu dia membangunkan Zee lebih dulu. Membangunkan Zee sangat mudah, menepuk pipi dia pelan saja sudah bangun.

Zee terbangun dan Jia memberikan piring berisikan makanan ke Zee, Zee menerima dengan senang hati dan berterima kasih sebelum dia makan. Mereka makan dengan tenang setelah itu Jia menaruh piring kotor di depan kamarnya, karena pelayan akan membereskan piring itu besok pagi.

"Tidurlah, besok hari melelahkan untuk kamu," kata Jia dibalas anggukan.

Setelah memastikan Zee tidur, Jia menuju balkon dan menelepon seseorang lebih tepatnya menelepon Deon yang merupakan teman Yogi. Jia menelepon Deon karena ada hubungannya dengan Zee kalau tidak ada, mana mungkin dia mau menelepon orang tidak penting.

"Malam Mr. Deon,"

"Malam Mr. R, ada apa ya?"

"Saya dengar dari anak buah saya kalau Mr ingin menikahi putri Mr. Yogi untuk melunasi hutangnya, apakah benar?"

"Benar, Mr,"

"Kalau begitu saya ingin membeli putri Mr. Yogi dari anda karena saya sudah lama menyukai gadis itu, Mr ingin berapa untuk melepaskan gadis itu ke saya?"

"Apa Mr serius?"

Kalau tidak serius ngapain juga gue telepon lu, buang-buang waktu gue aja, batin Jia.

"Saya serius, Mr,"

"Ah begitu, Mr tidak perlu bayar. Kalau Mr mau saya berikan dia besok secara cuma-cuma sebagai bentuk terima kasih saya ke Mr yang selalu membantu perusahaan saya, apa Mr ada di kantor besok?"

Itulah Jia, Jia suka membantu banyak perusahaan bahkan dirinya sangat terkenal di kalangan bisnis. Jia tidak segan-segan menghabisi orang yang telah dia bantu lalu menghianatinya, selain itu Jia terkenal tegas dalam mengambil keputusan.

"Besok saya di kantor dan saya mau gadis itu ke kantor saya pakai pakaian yang tertutup karena saya tidak mau milik saya dilihat banyak orang,"

"Siap Mr, Mr tenang saja,"

"Baiklah, selamat malam,"

Jia memutuskan panggilan secara sepihak lalu dia menyusul Zee ke alam mimpi karena dirinya juga cukup lelah untuk hari ini. Keesokan harinya, mereka sarapan bersama dengan Yogi. Sehabis sarapan, Jia pamit ke kamarnya berbeda dengan Zee yang ditahan Yogi.

"Ze, ikut papa ke ruang kerja," perintah Yogi.

"Iya, pa," balas Zee.

Mereka ke ruang kerja Yogi, di sana Yogi memberikan Zee paperbag yang isinya gaun dan harus Zee gunakan hari ini karena teman Yogi akan datang sebentar lagi dan tidak lupa Yogi minta Zee dandan yang cantik.

Ternyata perkataan kakak benar, batin Zee.

Zee kembali ke kamarnya dan memakai gaun yang Yogi berikan, jujur saja Zee kaget melihat gaun kurang bahan seperti ini tapi Zee hanya pasrah dan dia tetap memakai gaun itu.

Dia tidak dandan cantik melainkan dandan biasa saja karena dia tidak mau dandan untuk pria hidung belang setelah itu, dia ke kamar Jia dan melihat Jia sudah rapi seperti ingin pergi.

TBC...

6. Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang