22. Seamin tak seiman🍁

2.5K 353 28
                                    

Play dulu: Aku yang salah🎶

⚫⚫




Muhammad Rajeka Attallah, nama yang ku sebut ketika ku mengepalkan kedua tanganku di hadapan mu.

Laki-laki pemilik senyum semanis madu yang pernah aku lihat.

Wajah tampan nya, cara tutur katanya, membuat ku betah berlama-lama memandanginya.

Ku memandang kearah tempat dia beribadah, menunggu selama beberapa menit.

"Lama?" dia datang dengan senyum manis nya. Aku menggeleng, sama sekali tidak keberatan.

"Kamu tambah ganteng kalo abis sholat." Aku tersenyum yang membuat nya ikut tersenyum juga.

"Kamu hampir tiap hari ngomong gitu, Lilian." Aku bertepuk pelan membenarkan.

"Itu kamu tau, ya emang kamu ganteng banget apalagi abis sholat." Dia lagi-lagi tersenyum.

"Kamu juga cantik banget." Aku terkekeh, aku tau dia tidak pernah berbohong.

"Aku tau, aku tau."

"Mau kemana sekarang?" tanyanya, dia menatap ku lembut. Sungguh hati ku selalu di buat berdebar.

"Ice cream!" pekikku.

"Lagi?" Aku mengangguk.

"Baik ayo."

"Yes! Terimakasih Je, kamu memang pacar yang baik sekali!"

Dia tersenyum lagi, astaga lama-lama aku bisa kena diabetes.

"Kamu suka?" Aku mengangguk, omong-omong sekarang kami berdua tengah berada di kedai ice cream paman Sam, kedai langganan kita.

"Aku sangattt sukaa! Apalagi kamu."

Jeka terkekeh, "aku juga." Aku merona, ah padahal ini bukan pertama kalinya dia berbicara seperti itu tapi nampak nya hatiku selalu berdebar dan aku selalu suka itu.

Suka dimana rasa hangat menjalar di dalam hati, ketika muncul rona merah di pipiku, sangat suka ketika jantungku berdebar kencang hanya untuk nya.

🍁🍁

Rasa tertarik itu muncul tiba-tiba, aku Muhammad Rajeka Attallah selama hidup ku di umur ke 21 tahun jatuh cinta pada Lilian Latesha, gadis berambut pendek hitam legam dengan seulas senyum menawan.

Dulu, aku tidak pernah berpikir akan jatuh cinta pada siapapun. Aku yang selalu menundukkan kepala ketika berpapasan dengan wanita mana pun, kali ini aku hanya ingin menatap mata jernih itu semampu yang aku bisa.

Kali pertama kami bertemu hanya sebuah kisah klise di mana saat itu dia yang membantu ku yang tiba-tiba saja di hadang oleh segerombolan gadis yang berpakaian minim, di mana aku yang hanya beristigfar dalan hati meminta bantuan pada-Nya.

Entah darimana dia berasal dengan dress pink cantik dia mendorong satu persatu gadis itu dengan berbicara dengan lantang, 'Hei! Jangan dekati dia! Atau ku laporkan pada Oma ku!' gadis itu memekik, tampak garang namun di mata ku dia terlihat menggemaskan juga mengagumkan di saat bersamaan.

Para gadis itu pergi dengan perasaan dongkol mereka, tapi mau bagimana lagi tidak ada yang berani mengusik cucu satu-satunya pemilik kampus.

Aku terkesiap lalu menunduk ketika gadis itu tiba-tiba berbalik dengan senyum lembut nya, lalu dia berkata. 'Tidak apa, mereka sudah pergi. Tapi hei, kenapa terus menunduk sih? Apa tidak pegal? Hanya aku di sini lhoo, ayo lihat.'

LA-LA-LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang