14. Menikah

663 59 6
                                    



Sekuat apapun aku mencari cara untuk menjauh tidak akan bisa. Karena takdir-lah yang lebih dulu mendekatkan.

Rizhan Putra Muhadzib

_____

Setelah sebulan lamanya Rizhan tak bertemu dengan Rena, Rena pun akhirnya kembali ke Jogja, dan tinggal lagi di sana, karena rumahnya sudah hampir selesai.

"Han bantuin Alika, Alika gak paham tentang pelajaran yang ini," tunjuk Alika pada buku paketnya.

"Mana sini Ihan lihat," Rizhan melihat bagian halaman yang tak Alika pahami lalu ia menjelaskan.

"Kalian?" Ucap Rena datang tiba-tiba ke tempat Rizhan duduk dan Alika yang sedang ada di taman.

"Rena kok bisa di sini?"

"Rumah gue udah selesai, ya gue tinggal di sini lagi lah, oh jadi gini selama gak ada gue Han?"

"Apa sih?" Sahut Rizhan tak mengerti.

"Ren, ikut gue!" Alvin menarik tangan Rena, lalu membawa Rena pergi dari hadapan Rizhan dan Alika.

"Mereka itu udah lamaran, jangan lo ganggu, selama lo ke Jakarta mereka udah lamaran dua minggu yang lalu, mereka akan menikah mending lo mundur Na!" ucap Alvin.

"Lamaran?"

"Na sekuat apapun lo perjuangin dia gak akan bisa, pilihan orang tuanya lebih," Rena terdiam diri dan mencerna perkataan Alvin dengan baik.

"Na, di sini ada gue, gue yang selalu sayang sama lo, lo gak sadar akan itu!" ucap Alvin memegang kedua tangan Rena.

"Gue juga tau Na, kalau lo kan yang nabrak Alika?" Rena langsung menatap ke arah Alvin yang tadinya dia hanya tertunduk.

"Kok lo bisa tau?"

"Gue liat Na, gue akan tutup mulut," Rena mengangguk.

"Jangan dekati mereka lagi, gue mohon Na, gue gak mau lo sakit hati melihat Rizhan nantinya, kalau bisa lo duluan yang bikin dia sakit hati"

"Caranya?" Alvin membisikkan sesuatu ke telinga Rena.

"Gila! Lo ngajak gue kawin lari? Gak akan!" Rena langsung menjauh dari Alvin.

"Angga stop!, lo gak usah anterin gue pulang, itu ada abang gue di taman, jangan deh nanti abang gue marah, lo pulang duluan aja!" Fira menghela nafas lega saat Angga sudah jauh dari dirinya, Fira pun menghampiri Alika dan Rizhan yang masih di taman.

_____

Selama seminggu Rizhan sangat di sibukkan dengan persiapan acara untuk pernikahannya dengan Alika. Ia mengurusi dan turun tangan langsung untuk melihat dekorasi pelaminan, dan semuanya harus tertata rapi dan indah, selama seminggu kegiatan pasantren dihentikan dulu, semuanya fokus untuk pernikahan Alika dan juga Rizhan.

Rizhan dan Alika membagi undangan pernikahan mereka di kampus.
"Wih selamat ya Han, udah mau nikah aja!" Gurau teman sekelasnya.

"Eh carikan kita jodoh dong," ucap kedua teman tengilnya itu.

"Gue aja jodoh di cariin lah kalian minta cariin, nih undangan," Rizhan menepuk bahu kedua temannya itu, lalu menyebar undangan ke yang lainnya.

"Aldo dan partner," Aldo membaca itu lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Gue gak punya partner anj-" ucap Aldo.

"Kayak gue punya aja, nih Dimas dan partner," Dimas membaca undangan tersebut.

"Vin nih datang ya!"

"Wih selamat ya Han, lo udah nikah jadi Rena buat gue ya," Alvin menepuk bahu Rizhan lalu Rizhan hanya menanggapinya dengan senyuman, dan ia pergi dan memberikan undangan terakhir untuk Rena.

"Ren undangan datang ya," Rizhan memberikan undangan itu, dan dengan cepat Rena merobek undangan itu di hadapan Rizhan. Rizhan hanya terdiam, hatinya sakit melihat Rena merobek undangan itu.

"Gue gak butuh undangan lo, mulai detik ini kita putus sahabatan!" Rena melempar racikan kertas undangan yang ia sobek tadi ke muka Rizhan. Lalu ia pergi dari hadapan Rizhan.

"Maaf...." lirihnya yang masih memandangi Rena.

Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, pakaian putih yang suci dan juga syar'i sangat indah menghiasi tubuh Alika.

Rizhan pun hanya terlihat sendu, ia tahan air matanya untuk jatuh, kini hatinya yang sangat tidak kuat melihat Rena yang berdiri dari kejauhan menatapi dirinya.

"Baik kita mulai ya," ucap penghulu yang hanya berada di samping ustadz Hafizh.

"Bismillahirrahmanirrahim, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putriku Fathia Alika Zoya, dengan mahar Hafalan Surah Ar-Rahman, dan uang sebesar tujuh ratus lima puluh ribu rupiah, di bayar tunai."

"Sa-" Rizhan terhenti lalu menatap kedua wajah orang tuanya, hatinya kini menangis tidak kuat walau air matanya ia tahan untuk turun.

Kedua orang tuanya itupun mengangguk dan yakin bahwa Rizhan bisa.
"Saya-" lagi-lagi Rizhan terhenti.

"Tenangin dulu diri kamu nak, pelan-pelan," ucap penghulu, lalu Rizhan menghela nafas berat dan Hafizh mengulang ijab kabul itu.

Rizhan kembali menjabat tangan Hafizh.
"Bismillahirrahmanirrahim, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putriku Fathia Alika Zoya, dengan mahar Hafalan Surah Ar-Rahman, dan uang sebesar tujuh ratus lima puluh ribu rupiah, di bayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Fathia Alika Zoya binti Hafizh Rahman dengan mahar tersebut di bayar tunai" ucap Rizhan lancar dan meneteskan air matanya.

"Sah para saksi?" Ucap penghulu.

"Sah," gurau semuanya. Lalu Penghulu membacakan do'a, setelah membaca doa Alika keluar dari kamarnya dan menanda tangani buku nikah.

Rizhan hanya menunduk tak melihat Alika yang sudah sah jadi ratunya.
"Tatap istri kamu nak," ucap Zhafran, namun Rizhan hanya menundukkan kepalanya. Alika hanya diam dan menunduk juga.

Rizhan berjalan lebih dahulu menuju pelaminan, sedangkan Alika di bantu Fira dan juga beberapa santriwati yang menjadi Bridesmaids hari itu.

"Kaka ipar Fira cantik banget," ucap Fira dan Alika tersenyum senang mendapatkan pujian dari adik iparnya itu, walau ia tidak mendapat pujian dari Rizhan untuk hari ini.

Rizhan duduk berjarak dengan Alika. Rizhan sama sekali tak melirik Alika.
"Eh Han tatap dulu ratu cantiknya," ucap Aldo dan Dimas, namun Rizhan hanya menunduk lalu memeluknya kedua sahabatnya itu.

"Gue kasihan sama Rena, gue belum mencintai Alika, selama ini aku hanya menjaganya saja," bisik Rizhan di pelukan sahabatnya itu.

"Udah lo gak usah mikirin Rena Han," bisik Dimas lagi lalu melepas pelukan Rizhan lalu kembali menenangkan Rizhan.

Rizhan dan Alika menuju rumah barunya mereka tidak tinggal lagi di dalam pasantren, rumah yang Zhafran dan Syahra berikan sebagai hadiah pernikahan mereka. Rumah itu sangatlah indah, dan tertata rapi karena Syahra yang mendekorasinya.



Gimana kalian senang?😍
Jangan lupa vote dan komentar nya🌟❤️

RIZHAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang