1. Bagian satu

3.4K 255 34
                                    

Nosung🦋

__________________________________________________

Malam semakin menjelang.

Di kamarnya, jisung hanya bisa diam dengan tetesan air mata yang terus mengalir di pipinya. Hari ini, adalah hari bahagia untuk Suaminya. Namun jisung sama sekali tidak bisa merasa bahagia, bahkan dia tidak sanggup meski hanya sekedar keluar dari ruangannya. Jisung merasa terluka, tapi dari pada memikirkan dirinya sendiri, Jisung lebih memilih untuk tidak membuat suaminya kecewa.

Di sinilah jisung sekarang berdiri untuk mendampingi suaminya, sedangkan di depan sana sosok baru itu sudah menunggu jeno untuk menuntunnya menuju altar.

"Jisung, apa kau kelelahan sayang?" Jisung menoleh menemukan sang ibu yang kini menatap nanar ke arahnya. "Kau baik-baik saja kan nak?" Sekali lagi wanita yang di cintai nya itu bertanya dengan suara parau, tapi jisung tidak ingin menunjukan kelemahannya karena itu dia segera tersenyum dan menggenggam tangan sang ibu.

"Ibu tidak perlu cemas oke. Aku baik-baik saja" Ibu jisung menggeleng, dan menghambur ke pelukan putranya.

"Maafkan ibu nak, maafkan ibu" Jisung hanya tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu sang ibu.

"Tak apa, Ini bukan salah ibu"

"Seharusnya waktu itu ibu bisa menentang keinginanmu, maafkan ibu sayang" Jisung mengangguk dan semakin memeluk ibunya.

"Ibu, apapun yang terjadi hari ini., tolong ibu jangan pernah membenci Jeno. Apa ibu bisa melakukannya untukku?" ibu jisung tidak mengatakan apa-apa, beliau hanya belum bisa menerima kenyataan pahit yang harus dijalani oleh putranya.

"Ibu akan mencobanya untukmu sayang"

Perlahan jisung pun melepaskan pelukan ibunya, dan menatap wajah sang ibu yang kini sedang menangisi nasib hidup jisung untuk kedepannya.

"Aku percaya pada ibu" Seakan tidak terjadi apa-apa, jisung tersenyum manis pada ibunya.

"Hiks~ Anak nakal!" Kesal ibunya sambil mencubit pipi jisung. "Bagaimana bisa Kau tersenyum pada ibu mu ini, Hah!" Padahal di depan sana, sosok tampan itu kini sudah bukan lagi hanya milik jisung.

"Sebaiknya ibu pulang saja, ajak ayah dan Kakak juga aku sedikit yakin setelah ini mereka pasti akan menimbulkan keributan" Ibu jisung tidak menampik soal itu, karena faktanya suami dan putra sulungnya memang sudah berencana menghajar Jeno.

"Ibu akan mengajak mereka pulang sekarang jaga dirimu baik-baik sayang, dan pulang lah jika kau sudah menyerah dengan suamimu" Namun jisung hanya menganggap ucapan ibunya sebagai candaan, karena itu dia segera mendorong ibu nya agar kembali ke meja ayah dan kakak sulungnya berada.

"Aku mencintaimu ibu" Ucap Jisung melambaikan tangannya ke arah sang ibu, sampai tidak berselang lama keluarga jisung pun undur diri dari acara.

"Jisung?"

"Ya?" Jisung menolah. "Oh haechan hyung!" Teriaknya saat melihat haechan yang kini berdiri di hadapannya. Tidak butuh waktu lama untuk jisung menarik lelaki itu ke pelukannya, yang membuat haechan hanya bisa pasrah membalas pelukan jisung.

"Kau memelukku seperti hendak membunuhku" Keluh haechan yang kini mulai merasa sesak di dadanya, namun jisung hanya tersenyum dan segera melepaskan pelukannya. "Tidak memberi ucapan selamat untuk pernikahan suamimu jisung park?"

"Tentu saja aku akan melakukannya, ayo Hyung"

"Ya! Tapi aku sudah menemui mereka!" Protes haechan mencoba menahan tarikan jisung di kemejanya, tapi haechan tidak bisa mengelak lagi setelah keduanya sampai di hadapan kedua mempelai.

A wound in marriage | NosungWhere stories live. Discover now