24. Rumah Sakit

552 39 4
                                    

Kuroo tersentak, nafasnya terengah-engah, keringat bercucuran dari seluruh tubuhnya. "Mimpi, ya?"

Kuroo mengatur nafasnya yang terengah-engah itu ketika menyadari bahwa itu hanyalah mimpinya saja. Ia segera memperhatikan sekelilingnya. Ruangan yang saat ini di tempatinya bukanlah kamarnya.

"Sudah sadar?" Yaku bertanya kepada Kuroo dengan nada datarnya.

Kuroo menoleh kesumber suara, di dapatinya Yaku yang menatap datar disebelah ranjangnya.

"Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa seperti ini?" Tanya Kuroo.

"Kau tidak mengidap amnesia, dan aku yakin kau pasti ingat apa yang telah kau lakukan." Ujar Yaku.

Kuroo menyerngit heran, perkataan Yaku sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. "Maksudmu?"

"Kau dan Kenma tertabrak truk," Yaku menghela nafasnya. "Dan itu semua berkat kelakuanmu yang ketahuan selingkuh dengan bocah Karasuno itu."

Kuroo memegang kepalanya yang terasa sakit, jadi yang ia alami itu bukan mimpi? Itu adalah kenyataan?

Kuroo meringis pelan, "Lalu apa yang terjadi?"

"Kalian koma,"

Kuroo mengangguk mendengar itu, "Ah seperti itu...."

Kuroo diam sejenak sebelum akhirnya kembali berkata, "Kenma sudah sadar?"

"Sudah, lebih cepat satu hari darimu."

"Syukurlah...."

"Omong-omong, apakah Tsukishima datang?"

Yaku menyipitkan matanya tak suka mendengar pertanyaan itu, ada apa dengan Kuroo? Kenapa ia malah bertanya seperti itu? Apakah ia tidak tahu bahwa Yaku disini sedang mati-matian untuk tidak meninjunya akibat perbuatannya kepada adik sepupunya itu.

"Izinkan aku meninjumu terlebih dahulu, dan aku akan menjawabnya." Ucap Yaku.

Kuroo meneguk ludahnya kasar, jika Yaku meninjunya luka yang ada di balik perbannya ini tentu saja akan menjadi lebih parah. "Terimakasih, tapi tidak. Dan aku serius!"

"Aku juga serius!" Yaku menatap Kuroo tajam. "Kau fikir aku bercanda?"

Kuroo terdiam melihat Yaku yang berkata seperti itu.

"Saat ini aku benar-benar ingin meninjumu." Yaku menunjukan kepalan tangannya yang sangat erat. "Jika saja Kenma tak melarangku, aku pasti sudah melakukannya."

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu hingga kau menduakannya?"

Kuroo menundukan kepalanya, "Jenuh, kurasa?"

Yaku menghela nafasnya, "Itu bisa di bicarakan baik-baik, atau kau bisa menghindar darinya beberapa waktu."

"Tidak perlu selingkuh, jika kau berbicara dengannya. Kenma pasti mengerti."

"Maaf..."

"Kenma tidak butuh maafmu, yang ia butuhkan adalah dirimu."

"Dirimu yang menjadi satu-satunya miliknya," Yaku memijit pelepisnya. "Aku tidak habis fikir dengan anak itu, aku sudah menyuruh dia untuk meninggalkanmu tetapi ia tidak mau."

First Love || Kuroken[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang