1. Beggin

53 6 0
                                    

Semua orang pasti punya mimpinya masing-masing, dan tak sedikit pula yang ingin mimpinya teraih dan menjadi kenyataan, bukan? Supaya sebuah mimpi menjadi nyata, tentu harus ada usaha serta kerja keras untuk menggapainya. Begitu pula yang terjadi pada gadis berusia sembilan belas tahun ini.

Tessa--memiliki ambisi yang cukup besar supaya dapat meraih impian serta cita-citanya. Setiap hari, bakat yang sudah diyakini ia punya sedari kecil, terus ia asah sedikit demi sedikit agar bakatnya memiliki skill yang lebih baik dan matang. Terus berusaha tanpa henti, sampai menghasilkan kesempurnaan, itu yang ada di pikiran Tessa. Gadis itu seperti tak pernah bosan dengan motto-nya.

Jika kalian bertanya, apa bakat yang dimiliki Tessa?

Yang dilakukannya setiap hari, bahkan setiap saat adalah melatih kemampuan tarik suaranya, serta mulai mengasah kemampuan modern dance-nya jika sedang menghabiskan banyak waktu di rumah, apalagi ketika di kamar. Tak segan gadis itu bahkan cuma bergumam saja, yang terpenting prinsip Tessa adalah no day, without sing--atau bisa disebut tiada hari tanpa menyanyi.

Seperti yang terjadi saat ini. Sekarang waktu telah melewati pukul sembilan malam. Terdengar jelas seorang gadis yang bernyanyi di kamar dengan suara merdunya, tak lupa dengan dukungan powernya. Suaranya cukup kencang, sehingga dari luar kamar pun bisa terdengar oleh orang rumah. Terdengar dari suaranya pula, gadis itu sangat menikmati lantunannya, sampai-sampai tak sadar akan waktu yang hampir larut.

"Tessa! Tidur, Nak. Dilihat tuh, jam berapa sekarang. Konser mulu. Lama-lama rumah kita digrebek tetangga gara-gara denger suaramu." kata perempuan paruh baya yang tak lain adalah ibu kandung Tessa. Beliau sedang di dapur, membereskan cucian piring.

Tessa pun membuka pintu kamarnya sedikit. "Ah, Mama ini ganggu anaknya lagi asik aja, deh," celetuk Tessa dengan bibir yang manyun.

"Kamu besok ngampus, kan? Cepetan tidur. Nanti bangun kesiangan, terus telat, Mama nggak mau tanggung jawab pokoknya." ucap sang ibu memperingati anak semata wayangnya.

"Iya, iya, bentar lagi tidur, kok. Mama juga tidur, gih. Udah mau larut malem."

"Ini juga Mama mau tidur. Tapi gimana bisa tidur, kalo kamu masih aja ngonser di kamar. Mana kenceng suaranya." protes ibunya.

"Ish, iya deh, aku udahan kok nyanyinya. Tadi tuh biasa, latian doang. Soalnya akhir-akhir ini nggak tau kenapa, suaraku rada nggak prima. Jadi perlu sedikit diasah, Ma, hehehe."

"Iya, Mama ngerti. Latihan boleh aja, tapi tau waktunya dong. Ini udah mau tengah malem, tapi masih aja dilanjut. Besok lagi kan bisa, Nak. Kasihan, nanti tetangga terganggu." ucap beliau penuh pengertian.

"Iya, maaf, Ma. Ya udah, kalo gitu aku bobo dulu. Good night, Mom." Tessa mengakhiri pembicaraan, agar segera tidur.

"Night too, Tessa."

***

"TESSA!"

Teriakan seorang perempuan berhasil menyita perhatian seluruh mahasiswa/i di dalam kelas. Sekarang jam istirahat pertama. Perempuan itu bisa bebas keluar masuk kelas yang ditempati Tessa. Ya, namanya Novi. Ia adalah sahabat Tessa sejak kelas 1 SMA.

Gadis bernama Novi langsung menghampiri bangku yang ditempati Tessa.

"Apaan sih teriak-teriak. Diliatin yang lain, malu aku, Nov." bisik Tessa ketika tengah merapikan buku-bukunya.

"Hehehe, sorry, kelepasan." cengir Novi.

"Kebiasaan. Manggil orang kenceng banget. Kaya toa masjid sebelah rumah tau nggak." protes Tessa lagi.

DreamWhere stories live. Discover now